bc

Crazy Boss!!!

book_age16+
166
IKUTI
1.6K
BACA
family
HE
fated
opposites attract
friends to lovers
heir/heiress
blue collar
drama
sweet
lighthearted
kicking
city
office/work place
assistant
like
intro-logo
Uraian

"Aku akan pensiun. Posisiku, akan digantikan oleh putra semata wayangku."

Bagi Gea, perkataan Bos-nya di kantor itu bukanlah masalah besar. Dia malah merasa lega. Sebab, dia sudah capek menjadi bawahan yang selalu dikendalikan kesana-kemari. Dia berharap, Bos barunya tak akan semenyebalkan Marwan, pria yang sudah berusia 62 tahun, dan sudah tiga tahun menjadi Bos-nya.

Naas, ayah dan anak sama saja. Kepala Gea malah tambah pusing saat menghadapi Bos barunya yang merupakan anak Marwan. Mereka sama-sama egois, menyuruh seenak jidat, dan tak memikirkan dirinya. Padahal, dia juga manusia biasa.

Gea sudah memberi label 'Crazy Boss' pada Bos barunya yang bernama Reno. Memang terlihat keren dari luar. Tapi nyatanya, dia itu gila dan menyebalkan. Para karyawati tak tahu sifat asli Reno. Dan hanya Gea-lah yang mengetahui segala sikap menyebalkan Reno.

chap-preview
Pratinjau gratis
1
Pukul sembilan pagi, Gea sudah berada di bandara. Biasanya, jam segitu dia sedang berkutat dengan tumpukan pekerjaan sebagai seorang sekretaris. Namun, hari ini dia disuruh oleh bosnya, untuk menjemput calon bos barunya. Pemberitahuan saja, bos Gea selama tiga tahun ini, bukanlah seorang pria muda nan tampan yang gagah dengan segala pesona maut. Bukan. Karena bos Gea adalah seorang pria lanjut usia berusia 62 tahun. Yang karena usianya sudah tua, sering membuat Gea naik darah. Bosnya juga memiliki istri dan usia mereka hanya terpaut tiga tahun. Gea kagum juga pada bosnya yang selama ini dia lihat, selalu setia. Tak pernah sekali pun Gea melihat bosnya yang bernama Marwan itu bersikap genit pada wanita lain. Padanya pun, Marwan seperti memperlakukan anak sendiri. Kadang, Gea juga berterima kasih pada Marwan juga istrinya yang baik hati terhadapnya. Sayang, kadang juga sifat pasangan suami istri itu menyebalkan. Membuat Gea frustasi dan kesal sepanjang hari. Marwan Mahardika dan Anin Lestari. Pasangan suami istri yang kadang bisa menjadi orangtua bagi Gea, kadang juga bisa menjadi pemimpin kejam yang semena-mena. Mereka memang ramah dan baik. Tapi, kelakuan mereka yang semakin tua semakin menjengkelkan. Satu lagi, mereka semakin cerewet. Dan hari ini, Gea ditugaskan untuk menjemput putra semata wayang Marwan dan Anin. Kalau tidak salah, namanya Reno Mahardika. Gea tahu itu saat Anin dengan panjang lebar menceritakan anaknya, padahal Gea sudah ngantuk berat. Harapan Gea adalah nasibnya bisa berubah lebih baik. Dia berharap, calon bos barunya yang bernama Reno itu tidak semenyebalkan orangtuanya. Ya, semoga saja. Lima belas menit sudah Gea menunggu, dan Reno masih belum terlihat. Di tangan Gea, ada selembar foto Reno yang diberikan Anin kepadanya. Katanya, biar Gea mengenali wajah Reno. Karena memang, Gea tak tahu seperti apa rupa Reno. Mereka belum bertemu karena selama ini, Reno tinggal di Kanada. Menit demi menit pun terlewati. Gea melihat seorang pria berjalan mendekat ke arahnya. Pria dengan setelan formal, dan terlihat angkuh. Ada sebuah kacamata yang menutupi mata pria itu. Gea pun bolak-balik melihat pria itu dengan foto di tangannya. Meyakinkan diri kalau orang itu adalah orang yang dia tunggu. "Aku Reno Mahardika. Apa kau orang yang disuruh untuk menjemputku?" Pria itu langsung bertanya setelah berdiri di hadapan Gea. "Iya. Saya orang yang bertugas menjemput Anda," jawab Gea sopan. Pria bernama Reno itu pun menurunkan kacamatanya. Menatap Gea dengan teliti dari atas sampai bawah dan terus begitu selama beberapa kali. Gea heran melihatnya. Apa ada yang salah dengan dirinya hari ini? "Cepat panggil taksi." Reno memerintah. "Ehm, tapi saya bawa mobil sendiri," ucap Gea sedikit ragu. Lagi, Reno menatap Gea dengan teliti. Membuat Gea risih sendiri. Reno pun akhirnya mengangguk dan meminta Gea membawanya juga asistennya menuju mobil. Setelah sampai, asisten Reno memasukkan koper Reno terlebih dahulu ke dalam bagasi mobil. Asisten Reno memang seorang laki-laki. Asisten yang menjadi tangan kanannya selama tinggal di Kanada. "Roby, kau yang menyetir. Aku tidak percaya jika seorang wanita yang menyetir," ucap Reno kala melihat Gea hendak duduk di jok kemudi. Mendengar itu membuat Gea kesal. Matanya memicing tajam pada Reno yang memasang wajah datar. Mau tak mau, Gea pun beralih tempat. Dia hendak duduk di samping Roby. Namun, suara Reno kembali menginterupsi dan membuat Gea tambah kesal. "Siapa yang menyuruhmu duduk di depan?" Reno bertanya dengan suara keras. Gea mengepalkan kedua telapak tangannya. Dia pun kembali menutup pintu dan duduk di belakang, di samping Reno. Dengan wajah tertekuk kesal, Gea duduk dengan tangan dilipat. Wajahnya setia memandang keluar jendela. Enggan rasanya menatap pria yang duduk di sampingnya. 'Anak dan ayah sama saja. Sama-sama nyebelin.' Gea terus saja menggerutu dalam hati. Harapannya mendapatkan bos yang baik dan ramah sirna seketika. Tanpa bertanya pun, sudah bisa dilihat bagaimana watak Reno. Ya pasti, gak jauh dari sifat orangtuanya yang dominan menyebalkan. "Sudah berapa tahun kamu bekerja pada ayahku?" tanya Reno. Dia melirik Gea sekilas lalu kembali menatap lurus ke depan. "Tiga tahun." Gea menjawab singkat dan sekenanya. Malas rasanya berkomunikasi dengan pria arogan dan angkuh seperti Reno. Untuk beberapa saat, suasana dalam mobil terasa begitu hening. Gea setia memandang keluar jendela, dan Reno setia memperhatikan Gea dari samping. Keningnya berkerut dengan mata yang terlihat sangat fokus. Roby yang melihat itu lewat spion tengah hanya tersenyum tipis. Bosnya, memang aneh. Dengan tiba-tiba, Reno menyentuh dagu Gea. Gea tersentak kaget dan melotot marah kala kepalanya didongakkan oleh Reno. Terlihat, Reno memperhatikan leher Gea dengan seksama. "Apa-apaan sih?! Lepaskan saya!" Gea berteriak marah dan menepis tangan Reno dengan kesal. Wajahnya memerah karena amarah. Sedangkan Reno, masih memajang wajah datar tanpa dosa. "Aku hanya mengecek saja. Kau itu perempuan tulen atau perempuan jadi-jadian," jawab Reno kalem. Kemarahan sudah mencapai ubun-ubun Gea. Jika tidak ingat kalau Reno adalah calon bos barunya, Gea bisa dengan mudah melayangkan tamparan pada Reno. "Alasan apa yang membuat Anda berpikiran seperti itu?" tanya Gea dengan geraman tertahan. Reno menanggapi kemarahan Gea dengan santai. "Hanya memastikan saja. Aku tidak mau punya sekretaris seorang perempuan jadi-jadian. Kamu tak punya jakun, jadi pasti kamu perempuan asli," jawab Reno enteng. Gea menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Mengulas senyum yang sangat terpaksa pada Reno. "Jika saja Anda bukan anak Pak Marwan dan Bu Anin, saya pasti sudah-" "Sudah apa? Menamparku? Mengomeliku? Silahkan saja. Taruhannya, pekerjaanmu," ucap Reno memotong kalimat Gea. Gea menatap Reno dengan tatapan marah dan garang. Sedangkan Reno menyeringai tipis melihat wajah merah Gea. "Jangan marah-marah. Nanti wajahmu cepat keriput," ucap Reno meledek. Gea mendegus kasar dan langsung memalingkan wajah. Berharap semua ini hanyalah mimpi buruk saja. Dia tak akan sanggup rasanya menghadapi bos semenyebalkan Reno. 'Apa aku harus menenggelamkannya? Umurku tak akan lama jika menghadapi dia yang sangat menyebalkan. Tapi, aku tak mau dipenjara karena kasus tindak kejahatan.' Gea terus bergumam dalam hati. Memikirkan banyak rencana untuk memusnahkan pria semacam Reno yang selalu memancing amarah. 'Lebih baik, aku terus berdo'a semoga dia cepat mati. Ya, begitu lebih baik.' "Memikirkan apa? Memikirkanku?" Reno bertanya sambil menatap Gea. Gea mengernyit jijik mendengarnya. Kembali membuang muka dan enggan menatap Reno. "Bukan urusan Anda." "Menjadi urusanku. Karena kau akan menjadi sekretarisku." Gea mendecih pelan mendengar itu. Bibirnya langsung tertekuk kecewa. Tak bisa membayangkan bagaimana hari-harinya ke depan setelah posisi bos sah di ganti. Gea hanya berharap, dia di beri kesabaran lebih. Berharap, tiba-tiba Reno amnesia dan berubah menjadi baik. Atau, Reno tiba-tiba mati saja. Salah kah?

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tentang Cinta Kita

read
205.4K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
148.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
149.0K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
283.4K
bc

TERNODA

read
191.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook