Ziaku, milikku!

1186 Kata

"Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Zia lirih. Menatap Dirga kasihan. Setelah hiruh pikuk tetangga yang kepo dengan kegiatan mereka karena masih siang hari, akhirnya Zia dan Dirga bisa tidur dengan nyenyak kali ini. Namun bukan desa namanya jika setelah acara tidak ada yang menginap. Pria tampan dan tajur melintir itu harus tidur satu dekat dengan para tamu. Beda kamar memang, tapi dinding kamar yang tipis karena terbuat dari bilik membuat Dirga tidak akan bisa berbuat lega. Ditambah dengan kasur besi yang suatu saat bisa berdecit jika ada pergerakan. Apalagi jika begituan. Bisa mendadak banyak tamu lagi dikamar mereka nanti. Sudah, lah. Sepertinya Dirga harus puasa lagi malam ini. Oke, my boy. Kau akan buka puasa besok. Ya! Besok pagi. Sepagi mungkin Dirga akan membawa Zia kembali ke ja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN