Aku memilih untuk mengabaikan pertanyaan pelayan itu dan melangkah masuk melewatinya untuk menuju ke meja Mas Nino yang untungnya berada nggak jauh dari tempat pelayan itu berdiri. Mas Nino menempati sebuah meja persegi yang diperuntukkan untuk empat orang. Kalau dalam keadaan normal, aku sudah pasti memilih untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan Mas Nino. Namun, sayangnya keadaan saat ini bukanlah keadaan yang normal seperti biasanya. Mas Nino yang sedang meneliti buku menu di depannya pun lantas mengerutkan keningnya ketika menemukanku yang baru saja menghempaskan b****g di kursi yang ada di sebelahnya. Namun, sedetik kemudian, pria itu sudah kembali menekuri aktivitasnya yang sempat teralihkan tadi, yaitu membaca buku menu. Bertepatan dengan itu, seorang pelayan datang menghampir