“Segitu bencinya dia sama Elea ya, Ma? Sampai gak mau datang kesini? Jengukin Elea?” Tanya perempuan itu dengan mata berkaca-kaca. Mulutnya dipaksa terbuka memakan asupan gizi bagi bayi yang ada dalam kandungannya. “Adeknya mau ketemu sama Ayahnya loh, Ma.”
“Makannya buktiin sama Gardea. Kamu harus cepet pulih terus kasih penjelasan ke dia.” Zahra menyuapkan makanan terakhir. “Mama mau ke bawah dulu. Lapar soalnya. Mau titip sesuatu gak?”
“Minta Bibi aja yang kebawah. Mama nemenin Elea aja disini.”
“Mama mau ketemu sama temen disini. Bu Aini kan yang punya rumah sakit ini, sekalian mau ngobrol aaja.”
“Yaudah.” Elea mencoba untuk tidak menjadi manusia egois. Membiarkan sang Mama pergi dan dirinya hanya ditemani pelayan saja. Papahnya juga harus tetap bekerja, jadi Elea sekarang hanya bi
