Pukul tujuh malam, Gea masih berkutat dengan komputer di depannya. Sebuah kacamata melindungi matanya dari radiasi yang di pancarkan oleh komputer. Matanya sudah sedikit lelah. Namun, pelerjaannya belum selesai. Mungkin, bisa selesai dua jam lagi. Jika saja Reno sudah pulang, Gea juga akan langsing pulang. Pekerjaan, bisa dia lanjutkan besok. Tetapi, Reno pun belum pulang. Karena itu, Gea pun tak bisa kabur. Terpaksa dia bekerja walaupun harusnya sekarang sudah pulang. Marwan ataupun Reno, sama saja di mata Gea. Selalu seenaknya dan mengancam seenak jidat. Memaksanya untuk selalu lembur, padahal dia juga manusia yang butuh waktu istirahat cukup. Mungkin, ini disebabkan olehnya juga yang berani-beraninya menjahili Reno dan membuat bosnya itu kesal. Tapi, ada kepuasan tersendiri bagi Gea