“Mama, gimana kondisinya? Udah mendingan atau belum?” Perempuan itu tersenyum, ia mengelus tangan anaknya. Angkasa menatap mamanya khawatir.
“Mama baik, Nak, apalagi lihat wajah kamu bahagia seperti ini. Kamu pasti punya kabar bahagia kan, Kasa? Cerita dong sama mama, Nak, mama pengen denger cerita Kasa.”
Angkasa terkekeh pelan, ia mencium punggung tangan mamanya. “Mama doain aja ya, Ma, semoga ini menjadi yang terbaik buat Kasa. Aku capek, Ma, di kejar-kejar sama ini itu terus. Pusing kepala aku.”
“Kamu ke sini sama siapa? Masa sendirian?” tanya Genta dengan celangak-celunguk memperhatikan sekitar.
Angkasa menoleh ke belakang, Langit masih menerima telpon di luar. “Tadi sama Langit, Ma, cuma dia masih angkat telpon tadi.”
“Ma, maaf ya. Kasa nggak bisa nemenin Mama 24 jam di sini,
