Masih dengan mengusap-usap punggung Fela agar gadis kecilnya itu tenang, Ayunda menarik napas. Lalu, menghembuskannya. "Jatuh Mas.." "Kapan!? Dimana!? Kenapa kamu nggak bilang saya!?" Beruntun dan penuh dengan nada kekhawatiran seorang ayah pada putri semata wayangnya. Ayunda cukup paham apabila Satya bersikap demikian. Ini semua karena Fela merupakan putri tercintanya, malaikat kecil tak bersayap yang harus ia jaga seorang diri tanpa ibu kandung yang telah bersemayam di surga-Nya. Tanpa Ayunda duga, Fela berteriak, "Ela nyebrang sembarangan dan tertabrak motor Ayah!" "APA!?" Suara Satya menggelegar memenuhi seluruh ruangan apartemen miliknya ini. Ayunda hanya dapat memejamkan matanya. Ia juga tidak boleh menyalahkan si kecil, mau bagaimana pun juga apa yang dikatakan oleh Fela tidak s