"Sakitt." Desisan itu terdengar lirih memenuhi kamar. Calya yang terbangun karena rasa sakit di perutnya pun berusaha menggapai segelas air bening di atas nakas. Tetapi, tak bisa. Tangannya malah membuat gelas tersebut terjatuh ke lantai dan pecah seketika. Wajahnya sudah pucat dan butiran keringat sebesar biji jagung membasahi dahinya. "Tuhan, sakitt," ucap Calya. Tangannya saat ini tengah meremas perut ratanya yang terasa sangat perih. Ia pun berusaha berdiri dengan memegang nakas dan benda apapun yang berada di sekitarnya. Calya meraih tasnya yang tergantung di gagang pintu lemarinya, ia lalu mengeluarkan sebuah plastik yang berisi berbagai macam obat-obatan berbentuk tablet. Dengan segera tangannya membuka bungkusan silver dan meminum obat tersebut, tanpa air sebagai pelarut.