“Parah banget sih lo, Sa, heran gue. Kita mau bahas masalah lo naik jabatan, bukan malah bahas kejelekan bokap lo sendiri. Lo bisa ketendang dari daftar calon pemilik sah perusahaan. Bokap lo itu pengen yang terbaik buat lo, Sa, lo jangan malah sia-siakan kesempatan itu dong.” Angkasa meraup wajahnya, ia menghembuskan napasnya berat. “Gue nggak bisa bahagia kalau lihat Mama menderita, percuma gue dapet semua saham kalau Mama masih nangis menderita. Mama cuma pura-pura senyum di depan kita, gue tau mama tuh banyak sedihnya daripada bahagianya. Papa semakin ke sini makin nggak karuan kelakuannnya, gue tau mama cuma bisa diem doang. Itu kenapa mama sering sakit-sakitan.” “Tapi nggak juga gitu, Sa, kasihan juga bokap lo. Beliau mati-matian buat deket sama lo, tapi lo malah gini. Seakan-akan