7

1456 Kata
“Leandra Katharina.” Adelard menggumamkan nama itu sembari melihat nomor ponsel Leandra yang tertera di layar ponselnya. Senyum tercetak di wajah pria tampan itu tanpa ia sadari. Ia tidak pernah merasa sebahagia ini hanya karena mendapatkan nomor ponsel seorang wanita. Adelard sedikit menertawakan betapa konyolnya ia saat ini. Adelard meletakan ponselnya di meja, tepat di sebelah majalah yang tak pernah ia lihat sebelumnya meski posisi benda itu tidak pernah bergeser dari meja. Mata Adelard terfokus pada wajah cantik yang menjadi sampul majalah itu. Ia segera meraihnya. “Ini dia!” Adelard menjentikan jarinya ke majalah. Kini ia sudah mengingat di mana ia melihat Leandra. Wajah Leandra sering kali tampil di layar lebar, papan reklame, majalah, televisi, media online dan lainnya. “Kenapa aku tidak bertemu dengan Leandra lebih cepat?” Adelard mengerutkan keningnya. Dengan lingkup pergaulan mereka, Adelard merasa seharusnya ia sudah bertemu dengan Leandra. Ia memiliki beberapa mantan kekasih yang berprofesi sebagai model. Selain itu ia juga sering menghadiri pesta para selebriti atau orang-orang yang berasal dari dunia hiburan. Sejauh itu ia tidak pernah melihat Leandra. Adelard cukup yakin ia tidak mungkin melewatkan keberadaan Leandra jika wanita itu ada di sekitarnya. Penampilan dan wajah Leandra terlalu sulit untuk diabaikan. Apakah mungkin Leandra tidak pernah datang ke pesta-pesta yang ia datangi? Adelard tidak ingin memusingkannya. Ia pikir bertemu dengan Leandra saat ini juga cukup baik. Sebelumnya ia tidak pernah begitu tertarik pada wanita, tapi Leandra berbeda. Wanita itu membuatnya sulit tidur karena selalu membayangkan wajahnya. Sedikit penasaran, Adelard meletakan kembali majalah di tangannya lalu ia menghubungi seseorang yang ia pikir bisa memberitahunya sedikit tentang Leandra. “Apa yang membawa Tuan Muda Maxwell menghubungiku?” Suara genit seorang wanita terdengar setelah panggilan tersambung. “Aku ingin menanyakan tentang Leandra Katharina. Katakan semua yang kau ketahui tentangnya.” “Ah, kau rupanya sedikit tertarik pada Leandra.” Wanita itu menggoda Adelard. “Aku pikir dia sulit untuk kau bawa naik ke ranjangmu, Adelard.” “Katakan saja apa yang kau ketahui, Laciara,” seru Adelard kesal. Sepertinya ia salah bertanya pada Laciara. “Santai, Adelard. Jangan terlalu galak.” Laciara sudah mengenal Adelard cukup lama, jadi ia tahu bahwa Adelard adalah manusia yang tidak sabaran, tapi ia cukup senang bermain-main dengan pria itu apalagi di atas ranjang. “Ada banyak rumor tentang Leandra. Dari model-model dan beberapa selebriti yang pernah bekerja sama dengan Leandra, mereka mengatakan bahwa Leandra merupakan wanita yang sombong, dingin, dan sulit untuk didekati. Ada begitu banyak laki-laki dari dunia hiburan yang mencoba mendekati Leandra, tapi tidak satu pun dari mereka yang berhasil. Ada yang mengatakan bahwa Leandra merupakan simpanan dari pria berkuasa, ada juga yang mengatakan Leandra tidur dengan banyak orang berpengaruh di industri hiburan untuk mendapatkan pekerjaan penting. Aku tidak tahu mana yang benar, karena selama ini kehidupan Leandra cukup tertutup. Ditambah lagi Leandra tidak pernah memberikan klarifikasi apapun mengenai rumor-rumor tersebut. Mengenai asal-usul keluarganya, Leandra bukan wanita sembarangan. Dia merupakan putri dari pasangan mendiang Travor Gustavo dan Mia Spencer. Keponakan dari CEO J&C Group. Dan satu lagi, Leandra telah banyak membuat orang lain tersinggung karena wanita itu selalu menolak hadir di pesta-pesta yang mereka selenggarkan.” Laciara menjelaskan sedikit banyak yang ia ketahui tentang Leandra. Wanita itu tidak sepenuhnya mengatakan omong kosong. Kabar yang berhembus memang seperti yang ia katakan. Mengenai kisah asmara Leandra, hal itu yang menjadi misteri. Apakah Leandra benar-benar wanita simpanan orang berpengaruh di industri hiburan atau bukan. Laciara sendiri pernah menjadi salah satu rekan kerja Leandra. Ia merupakan seorang supermodel yang saat ini sudah pensiun. Menurut Laciara, Leandra memang terkesan sedikit sombong. Wanita itu tidak banyak bicara. Hanya melakukan pekerjaan dengan baik lalu setelah itu pergi setelah menyelesaikan pekerjaannya. Laciara sendiri tidak mencoba untuk mendekatkan diri dengan Leandra, ia tidak memiliki keluhan terhadap wanita itu karena Leandra melakukan segalanya dengan baik dan tidak pernah membuatnya kesal selama mereka bekerja sama. Namun, meski Leandra dikenal sombong dan dingin, tidak sedikit pria yang mengantre untuk menjadi kekasihnya. “Aku akan memerintahkan orang untuk mengirim lukisan padamu.” Adelard membayar informasi dari Laciara dengan hasil karyanya. “Dengan senang hati aku akan menerimanya, Adelard. Aku juga tidak keberatan jika kau ingin tidur denganku.” “Aku masih cukup waras untuk tidur dengan wanita bersuami, Laciara.” “Kau dan prinsipmu itu sangat melukaiku. Sesekali kau harus melanggar prinsipmu, Adelard.” “Aku akan mengakhiri panggilan ini.” Adelard menyudahi panggilan itu tanpa mendengar balasan dari Laciara. Setelahnya ia kembali meletakan ponselnya di meja. Ia sudah mendapatkan sedikit informasi tentang Leandra dan itu sudah cukup memuaskan untuknya. Ia tidak butuh gambaran lengkap tentang Leandra karena setelah ini ia akan mencari tahunya sendiri. Adelard sendiri tidak berpikir apa yang Laciara katakan tentang Leandra hanya berdasarkan kecemburuan seorang wanita terhadap wanita lainnya. Biasanya banyak orang akan menjelek-jelekan ketika orang itu lebih baik dari dirinya sendiri. Namun, tentang Leandra, awal Adelard melihat Leandra ia sudah menilai bahwa Leandra tipe wanita yang menyukai kesendirian, hal itu terlihat dari Leandra yang tidak begitu mempedulikan sekitarnya. Hanya tenggelam dalam dunianya sendiri. Jika rumor mengatakan Leandra sulit untuk didekati, maka ia akan mematahkan rumor itu. Ia yakin ia bisa mendekati Leandra. Dan jika memang Leandra simpanan pria berpengaruh, maka ia akan buat Leandra meninggalkan pria itu dan melangkah ke arahnya. Ia juga bisa memberikan segala hal yang Leandra butuhkan. Kenyataannya dia adalah putra dari salah satu pengusaha terkaya di benua Amerika. “Aku pasti bisa mendapatkan Leandra.” Adelard tidak pernah mengejar wanita sebelumnya, tapi untuk Leandra ia akan melakukannya. Tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru. Adelard pikir itu akan menyenangkan untuknya.     ** Leandra baru selesai mandi ketika ponselnya berdering. Ia melihat ke layar benda canggihnya acuh tak acuh. Melihat bahwa itu nomor baru, Leandra yakin bahwa yang menghubunginya adalah Adelard. Ia hanya memiliki kurang dari sepuluh kontak di ponselnya, dan ia juga tidak pernah memberikan nomor ponselnya pada sembarang orang. Leandra membiarkan panggilan itu cukup lama. Setelah ia selesai mengeringkan rambutnya ia baru menjawab panggilan itu. “Halo.” Leandra menjawab panggilan itu. “Halo, Leandra. Ini aku, Adelard.”  “Adelard?” Leandra berpura-pura berpikir sejenak. “Ah, kau yang membantuku kemarin, bukan?” “Benar.” “Apakah ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?” “Bagaimana kakimu pagi ini? Apakah sudah lebih baik?” “Ya, itu sudah membaik.” “Syukurlah kalau begitu.” Adelard terdengar lega. “Aku ingin mengajakmu makan siang, apakah kau bisa?” “Tidak sopan jika aku menolak ajakan seseorang yang sudah membantuku,” balas Leandra. “Jadi kau bisa?” Adelard memastikan. “Ya, bisa.” “Baiklah, aku akan menjemputmu nanti.” “Ya.” “Kalau begitu aku akan menutup panggilannya. Sampai jumpa, Leandra.” “Sampai jumpa.” Setelah itu panggilan terputus. Leandra meletakan kembali ponselnya ke nakas dengan wajahnya yang tidak memperlihatkan emosi apapun. Waktu berlalu, bel pintu kamar Leandra berbunyi. Wanita dengan tinggi badan 178 sentimeter itu melangkah menuju ke pintu. Ia yakin yang datang adalah Adelard. “Siang, Leandra.” Adelard menyapa Leandra dengan sopan. “Siang, Adelard.” Leandra membalas dengan nada bicaranya yang seperti biasa. Ia tidak mencoba menjadi berbeda dari kepribadiannya yang biasa, karena Adelard pasti akan mendengar banyak hal tentang dirinya setelah ini. “Apakah kau sudah siap?” tanya Adelard. “Ya.” “Kalau begitu, ayo.” Adelard mengajak Leandra. Keduanya melangkah bersebelahan. “Haruskah kita pergi lewat pintu belakang?” tanya Adelard lagi. “Tidak perlu.” Dari pertanyaan Adelard, Leandra yakin Adelard telah mengetahui siapa dirinya. Jika Leandra sudah berkata seperti itu maka Adelard tidak akan merasa bersalah jika mereka berdua tertangkap kamera papparazi. Meski keberadaannya sendiri mungkin akan menarik perhatian pencari berita. Adelard bukan selebriti, tapi ia cukup dikenal orang sebagai putra kedua dari keluarga Maxwell. Dengan nama belakang yang ia sandang, ia menjadi sangat populer di kalangan orang-orang. Terlebih ia sering mengencani wanita dari dunia hiburan.  Beberapa kali ia masuk ke dalam berita seputar selebriti karena tertangkap sedang berkencan. Adelard dan Leandra sampai di lobi hotel. Di depan hotel sebuah mobil mewah telah menunggu. Adelard meraih kunci dari vallet, ia kemudian membukakan pintu untuk Leandra lalu setelah itu ia masuk ke dalam mobil. Mobil Adelard melaju di jalanan tepi pantai yang sepi. Pria itu akan membawa Leandra ke sebuah restoran yang cukup jauh dari hotel. Adelard telah menjelajahi California sebelumnya, jadi ia tahu di mana tempat makan yang aman untuk mereka berdua. Meski tidak keberatan digosipkan dengan Leandra, Adelard juga tidak ingin berhadapan dengan paparazzi. Atau siapapun yang mengenal mereka, itu akan melelahkan. Sepanjang perjalanan Adelard dan Leandra tidak banyak berbincang. Sikap Leandra yang seperti ini semakin membuat Adelard penasaran pada wanita itu. Biasanya wanita akan menggunakan seribu cara untuk memikatnya, tapi Leandra, tanpa melakukan banyak hal, wanita itu sudah membuatnya terpikat. Leandra Katharina, wanita itu pasti akan menjadi miliknya.    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN