Part 23

1034 Kata

"Nggak apa-apa, Pa. Toh memang sudah seharusnya masalah ini kami selesaikan berdua. Yang terpenting, Papa dan Nyonya Susanti tahu apa yang tengah terjadi di antara saya dan Bang Dwika." Pandangan Ayah mertuaku berubah sendu, rasa bersalah di wajah tuanya menunjukkan kepadaku betapa beliau sangat menyayangkan ujian besar yang tengah kami hadapi ini. Sudah aku bilang kan Ayah mertuaku ini menyayangiku layaknya Ayahku sendiri. Tidak ada yang bisa beliau katakan selain menepuk bahuku pelan sebelum akhirnya berlalu. Berbeda dengan Ibu mertuaku yang menatapku dengan sinis, setelah di pastikan jika Ayah mertuaku sudah berjalan cukup jauh, beliau mencibir. "Kasihan deh lo! Wajarlah Dwika punya pacar di luar sana, wong anakku itu ganteng. Banyak yang mau." "Hati-hati mulutnya, Bu! Kalau sampai s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN