BAB 26 – Sebuah Tamparan

1212 Kata

Malam ini aku putuskan untuk menemani Mentari tidur di kamarnya. Mentari sangat sedih kehilangan adik perempuannya. “Ummy, kenapa sich Aisyah harus pergi sekarang? Kakak ’kan jadi nggak punya adek lagi. Kakak pasti akan sangat merindukan Dedek Aisyah my.” Mentari memelukku sembari terisak-isak. “Berarti Allah sayang banget sama Aisyah kita, makanya Allah paggil Aisyah duluan. Tari tau nggak, kalau dedek Aisyah itu akan langsung masuk surga. Jadi Aisyah lebih bahagia di sana, nggak akan pernah nangis kayak kita.” Aku mencoba menghibur Mentari. Kasihan Mentari, Tari sedang sayang-sayangnya dengan adik perempuannya itu, tapi Allah malah memanggilnya secepat ini.   “My, kalau ummy sendiri kapan akan kasih adek untuk Tari My? Tari kesepian sekarang my?” Kenapa harus pertanyaan itu lagi. Se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN