Bunyi pintu yang dibuka membuat Dea terbangun dari tidurnya. Bulu kuduknya merinding, selama beberapa minggu terakhir gadis itu sering sekali merasa parno sendiri. Ia pun memaksakan tubuhnya yang telah lelah bangun dan beranjak dari kasur, mengambil kayu yang sengaja ia siapkan di bawah tempat tidur. Jika suatu saat terjadi sesuatu ia sudah punya senjata untuk melawan. Keadaan kamar yang gelap membuat Dea berhati-hati dan tak mengetahui siapa gerangan yang datang. Ia pun berjalan mengendap-endap ke arah pintu, menangkap sebuah bayangan seseorang yang tengah mengunci pintu tersebut. Gadis itu mengumpulkan keberaniannya, lalu dengan mata terpejam ia memukul habis-habisan orang yang berani memasuki kamarnya tersebut. "Pergi lo maling! Dasar, ya, gak sopan banget! Gue teriaphhhh." Saat De