Author pov
Nun jauh disana, di negara INDONESANA.
Mia melangkah memasuki kediaman pribadi Pangeran Leonardo de Lafoya. Ia sekretaris pribadi sang pangeran. Sebenarnya Pangeran Leonardo telah berpesan, ia ada keperluan khusus yang membuatnya mengambil cuti untuk waktu tak tertentu. Namun kali ini ada masalah mendesak yang harus dilaporkan dan ia kesulitan menghubungi bosnya. Pangeran Leonardo telah berpesan padanya, dalam keadaan darurat ia bisa mengontaknya melalui perantaraan kepala rumah tangga di kediamannya, Mr Alberto Pang.
“Apa Pangeran telah kembali?” tanya Mia yang berharap jawaban pertanyaannya adalah ‘iya’.
“Belum, Nona. Bila kembali, Pangeran sudah pasti akan menghubungi Anda,” jawab Mr Pang santun dan datar.
Mia menghembuskan napas panjang, sepertinya masalah ini akan membuatnya semakin ribet karena ketidakhadiran Pangeran de Lafoya.
“Mr Pang, tolong sampaikan pada beliau ... kami sangat membutuhkan kehadirannya. Paman beliau, Pangeran Eager de Lafoya meminta rapat darurat para pemegang saham perusahaan multicorp de Lafoya. Sepertinya ini bukan masalah yang menyenangkan, kami curiga ada motif terselubung dibalik permintaan ini.”
Pangeran Eager adalah adik tiri alamarhum Raja Gerardo, karena bukan putra kandung raja sebelumnya, ia tak bisa memangku jabatan dalam kerajaan. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan dalam hatinya. Kekecewaannya diwujudkan dengan cara merongrong perusahaan keluarga raja yang dipimpin oleh keponakannya, Pangeran Leonardo de Lafoya. Ada saja yang dilakukannya untuk mencopot Pangeran Leonardo dari jabatan tertinggi di perusahaan terbesar di negara INDONESANA itu.
“Akan saya sampaikan, Nona. Terimakasih atas kerja keras Anda, saya yakin Pangeran Leonardo de Lafoya sangat mengapresiasinya.”
“Tentu, Mr Pang. Tak ada sekretaris yang paling memahami beliau selain saya. Dan bisa diperbudaknya setiap saat!” alih-alih menggerutu, Mia justru terkesan bangga akan kenyataan itu.
Memang Pangeran Leonardo memiliki keunggulan bisa melihat potensi dan keloyalan yang ada dalam diri seseorang, Mia adalah salah satu andalannya selain Mr Alberto Pang. Wanita itu berstatus lajang meski berusia nyaris setengah abad. Tanpa kehidupan sosial, karena ia telah menikah dengan pekerjaannya. Sungguh pilihan yang tepat untuk mendampingi Pangeran Leonardo yang gila kerja!
==== >(*~*)
Tengah malam, Ardo menerima panggilan darurat dari nomor ponsel yang disembunyikannya. Dia menerimanya dengan suara rendah karena sadar kamarnya yang sempit bukan ruangan yang kedap suara.
“Ya Mr P?”
“Pangeran, bagaimana kabar Anda?” terdengar suara seseorang di seberang sana.
“Kalau aku masih bisa menyambut telepon ini, berarti baik adanya. Pasti ada keperluan penting hingga kau menghubungiku, Mr P.”
“Paman anda tercinta mendesak untuk mengadakan rapat besar darurat. Para pemegang saham telah menyetujuinya. Apakah sudah saatnya Anda kembali?”
“Belum, Mr P. Penyelidikanku belum tuntas!”
Dia belum menemukan clue yang berarti, mungkin saja dia bukan berada di tempat yang tepat. Seharusnya dia segera berpindah, menyusup ke keluarga mafia lainnya. Tapi Ardo telah terlibat dalam proyek kekanak-kanakan nonanya, Cinderella Man. Dia akan menyelesaikannya dulu sebelum berpindah ke tempat lain.
“Lalu bagaimana dengan masalah paman anda?” tanya Mr Pang mengingatkan. Dia khawatir kedudukan Pangeran Leonardo dalam perusahaan kerajaan akan goyah karena masalah ini.
“Selidiki dengan jelas apa yang direncanakan orang itu, Mr P. Lalu laporkan padaku. Dengan tuntas!”
“Pangeran, mengenai ....”
“Stop it, Mr P! Sepertinya ada orang,” desis Ardo sembari menatap ke pintu kamarnya.
“Tapi ...”
“Aku tahu kita belum tuntas, Mr P. Nanti kita lanjut, sabarlah Mr P!” Ardo segera menutup pembicaraannya. Dimatikannya ponselnya, ia menyimpannya di balik bantalnya. Tanpa bersuara Ardo melangkah mendekati pintu kamarnya, dan mendadak membukanya.
Bella yang berdiri dalam posisi menguping didepan pintu, spontan terhuyung masuk. Nyaris ia jatuh bila tak ditahan oleh Ardo. Wajah gadis itu nampak memerah, ia memandang Ardo dengan tatapan aneh.
“Nona, apa yang Anda lakukan tengah malam didepan pintu kamar saya?” sindir Ardo.
“Eitz, kamu menuduhku menguping? Aku tak melakukannya. Kebetulan aku lewat karena mengambil minuman dan mendengar suara mencurigakan,” kilah Bella. Wajahnya memerah begitu teringat apa yang didengarnya. Mr P yang belum tuntas. Mr P yang diharap sabar, nanti akan dilanjutkan. Apa itu coba? Tak sadar, Bella melirik ke bagian bawah Ardo. Apa tadi dia tengah o***i?
Pria itu mengerutkan dahi heran. Malam-malam nguping didepan pintu kamarnya, lantas nona majikannya memandang malu-malu ke bagian bawahnya. Apa dia ingin .... ?
“Non, Anda ingin begituan?”
“Bukannya kamu yang tadi begituan? Tak usah malu mengakuinya, wajar bagi seorang pria melakukannya,” kekeh Bella.
Wajar? Jadi apa itu berarti nonanya telah mengijinkan dia begituan padanya? Sesaat Ardo tergoda melakukannya, tapi jiwa charmingnya mencegahnya.
“Nona, terimakasih atas penawarannya. Tapi dengan berat hati saya menolaknya, meski itu sangat menggoda. Saya tak ingin Nona menyesalinya setelah kita melakukannya. Jadi, selamat malam. Kembalilah ke kamar Anda sebelum saya berubah pikiran.”
Yah, sebelum berubah pikiran lebih baik ia mengunci dirinya di kamar. Ardo menutup pintu kamarnya didepan hidung Bella. Gadis itu melongo keheranan. Apa yang ia tawarkan? Membantu Cinderella Man-nya o***i? Euyh, darimana supir gantengnya punya pikiran aneh seperti itu?! Dengan gusar, Bella mengetuk pintu kamar Ardo. Pelan saja, karena sudah malam dan ia tak ingin mengundang perhatian orang. Kalau mengikuti emosinya jelas Bella ingin menggedor pintu kamar sederhana itu.
“Do, aku hanya ingin memberitahumu satu hal. Kamu gila kalau berpikiran aku menawarkan diri untuk membantumu o***i! Selamat malam!” ujar Bella sebelum bergegas pergi.
Gantian Ardo yang ternganga heran didalam kamarnya. Astaga, mengapa nonanya membahas masalah o***i? Darimana datangnya pikiran m***m itu di kepalanya yang cantik? Padahal begituan yang dimaksud Ardo adalah pijat kaki!
==== >(*~*)
Dion mendengarkan laporan dari Pak Darsono, tangan kanannya, dengan seksama. Ada sesuatu yang membuat perhatiannya terusik.
“Kamu bilang siapa?” tanya Dion memastikannya lagi.
“Pangeran Eager, dari kerajaan INDONESANA.”
“Bukannya itu negara tetangga? Kita tak pernah berhubungan dengan orang-orang dari negara itu. Dan sekarang sang pangeran sendiri yang menghubungi kita?”
“Pangeran Eager adalah paman dari Putra Mahkota saat ini, dia adik tiri dari almarhum raja Gerardo yang baru meninggal 4 bulan lalu. Ada rumor mengatakan bahwa Pangeran Eager sangat berambisi menggantikan kedudukan kakak tirinya, menjadi raja INDONESANA. Tapi dia terkendala oleh keberadaan putra kandung Raja Gerardo. Itu sebabnya ia ingin menjatuhkan keponakannya supaya dia bisa naik tahta,” jelas Pak Darsono lugas.
Dion tersenyum sinis. “Itu sebabnya dia meminta bantuan kita?”
“Benar, Tuan. Dia yakin kita memiliki jaringan mata-mata yang kuat di negara ini. Maka Pangeran Eager meminta bantuan kita untuk mencari jejak keponakannya, Pengeran Leonardo de Lafoya, yang diyakininya berada di negara ini. Tepatnya, di kota ini!”
“Pak Darsono, sampaikan pada beliau bahwa kita tak ingin mencampuri urusan rumah tangga kerajaan mereka. Kita memilih bersikap netral, jadi lebih baik kita tak berpihak pada siapapun.”
“Baik, Tuan. Akan saya sampaikan keputusan Anda. “
Dion mengangguk. “Tapi info ini tak ada salahnya kita telusuri. Seorang pangeran di negara kita? Apa motifnya? Selidiki masalah ini, Pak Darsono!”
“Siap, Tuan.”
Demikianlah, keluarga mafia terkemuka, keluarga Ricardo, telah memutuskan untuk diam-diam menyelidiki keberadaan Pangeran Leonardo di negara ini. Apakah mereka akan berhasil?
==== >(*~*)
Bersambung