Cahaya mentari yang menyusup dari celah-celah gorden kamar membuat tidurku terusik. Suara erangan pun tak ayal keluar dari mulutku, sementara kedua tanganku menarik selimut lebih tinggi sampai menutupi seluruh tubuhku tanpa sisa. Namun, sebuah pemikiran yang melintas di dalam benak lantas membuatku segera membuka mata dengan lebar. “Sial!” Aku mengumpat kecil ketika teringat akan rencanaku yang tertunda sejak tadi malam. menandakan hari sudah pagi. “Mas Nino udah berangkat belum, ya?” gumamku seraya bergegas masuk ke kamar mandi setelah melirik sekilas pada jam yang tertempel di dinding kamar. Teringat kalau hari ini sudah mulai libur pergantian semester, aku pun memutuskan hanya menggosok gigi dan mencuci muka untuk menghemat waktu karena aku ingin segera menemui Mas Nino dan melaksan