Aduh, orangnya udah ada di rumah pula. Lagian itu om-om nggak bisa, ya, sekali aja nggak otoriter gitu. Jangan-jangan dia punya keturunan dari Hitler lagi …, batinku bermonolog pada diri sendiri. Aku segera menggelengkan kepala untuk mengusir pemikiran konyol yang baru saja terbesit di dalam benakku dan segera melangkah masuk ke dalam rumah. Betul saja dugaanku tadi. Baru dua langkah aku masuk ke dalam rumah, suara menggelegar yang berasal dari arah ruang tamu sudah langsung menyambutku. “Bagus, bagus. Kalau nggak saya suruh pulang, pasti nggak pulang-pulang ‘kan kamu? Atau jangan-jangan kamu lupa kalau lagi numpang di rumah orang?” berondong Mas Nino bertanya. Pria itu kini sedang duduk di sofa ruang tamu dengan tangan yang terlipat di d**a dan sebelah kaki yang terangkat. Nah, ‘kan …