Bab 53

1921 Kata
Ketika pertama kali membuka mata, semua orang pasti langsung memikirkan waktu, menanyakan pukul berapa saat ini, atau mungkin sedang dimana dirinya berada. Ya, Kyra juga memikirkan hal yang sama saat ini. Ini sudah pukul berapa? Kyra mengusap wajahnya dengan pelan. Bisa dia rasakan ada aliran air mata yang membasahi pipinya. Ah, apa-apaan ini? Sangat menjijikkan! Apa yang baru saja terjadi? Kyra menatap ke sekeliling tempatnya tidur. Bagaimana mungkin Kyra bisa tidur di kamar Kalila? Benar-benar menggelikan. Kyra tidak pernah menyukai hal ini. Kyra sangat membenci apapun yang berhubungan dengan Kalila. Kalila itu naif, dia sama sekali tidak bisa melakukan apapun karena dia naif. Manusia seperti Kalila tidak akan pernah bisa bertahan di dunia ini. Kyra bangkit dari posisi tidur lalu meregangkan kedua tangannya. Sebenarnya ini adalah kesempatan yang cukup bagus. Kyra harus mencari tahu dimana ponsel Kalila dan Kyra harus melakukan sesuatu kepadanya. Ah, salah sendiri, Kalila itu sangat menyebalkan. Sejak awal Kyra memang tidak menyukai Kalila. Kenapa takdir harus melakukan ini kepada mereka? Kalila meletakkan ponselnya di dalam tas miliknya sehingga Kyra bisa menemukannya dengan sangat mudah. Astaga, selain naif Kalila juga sangat bodoh. Kalila tersenyum sinis ketika dia membaca pesan yang Kalila kirimkan kepada Revan. Memangnya Kalila pikir siapa dirinya? Apakah ada pria yang menyukai perempuan seperti Kalila? Kalila sangat menyedihkan, dia juga menjijikkan. Kenapa Revan membalas pesan Kalila dengan sangat ramah seakan pria itu menyukai Kalila? Astaga, Kyra sangat tidak menyangka jika selera Revan sangat rendah. Baiklah, biar Kalila perbaiki segalanya. Revan harus tahu jika Kyra jauh lebih baik dari Kalila. Apapun yang terjadi, Revan harus memilih Kyra karena saat ini Kyra merasa jika dia juga membutuhkan seseorang di dalam hidupnya. Iya, Kyra selalu sendirian, dia sama sekali tidak pernah berbicara dengan orang lain karena setiap ada orang yang mencoba berbicara dengan Kyra, maka orang itu akan berakhir dengan celaka. Kyra tidak suka ada yang mengganggu dirinya, tapi Kyra juga merasa tidak suka ketika dia harus duduk sendirian di apartemennya tanpa melakukan apapun. Tempat itu selalu saja menunjukkan betapa kesepiannya Kyra. Kalila tertawa pelan ketika dia mengirimkan pesan singkat dari ponsel Kalila kepada Revan. Baiklah, sepertinya Kyra harus segera bersiap saat ini juga. *** Kyra menatap sinis ke arah orang-orang yang diam-diam memperhatikannya. Sungguh, Kyra sama sekali tidak mengira jika dia akan datang 30 menit lebih cepat dari janji yang dia buat dengan Revan. Ya, Kyra terlalu bersemangat. Kyra benar-benar terkejut dengan dirinya sendiri. Sepertinya Kyra memang sudah menyukai Revan dengan sungguh-sungguh. Ah, akhirnya orang yang Kyra tunggu datang juga. Kyra sama sekali tidak menyangka jika hal ini akan berhasil. Iya, Kyra memang mengirimkan pesan dari ponsel Kalila dan meminta Revan untuk datang di sebuah tempat bermain di salam satu pusat perbelanjaan yang cukup terkenal. Kyra tertawa pelan. Revan akan sangat terkejut ketika melihatnya ada di sini. Baiklah, mari kita mulai semuanya.. Kyra merasa sangat tidak sabar. “Kyra?” Ya, Revan tampaknya sangat terkejut ketika dia menemukan Kyra. Revan cukup jeli dalam memperhatikan perbedaan antara Kyra dan Kalila padahal mereka memiliki wajah yang sama. Begitulah, Kyra dan Kalila hanya berbeda dalam hal pakaian saja. Mengenai yang lainnya, mereka sama.. “Hai, lo udah di sini.. jadi lo harus temenin gue main sepuasnya..” Kata Kyra sambil menunjukkan berbagai permainan anak-anak yang ada di depannya. Revan pasti akan menolak Kyra, tapi tentu saja Kyra tidak akan diam saja. “Lo nipu gue?” Tanya Revan. Kyra menggelengkan kepalanya dengan santai. Ah, memangnya Revan tidak tahu jika Kyra selalu memiliki ribuan cara untuk bisa mendapatkan apa yang dia mau? Baiklah, begini.. selama ini Kalila sudah memiliki banyak kesempatan untuk menikmati kehidupannya, apakah sekarang tidak bisa jika Kyra berusaha menikmati kehidupannya juga? “Temenin gue main basket di sana. Kalo lo yang menang, lo boleh langsung pulang, tapi kalo gue yang menang, lo temenin gue main di sini sepuasnya” Kata Kyra sambil menunjuk ke arah mesin permainan basket. Revan tampak mengernyitkan dahinya. Ah, seharusnya Revan tidak perlu menolak tantangan mudah ini, bukan? Kyra rasa semua orang bisa bermain basket, ya mungkin tidak semahir dirinya, tapi tetap saja.. Kyra menarik tangan Revan untuk mendekati mesin itu. Ini adalah pertandingan yang sangat mudah. Revan akan melawan seorang perempuan, apakah dia merasa takut? Kyra sudah memikirkan berbagai macam cara agar dia bisa membuat Revan tinggal lebih lama di sampingnya. Begitulah, kisah ini akan sangat menyedihkan jika Revan menolak tantangan yang Kyra berikan. Ah, Kyra sudah terlanjur menyewa tempat bermain ini selama satu jam ke depan. “Lo takut?” Tanya Kyra dengan santai. Revan tampak menghembuskan napasnya dengan pelan. Terlihat dengan jelas jika dia kesal dengan Kyra. Terserah saja, Kyra sama sekali tidak peduli jika Revan merasa kesal atau semacamnya. Yang penting Kyra harus tetap berusaha untuk mendekati Revan bagaimanapun caranya. Baru kali ini Kyra memiliki harapan dalam hidupnya. Tidak bisakah semuanya berjalan dengan lancar? Kali ini saja.. “Lo pikir gue tertarik? Kyra, tolong jangan ganggu hidup gue. Lo ngapain pake ponselnya Kalila? Dia di mana?” Tanya Revan dengan kesal. Kyra mengendikkan bahunya dengan santai. Jujur saja Kyra sama sekali tidak peduli dengan Kalila. Kenapa Kyra harus tahu Kalila ada di mana? Memangnya siapa Kalila? Kembarannya? Ah, sangat menarik! Kyra tertawa pelan, tidak dia sangka jika mendekati Revan akan sesulit ini. Apakah Revan memang sudah menyukai Kalila? Kalila dan Kyra memiliki wajah yang sama, apa sulitnya menyukai Kyra? Bukankah rasanya akan tetap sama seperti sedang bersama dengan Kalila? Sungguh menyebalkan! Kalila akan terus mengganggu hidup Kyra jika Kyra tidak segera menyingkirkannya. “Lo main basket sama gue, kalo gue kalah, lo boleh langsung pulang, Revan.. tapi kalo gue menang, lo harus temenin gue. Please..” Kata Kyra sambil menatap Revan. Kyra tidak pernah memohon pada siapapun. Sama sekali tidak pernah.. Bahkan ketika Kenzo datang dan memilih untuk menyelamatkan Kalila, Kyra sama sekali tidak pernah memohon agar dia juga diselamatkan. Iya, Kyra menyadari jika di dunia ini hanya akan ada Kalila saja yang diinginkan, Kyra tidak akan pernah mendapatkan tempat. Kyra bahkan tetap diam ketika semua orang membuat rencana untuk menyingkirkan dirinya. Sungguh, apakah Kyra memang layak untuk ditolak? “Kyra, gue nggak mau bikin lo sakit hati lagi. lo jalani hidup lo sendiri, jangan ganggu gue” Kata Revan dengan santai. Kehidupan apa yang harus Kyra jalani? Semua orang tidak mengharapkan keberadaan Kyra. Semua orang berharap jika Kyra tidak pernah ada. Memangnya Kyra salah jika dia hadir di dalam kehidupan Kalila? Kalila sendiri yang tidak mampu menghadapi masalahnya sehingga Kyra harus turun tangan. Lalu setelah itu Kalila berharap jika Kyra akan pergi begitu saja? Oh, sungguh menyedihkan. “Kali ini aja.. gue mau main basket sama lo kali ini aja..” Kata Kyra dengan pelan. Tidak masalah jika Kyra harus menurunkan egonya di depan Revan. Ya, sama sekali tidak masalah. Kyra sering berharap jika akan hadir seseorang yang menariknya dari mimpi buruk ini. Kyra sama sekali tidak pernah mengira jika akhirnya dia bertemu dengan Revan. Kali ini saja, hanya kali ini saja Kyra berharap akan ada yang menyelamatkannya. Bukan hanya Kalila saja yang membutuhkan pertolongan. Kyra juga sedang sekarat. Kyra butuh bantuan dari orang lain. Sayangnya, sama sekali tidak ada yang peduli dengan Kyra. Mereka akan tertawa dengan keras ketika Kyra menunjukkan kelemahannya. Kalila akan merasa menang ketika Kyra terlihat lemah. Selama ini Kyra terus membangun temboknya sendiri, menjadi pribadi kuat yang tidak akan pernah bia dihancurkan oleh Kalila yang lemah. Tapi sekuat apapun Kyra, ternyata dia tetap membutuhkan bantuan orang lain. Dia tetap mengharapkan uluran tangan orang lain karena dia memang tidak sanggup bangkit sendiri. Kyra tetap membutuhkan orang lain.. “Lo habis ketemu Kalila? Apa dia baik? Lo nggak bikin dia celaka ‘kan?” Tanya Revan. Kyra mendengus dengan kesal. Kenapa selalu membicarakan Kalila? Apa yang istimewa dari Kalila? Apakah karena Kalila baik? Ya, perempuan naif dan munafik itu pasti akan disukai karena dia baik. Memangnya apa untungnya menjadi baik? “Revan, cuma sekali ini aja. Gue bakal biarin lo pulang asal lo mau main basket sama gue..” Kata Kyra dengan pelan. Revan menggelengkan kepalanya dengan tegas. Pria itu bahkan langsung membalikkan tubuhnya dan melangkah meninggalkan Kyra yang sekarang sedang kesal setengah mati. Apa yang Revan lihat dari Kalila? Bukankah Kyra jauh lebih baik darinya? Kalila hanya akan diam sambil menangis jika dia mendapatkan masalah, tapi Kyra tidak akan melakukan hal itu. Jadi, apa bagusnya Kalila? Dia perempuan lemah yang tidak bisa melakukan apapun. Sial! Kyra sangat kesal dengan Kalila. Kyra berlari dengan cepat untuk menyusul Revan yang sudah jauh dari pandangannya. “Gue laper, lo temenin gue makan dulu..” Kata Kyra dengan santai. Revan menolehkan kepalanya sejenak tapi tampaknya dia sangat tidak peduli dengan apa yang Kyra katakan. Jika Kalila yang meminta makan, apakah Revan juga mengabaikannya seperti ini? Ya ampun, Kyra sangat benci dengan Kalila. Kenapa Kalila harus mendapatkan semua hal yang tidak pernah Kyra dapatkan? Sial! “Gue laper, lo nggak peduli sama gue? Kalo gue mati kelaperan, lo juga nggak peduli?” Tanya Kyra sekali lagi. Revan menghentikan langkah kakinya dan menatap Kyra dengan kesal. Ah, apakah semua orang memang harus menatap Kyra dengan pandangan seperti itu? Apakah salah jika Kyra mengajak Revan untuk makan sebelum mereka pulang? Permainan yang Kyra rancang sudah gagal. Revan menolak untuk bermain basket, tapi apakah Revan juga harus menolak ajakan makan Kyra? “Lo udah dewasa, Kyra. Gue yakin lo juga punya uang, lo pasti nggak akan mati kelaparan. Lo bisa makan kapanpun lo mau makan” Kata Revan sambil berlalu begitu saja. Kyra benar-benar tidak percaya dengan hal ini,  kenapa Revan selalu menolak Kyra? Apa salahnya menemani Kyra untuk makan sebentar? “Gue bakal makan kalo lo mau nemenin gue” Kata Kyra. Revan kembali menghentikan langkahnya lalu menatap Kyra sejenak. “Well, artinya lo boleh tetep kelaperan. Gue nggak mau makan sama lo” Kata Revan dengan santai. Kyra tidak akan kehabisan akal. Kyra akan tetap berusaha membuat Revan mengikuti apa yang dia inginkan. Sungguh, apakah permintaan Kyra terlalu sulit? Kyra hanya ingin makan bersama dengan Revan. Apakah itu adalah hal yang sulit untuk dilakukan? Jika Kalila yang meminta, apakah Revan akan menolak? “Gue bakal lompat dari atas gedung kalo lo ninggalin gue, Van..” Kata Kyra dengan sungguh-sungguh. Mungkin Revan akan kembali mengatakan iika dia tidak peduli dengan apa yang Kyra lakukan. Tapi Kyra tidak pernah main-main, dia akan melakukan apapun yang ingin dia lakukan. Ya, tentu saja Kalila yang harus menanggung semua perbuatan Kyra. Jika Kyra lompat dari atas gedung, entah apa yang nanti akan terjadi pada Kalila. Kyra tidak pernah takut untuk mengakhiri hidupnya, asalkan Kyra yang menang. Lebih baik mengakhiri hidupnya sendiri dibandingkan melihat kekalahannya terjadi di depan matanya. Kyra tidak akan sanggup melihat Kalila menang dalam permainan ini. Ya, Kyra yakin jika dia yang akan menang, tapi tentu saja ada banyak kemungkinan buruk yang harus Kyra siapkan. Bisa saja kali ini Kalila menyiapkan sebuah rencana untuk menghancurkan dirinya. Ah, memangnya siapa Kalila? Apakah dia mampu mengalahkan Kyra? “Lo mau bunuh diri? Kyra, gue pernah gagalin lo bunuh diri, sekarang gue nggak akan lakuin hal itu lagi. Lo bisa nentuin apa yang lo mau. Lo udah dewasa, belajar berpikir yang bener” Kata Revan sambil kembali meninggalkan Kyra. Iya, Kyra memang tidak bisa melakukan apapun sekarang. Semuanya sudah Kyra coba, Kyra hanya ingin Revan menatapnya. Hanya itu saja.. apakah memang terlalu sulit untuk dilakukan? “Lo bakal menyesal, Revan..” Kata Kyra dengan pelan. Revan memang sangat sulit untuk didapatkan, tapi ego yang Kyra miliki jauh lebih besar dari apapun. Kyra tidak akan menerima kekalahan ini. Baiklah, sepertinya tidak masalah jika Kyra kembali menghajar Kalila untuk menunjukkan kepada Revan jika Kyra tidak pernah suka main-main.     
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN