Namira merontah di dalam pelukan Arsen. Dirinya ingin lepas dari cengkraman lelaki ini. “Lepas! Hiks! Aku tidak mau melakukannya. Lepaskan aku Arsen!” Namira terus bergerak dan mencoba untuk menendang lutut Arsen. Arsen yang akan ditendang. Dengan cepat menarik kaki Namira. Namira terjatuh dalam keadaan tengkurap. Dagu Namira menghantam lantai. Namira meringis kecil merasakan dagunya yang terasa sakit dan pasti akan bengkak dan memerah. Arsen menatap Namira yang terjatuh. Tertawa kecil. “Sakit sayang… hihihihi… Namira sakit. Namira ayo, berdiri sayang. Jangan tidur di sana. Kau harus berdiri. Aku mau memasuki dirimu sekarang. Ah… buka saja gaun pengantin ini ya.” Arsen menatap pada pisau yang ada di tangannya. Arsen mau mengoyak gaun pengantin Namira. Namira merangkak menjauh dengan