Bagai Hujan tanpa Mendung

1781 Kata

“Astaga astaga.” Jerome sampai memejamkan mata saat Leonor menyemprotkan parfume ke arahnya dengan brutal. Kasihan sang suami disebut bau jigong, padahal itu karena dirinya. “Udah, ini kebanyakan parfume nya.” “Bapak…., lain kali saya pake lakban deh kalau tidur.” Jerome malah tertawa dan mengelus rambut Leonor. “Yuk.” Menggenggam tangan sang istri untuk bergabung bersama dengan yang lain. Mereka melakukan pembukaan disana, dengan suami Shiloh yang melakukan sambutan. sebagai penghormatan pada Kakek, beliau yang dipersilahkan memotong pita. Riuh tepuk tangan terdengar dari orang-orang yang datang. Bukan sembarang restaurant, tempat ini penuh dengan pajangan bersejarah. Pengambilan tema yang cocok, membuat Leonor merasa jadi bangsawan saat masuk ke dalam. Apalagi dengan open konsep, Leon

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN