11

1802 Kata
Gadis itu baru saja tiba di sekolah dengan pandangan tunduk ke bawah, langkahnya mendadak berhenti ketika mendengar namanya di panggil. Ketika ia menoleh orang pertama yang di lihatnya adalah Ruan, cowok itu berlari ke arahnya dengan senyum merekah. “ Hai Bel, selamat pagi.” Seru Ruan ketika mereka sudah berdiri bersebelahan. “ Selamat pagi.” Jawabnya pelan. Padahal baru kemarin Ruan mengaku kehilangan sosok ayahnya, dan sekarang dia sudah kembali ke sekolah dengan senyum yang merekah. Tidak ada kesedihan yang terlihat di wajahnya, tidak seperti kemarin saat Ruan bercertita kalau ayahnya telah meninggal dunia. Ruan menata rambutnya dengan pelan dan sesekali melirik Belmira, pagi ini Ruan merubah penampilannya dan tidak memakai kaca mata lagi. Rambut yang rapih serta penampilan keren rupanya tak membuat Belmira terkesan. “ Kau tidak mengomentari penampilanku.” Gumam Ruan cemberut. “ Ada apa dengan penampilanmu? Bagiku kau tetaplah dirimu yang dulu, meskipun penampilan mu telah berubah.” Jawab Belmira seketika membuat Ruan tersenyum karena ternyata Belmira memiliki sudut pandang yang sangat berbeda. Ketika mereka berdua berjalan bersama, entah mengapa semua orang yang mereka lewati memandang mereka dengan aneh. Bagi Belmira itu sudah hal biasa yang hampir setiap hari di alaminya, namun tidak dengan Ruan yang baru kali ini mengalaminya. “ Apa yang membuat mereka sampai menatap kita berdua seperti itu.” Tanya Ruan kebingungan. Setibanya di kelas semua mata tertuju pada mereka lebih tepatnya pada Ruan, sebagain murid perempuan tampak terpesona dengan perubahan yang di alami oleh Ruan. Mereka yang sebelumnya tidak pernah menegur akhirnya mendekat dan mengajaknya bicara. Belmira segera menyingkir ketika murid-murid itu mulai mengerumuni Ruan, seakan tau dirinya akan menjadi pengalau dan dengan sadar menjauh. Ruan tampak menatap kepergian Belmira menuju kursinya dengan tatapan meminta pertolongan.   **   Perubahan Ruan rupanya bersampak sangat kuat sejak hari itu, tak hanya teman kelasnya saja yang merasa tertarik. Teman-teman di kelas lain pun terkadang dengan sengaja datang hanya untuk melihat Ruan, meski begitu sikap Ruan tidak terlihat sama ketika dia bersama Belmira dan hal itu yang membuat mereka merasa iri dan kesal pada Belmira. “ Jangan melukai seseorang dengan kalimat yang tidak baik, apalagi menjatuhkan harga diri seorang perempuan lainnya, aku tidak suka dengan perempuan yang seperti itu.” Ungkap Ruan saat ia mendengar salah satu teman kelasnya kembali menyinggung Belmira karena dekat dengannya. Mereka mengatakan kalau Belmira sangat jelek, culun,dan tidak mencerminkan seorang perempuan pada umumnya. Bahkan ada yang mengatakan dengan sarkas kalau Belmira memiliki bau yang tidak sedap, bahkan banyak ejekan lainnya yang pastinya Belmira juga dengar. “ Jangan dengarkan apa kata mereka, ikut denganku.” Ajak Ruan menarik tangan Belmira meninggalkan kelas. **   Karena tak tahan dengan omongan orang-orang yang kejam, Ruan sudah kelelahan mendengarnya dan memutuskan untuk melakukan sesuatu, Hal pertama yang di lakukan oleh Ruan untuk membantu Belmira berubah adalah penampilan gadis itu, dengan uangnya sendiri Ruan membawa Belmira ke salon untuk menata rambutnya agar terlihat lebih bagus. “ Kau tidak perlu melakukan hal ini, uang mu akan habis nanti.” Tolak Belmira. “ Kau tenang saja, aku punya uang yang bahkan bisa membeli salon ini.” Jawabnya dengan senyuman. Belmira tak bisa menolak lagi, Ruan tidak akan menyerah sekalipun dia bilang tidak. Alhasil Belmira menyetujuinya meski terpaksa. Sambil menunggu Belmira selesai menata rambut, sama seperti anak SMP lainnya yang masih suka bermain game di gamebot miliknya, jika sudah bermain Ruan suka lupa dengan sekitarnya karena terlalu fokus , bahkan ia dengan polosnya berbaring di sofa itu tanpa memperdulikan pegawai salon yang lalu lalang di area tersebut. Selang beberapa menit akhirnya Belmira telah selesai, gadis itu menatap dirinya di depan cermin dengan tatapan tak percaya. Model rambutnya saat ini membuat wajahnya ikut berubah, bahkan penata rambut itu memuji Belmira sangat cantik menggunakan model yang seperti itu. Setelah semua beres tiba saatnya untuk Belmira menemui Ruan, ketika gadis itu keluar ia sudah mendapati Ruan yang sedang tertidur pulas di atas sofa, ia pun mencoba untuk membangunkannya dengan sangat hati-hati. “ Kau sudah selesai yah.” Ucap Ruan yang terlihat sangat mengantuk. Setelah kesadaran Ruan kembali ia terkejut melihat tampilan Belmira yang berubah drastis, hal itu membuat Belmira malu di perhatikan dengan serius oleh Ruan. “ Kau sangat cantik dengan model rambut seperti itu, kenapa dari dulu tidak seperti ini.?” Decak Ruan benar-benar terpesona. “ Terima kasih berkat mu aku berani melakukan ini semua.” “ Kau tenang saja, saat ini kita harus fokus merubah penampilan dirimu kau harus bisa memiliki teman yang banyak agar suatu hari kau bisa meminta pertolongan mereka, hubungan timbal balik itu perlu dan kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendirian, kau mengerti.” Ucap Ruan di balas anggukan pelan dari Belmira.   ** Satu koridor di buat terperangah dengan kedatangan seseorang, tatapan mereka terlihat tak percaya dengan apa yang di lihat saat ini. Seorang gadis yang sebelumnya terlihat sangat culun kini berubah menjadi gadis cantik yang membuat siapa saja akan berdecak kagum. “ Belmira, dia Belmira Glaucia kan.?” Seru seseorang seketika membuat yang lain tercengang. “ Belmira.” Panggil Ruan lantang. Belmira menoleh ke arah Ruan yang baru saja memanggilnya, dan ketika Ruan sudah tiba di depan Belmira tatapan orang-orang di koridor langsung di buat terkejut bukan main. Belmira yang selama ini mereka kenal culun dan tidak menarik telah berubah menjadi seorang gadis SMP yang cantik jelita. “ Apa dia benar-benar Belmira yang kita kenal.?” “ Aku tidak percaya dia bisa berubah seperti itu.” “ Dia  sangat cantik bahkan lebih cantik dari Veronika yang ada di kelasnya.” “ Kau mendengar apa yang mereka katakan.?” Bisik Ruan sempat membuat Belmira menunduk malu sebab ini kali pertama ia mendapat perhatian dari orang-orang karena penampilannya. Setibanya di kelas, kedua mata Belmira terlihat membulat dengan sempurna saat mendapati sosok Veronika yang sudah duduk manis di kursi tempat Belmira duduk, melihat kedatangan Belmira rupanya berhasil membuat Veronika ikut terkejut dengan perubahan yang di alami oleh gadis itu. “ Jangan takut, kau harus bisa menghadapi mereka mulai dari sekarang.” Ucap Ruan seakan memberikan keberanian untuk Belmira. Masa skorsing untuk Veronika dan dua temannya hanya satu minggu karena mereka bukanlah pelaku utama yang di sebutkan oleh Ruan, sedangkan untuk Joseph setelah ketahuan kembali ke sekolah sementara masa skorsing belum selesai kembali mendapat hukuman lebih. “ Aku ingin duduk, bisa tolong pindah dari sana.” Pinta Belmira masih dengan suara yang pelan seperti biasanya. “ Kau.!!!” Veronika terlihat menggantung ucapannya ketika melihat tatapan Ruan yang penuh ancaman, tak ingin berurusan dengan pria itu akhirnya Veronika menyingkir dari hadapan Belmira. Belmira dan Ruan pun langsung menjatuhkan tubuh mereka di kursi masing-masing, semua mata masih tertuju pada Belmira seakan mereka tak mau berhenti untuk memuji kecantikan Belmira yang sesungguhnya. Hanya satu orang yang semakin membenci Belmira, Veronika saat ini melirik Belmira dengan tatapan sinis tapi tidak dengan dua temannya yang bahkan ikut memuji kecantikan Belemira. “ Berhenti menatapnya atau ku cungkil bola mata kalian.” Tegur Veronika seketika membuat mereka lansung mengalihkan perhatian.   **   Berkat perubahan yang di alami oleh Belmira akhir-akhir ini rupanya mengundang minat mereka agar mengenal Belmira lebih dekat, sebelumnya mereka menjauh bukan karena tak suka sama Belmira hanya saja sikapnya yang terlalu tertutup serta isu-isu yang menyebar kalau dia adalah seorang anak p*****r. Selama beberapa hari terakhir ini Belmira berhasil mempunyai teman dan semakin banyak teman yang di dapatnya dengan begitu ia mulai berinteriaksi dengan orang-orang lain selain Ruan. “ Aku tidak tau cara mengerjakan soal latihan ini.” Keluh Leo salah satu murid di kelas yang sama dengan Belmira. “ Coba kau tanyakan pada Belmira mungkin dia bisa membantumu, dia sangat pandai pelajaran matematika.” Usul teman sebangku Leo. Leo pun berinisiatif untuk  menanyakan soal yang menurutnya sulit kepada Belmira yang sedang mengerjakan soal yang sama,  kedatangan Leo membuat Belmira dan Ruan mendongak menatapnya heran lalu pria itu menyunggingkan senyum sembari memperlihatkan soal latihannya dan meminta Belmira untuk mengajarinya. “ Boleh, silahkan duduk biar aku jelaskan.” Ucap Belmira sontak membuat teman-teman yang lain ikut mendekat untuk menyaksikan Belmira menjelaskan soal latihan yang tidak mereka pahami itu. Posisi Ruan saat itu tiba-tiba tergeser dan ia sudah tidak duduk di sebelah Belmira lagi, hal itu lantas membuat wajahnya kesal namun bersamaan dengan itu ia merasa senang sebab Belmira kini sudah mulai di akui di kelasnya. Ruan melirik ke sudut kelas dimana saat ini ada satu orang yang benar-benar kesal dengan Belmira namun ia tak bisa melakukan apapun selain menahan kekesalannya, Ruan tersenyum getir melihatnya kemudian berjalan keluar kelas melewati Veronika sambil melontarkan kata-kata yang membuat gadis itu terkejut dengan kedua mata yang membulat dengan sempurna.   **   Pagi ini Belmira harus datang lebih awal ke sekolah karena ada jadwal piket kelas, biasanya di hari piketnya itu dia akan datang seorang diri dan mengerjakan semuanya sendirian. Namun kali ini berbeda sebab teman kelompok piketnya hadir, bahkan sebagian dari mereka sudah memulai aktfitas pagi itu. “ Selamat pagi Belmira.” “ Pagi.” “ Kau sangat cantik dengan model rambut mu yang seperti itu.” “ Terima kasih.” “ Sepulang sekolah nanti kau mau kemana.?” “ Aku harus bekerja.” “ Benarkah? Kau kerja apa.?” “ Aku kerja di toko bunga.” “ Aku suka bunga, boleh aku mampir untuk membeli bunga di sana.?” “ Tentu saja.” Lagi-lagi pengalaman baru telah di rasakan oleh Belmira, sebelumnya dia hanya merasa memiliki Ruan saja sebagai temannya. Dan sekarang tak hanya Ruan, beberapa teman perempuannya di kelas yang bahkan dulu sering mengejeknya kita mulai membuka diri dan mengajaknya untuk berteman dekat.   **   Satu minggu telah berlalu, hari ini Joseph sudah kembali bersekolah tapi karena satu masalah ia meminta izin pada wali kelas untuk tidak hadir. Veronika yang awalnya merasa senang kembali di buat bad mood setelah mendengarnya. Sedang Belmira kini mulai mempersiapkan dirinya jika Joseph kembali untuk membullynya, melihat Belmira yang mulai menunjukkan ekspresi lain Ruan pun kembali tersenyum dengan senang. “ Jangan takut, Joseph tidak akan menyakitimu lagi.” Bisik Ruan begitu yakin. Tiba-tiba saja ketua kelas yang baru saja masuk ke dalam kelas terlihat ingin menyampaikan sesuatu, semua yang melihatnya mulai penasaran tetapi ia masih berusaha mengatur nafasnya dengan baik. Melihat dari ekspresinya yang sangat serius membuat rasa penasaran yang lain semakin membesar hingga membuat mereka mendesak ketua kelas untuk segera mengatakannya. “ Jo-seph...Joseph..,” Ucapnya terbata-bata. “ Ada apa dengan Joseph, bicara yang jelas.” Protes Veronika mulai khawatir. “ Ayahnya ketahuan korupsi dan jabatannya di cabut, kepala sekolah kita sudah bukan ayah Joseph lagi.” Semua langsung heboh mendengarnya, kesombongan Joseph yang selama ini di lihat mereka sebentar lagi akan menghilang karena Joseph hanya bersembunyi di balik gelar ayahnya yang seorang kepala sekolah di sekolah itu. Dengan begini Joseph sekarang hanya menjadi murid biasa yang tidak berlagak sok keren dan suka memerintah. Hanya Belmira dan Veronika yang tampak tak senang mendengar kabar barusan, bagi Veronika ia juga hanya berlindung di balik Joseph sedangkan Belmira merasa semua itu tidak akan merubah Joseph menjadi murid biasa seperti yang lainnya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN