Back to Scene

1211 Kata
Li Shuai menjalankan mobilnya dengan cukup kencang menuju ke rumah Alex Shen, jalanan malam sudah jauh lebih lengang jika dibandingkan siang hari, tadi siang saat akan melakukan rekonstruksi awal ia harus menempuh kurang lebih satu setengah jam tapi malam ini ia hanya butuh sekitar tiga puluh menit sebelum akhirnya mobil yang ia kendarai tiba di depan rumah Alex Shen, police line masih terpasang di sekitaran rumah itu, malam ini suasana rumah itu seratus delapan puluh derajat berbeda dengan kemarin malam. para wartawan yang meliput kasus ini kini sebagian besar sudah mengalihkan fokusnya di sekitar kantor kepolisian dan rumah duka. Tak nampak lagi kemegahan di balik rumah mewah dengan tembok menjulang tinggi itu kini yang nampak adalah rasa pilu dan mencekam setiap melewatinya. sejak tadi siang hingga sore suasana rumah itu masih ramai, mulai dari petugas polisi yang melakukan penyelidikan lebih lanjut, hingga reporter yang melakukan siaran langsung di depan rumah, atau sekadar warga yang sengaja lewat dan berhenti sambil membicarakan sang selebriti yang sudah tiada itu. Li Shuai turun dari mobil nya, ia berhenti tepat di depan bangunan yang masih dipagari oleh garis pembatas polisi, selama investigasi berlangsung tidak ada yang boleh memasuki bangunan tersebut, apalagi normalnya Alex Shen memang tinggal sendirian dirumah itu. ia mengeluarkan segepok kunci dari jaketnya kunci gerbang bangunan itu, perlahan ia membuka pintu gerbang sembari mengamati sekeliling, sepi, senyap. Ia mengamati CCTV yang ada di atas gerbang. bagaimana cara wartawan itu masuk tanpa terekam oleh CCTV dan tanpa diketahui oleh petugas yang berjaga? sebuah pertanyaan yang harus ia temukan jawabannya malam ini juga, Li Shuai membuka pintu gerbang perlahan menggunakan kunci yang ia bawa dari kantor polisi, alih-alih langsung masuk kedalam Li Shuai memilih untuk berjalan mengitari halaman rumah itu sembari mengingat-ingat titik buta CCTV yang sudah ia hafal diluar kepala,Lampu-lampu di sekitar halaman rumah itu tak dinyalakan, hanya beberapa lampu taman kuning saja yang menyala membuat suasana menjadi remang-remang, Li Shuai menyalakan senter di ponselnya, menyorotkan cahaya itu ke sekelilingnya mencari petunjuk, tiba-tiba senternya menyinari sesosok manusia tak jauh dari posisinya berdiri saat ini. ********* Sepanjang siang ini An Huan dan merasa moodnya sangat buruk, ia belum bisa melupakan kesialannya tadi malam, tak hanya gagal mendapatkan berita ter-update, foto-foto yang berhasil mereka jepret semalam juga sudah sirna, itupun sudah syukur karena ia tak ditangkap dengan tuduhan menyabotase TKP. “hampir saja, nyariiiis kami bisa mendapatkan jepretan bombastis, kalau saja tidak ada petugas polisi yang tiba-tiba muncul seperti hantu dari belakang, Shi Hui jie kita sial sekali.” Kata Luo Yi tak henti-hentinya menyesali apa yang terjadi kemarin malam. “hmmm kau masih belum bisa move on ya, sudahlah yang terpenting kameramu masih aman?” “Iya kau benar jie.” Kata An Huan mengiyakan perkataan Shi Hui. Yang diajak berbicara sedari tadi sibuk mengutak-atik komputernya, seharian ini hampir semua staff Zhenxiang diturunkan untuk mencari segala berita yang berkaitan dengan Alex Shen, tak terkecuali dirinya. Hari ini Shi Hui berhasil mewawancarai beberapa teman dekat Alex. Alex berencana untuk melamar seorang gadis dalam waktu dekat ini, namun siapa gadis itu tak ada yang tahu, Alex Shen benar-benar merahasiakannya. Seorang pria yang sedang berencana untuk melangkah ke arah masa depannya, lalu mengapa tiba-tiba ia memilih untuk bunuh diri? Apakah ia memiliki masalah dengan gadis pujaannya itu? entah mengapa ada yang mengganjal di benak Shi Hui sedari kemarin, tapi ia sendiri pun tak mengerti. Shi Hui membuka-buka website yang berbicara mengenai pemuda itu hingga ke akun weibonya, namun semakin ia mencari tahu mengenai pemuda itu semakin besar keyakinannya bahwa ada yang tak beres. Kabar yang beredar semua bukti-bukti mengarah ke arah murni bunuh diri besok pagi pihak kepolisian akan mengadakan jumpa pers. Bukan karena masa lalunya, Gadis itu tetap berusaha untuk selalu profesional, bukan kali ini saja ia meliput kasus bunuh diri, namun kasus kali ini benar-benar mengganjal di hatinya. Seperti An Na saat itu...gadis itu benar-benar tak memiliki indikasi bunuh diri dan itu juga yang membuatnya tak percaya dengan apa yang dikatakan orang-orang panti dan bahkan polisi sekalipun. Atau mungkin….atau mungkin ia tak benar-benar mengenalnya…… Setelah telah menyelesaikan artikelnya sebuah artikel dengan judul, ‘Benarkah Kematian Alex Murni bunuh Diri?” Shi Hui memeriksa kembali tulisan itu sekali lagi dari atas hingga ke bawah untuk memastikan tak ada typo. “Wen Shi Hui….Wen Shi Hui….sungguh judul yang sangat clickbait, eh sejak kapan kau jadi suka membuat judul yang berpotensi menggiring opini publik seperti ini.” Tanya Qin Qin yang tahu-tahu sudah bergeser dengan kursi berodanya ke samping Shi Hui. “Uhmmm sebenarnya tujuanku bukan untuk itu, ini lebih kepada rasa penasaranku saja, entah mengapa aku merasa kalau kasus ini bukan murni bunuh diri.” “kenapa kau berkata seperti itu?” “Kau tahu, dari seorang sahabat dekat Alex Shen yang aku wawancarai tadi siang dia mengatakan kalau Alex pernah mengatakan kalau ia berniat melamar seorang gadis.” “Sungguh dengan siapa, wah ini bisa jadi berita besar?” “Entahlah sayangnya mereka juga tak tahu siapa gadis yang dimaksud, kau tahu kan ALex terkenal memiliki banyak gadis di sekelilingnya, bahkan sahabat dekatnya pun tak tahu.” “Seorang yang mau melamar, rasanya janggal kalau dia tiba-tiba bunuh diri.” “Atau jangan-jangan lamarannya ditolak, dan ia merasa sakit hati.” “Uhmmm entahlah aku juga tidak yakin, mungkin itu hanya instingku saja, makannya aku juga tak bisa membuat judul yang akan menggiring opini tanpa aku punya dasar yang kuat.” Qin Qin mengangguk tanda setuju,” SHi Hui artikelmu sudah selesai bukan? ayo kita pulang, besok kita masih akan ada konferensi pers terkait kasus ini, hoaemmm aku sudah mengantuk sekali.” Kata Qin Qin sambil mengemasi barangnya. “aku masih harus mengedit sedikit artikel, kau pulanglah duluan “He he iya...baiklah kalau begitu, Zaijian!” “Zaijian!” Balas Shi Hui sembari melambaikan tangan ke arah Qin Qin. **** selesai memposting beritanya Shi Hui melirik jam tangan di pergelangan tangannya dan terkejut saat melihat ternyata jam sudah menunjukkan sudah lewat tengah malam, tinggal ia sendiri di dalam kantor. Shi Hui segera membereskan meja kerjanya dan berkemas, bersiap untuk pulang. Sesampai di depan SHi Hui memesan sebuah taxi, karena hari sudah larut malam ia memilih untuk naik taksi malam ini daripada harus berjalan kaki apalagi ia sudah merasa capek hari ini. Tiba-tiba sebuah pikiran muncul di kepalanya, Ah entahlah apapun yang terjadi aku harus kembali ke rumah itu,aku yakin pasti ada sesuatu… Rasa penasarannya benar-benar mengalahkan rasa lelahnya, ia meminta si supir taksi untuk berbalik arah dan mengantarnya untuk kembali ke rumah itu, rumah Alex Shen. **** Begitu sampai ke depan rumah Alex Shen, Shi Hui segera memutar ke belakang, menuju ke arah lubang tersembunyi yang menjadi jalan rahasianya untuk masuk kedalam, sama seperti kemarin. Suasana sangat sunyi dan gelap, namun tak ada rasa takut sama sekali meskipun rumah itu adalah tempat terjadinya kasus sehari yang lalu. Sendirian sejak kecil secara tidak sadar telah menempa mental Shi Hui, ia tak pernah takut oleh hal hal seperti ini, bahkan jika harus melakukan uji nyali di pemakaman seorang diri malam-malam pun sepertinya sama sekali bukan masalah untuk gadis itu. Shi Hui berjalan menyusuri jalan yang sama seperti kemarin, terus berjalan, ia sendiri pun tak tahu apa yang sebenarnya ia cari. Tepat di depan jendela kamar Alex ia berhenti, melongok kedalam, tiba-tiba sebuah cahaya terarah kepadanya, cahaya putih yang menyilaukan matanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN