"Aku bukan lagi Duda, tapi suamimu!"
Seperti tahu apa yang Zia umpatkan di dalam hatinya, Dirga berbisik mengingatkan. Mencium tangan istrinya itu lembut dan mendekapnya.
Benar, Zia telah menjadi istrinya. Ini nyata, bukan mimpi.
Cukup lama dan cukup melelahkan Zia dan Dirga melakukan perjalanan, kini akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Rumah yang paling di rindukan oleh Zia, juga paling di tunggu oleh Dirga.
Baru saja mobil mereka masuk ke pekarangan, seorang gadis kecil yang cantik dan imut lari dari dalam rumah menghampiri mereka.
"Bundaaaaaaa!" teriaknya.
Dari suara Zia sudah mengenalnya, "Qeela!"
"Hati-hati, Qeela," sahut seseorang dari balik tubuh Qeela.
Suara perempuan? Zia buru-buru menoleh.
"Lia?" pekik Zia seraya menatap Dirga yang hanya tersenyum acuh. Meninggalkan
