Mataku terbuka lebar dengan kepala yang menghadap ke atas ketika mendengar suara lantang yang tiba-tiba tertangkap oleh telingaku. Yang pertama kali aku temukan ketika indera penglihatanku terbuka adalah langit-langit dan suasana kamar yang sudah terang. “Kezia, cepat bangun!!!” Begitu aku menoleh ke arah pintu, mataku lantas menemukan sosok Mas Nino yang sedang berdiri di sana dengan berkacak pinggang sembari melayangkan tatapan galaknya padaku. Namun, bukannya menuruti perintah pria itu, aku malah menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhku dan berharap pria itu mengerti maksudku sehingga segera keluar dari kamar ini. “Cepat siap-siap sebelum saya tinggal. Saya nggak punya banyak waktu untuk menunggumu, Kezia!” titah Mas Nino dengan nada tegasnya. Sementara itu, tangannya sudah me