Part 15

1070 Kata

"Na, kamu nggak apa-apa, kan?" Pertanyaan suamiku kepada sahabatnya ini membuat semua orang membeliak, apalagi saat Bang Dwika menatapku penuh kemarahan, "Alia, kamu benar-benar keterlaluan, Abang benar-benar tidak mengenalmu. Abang kira kamu wanita lembut yang penuh pengertian, ternyata kamu tidak lebih daripada seorang wanita jahat." Dari balik wajah suamiku yang tengah menatap nyalang ke arahku, aku bisa melihat seringai menyebalkan dari Nana yang tengah menangis, tidak ada seorang pun yang memperhatikan hal tersebut karena semua orang kini melihat ke arahku dan Bang Dwika. Benar, kan? Firasat seorang istri tidak pernah salah. Aku tidak sekedar cemburu buta, aku memang merasakan jika Nana datang bukan sekedar meminta pertolongan namun dia hendak mengais keuntungan dari kenangan masala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN