“Memikirkan siapa?” Deg! Gamal terperanjat dan langsung melihat ke sumber suara. Matanya menatap seseorang yang masih berada di ambang pintu sedikit terbuka. Glek! Oh Shitt! Gamal meneguk berat salivanya sendiri. Betapa bodohnya dia, ternyata sejak tadi ia lupa mengunci rapat pintu kamarnya. Apakah dia mendengarnya sejak tadi? Sudah berapa lama dia berdiri disana? Apa saja yang ia bicarakan tadi? Kenapa dia bisa lupa seperti ini! Dasar bodoh! Gamal langsung beranjak dari duduknya, kemudian berjalan menuju pintu kamarnya. “Kau mengagetkan Mas saja, Queen. Kenapa berdiri disana, hmm? Ayo kesini. Tadi Mas baru saja membuka kiriman dari Mas Aka. Dia mengirimkan coklat untuk kita,” ujar Gamal dengan nada bicara sangat lembut sekali. Dia menyuru