Perih. Zefanya merasakan hatinya perih tatkala melihat Nathan menaruh perhatian pada Katya. Meski sudah sering ia melihat hal itu, tetapi tak lantas membuat Zefanya terbiasa. Bagaimana pun, ia hanya manusia biasa. Sadar, Ze. Bangun! Kamu yang menyuruh Nathan untuk melanjutkan pertunangan dengan Katya. Kamu juga yang menyuruh Nathan untuk mencintai Katya. Kamu bahkan telah membuat Nathan kecewa dan jijik. Untuk apa masih stuck pada perasaan itu? Untuk apa masih menyimpan harapan? Nathan ... telah membencimu. Zefanya terus mengingatkan dirinya sendiri, bahwa ia tidak memiliki kesempatan apa pun. Ia tidak ditakdirkan bahagia dengan kisah cintanya. Zefanya menggeleng pelan. Berusaha sadar akan kenyataan. Sebelum ia semakin gila oleh rasa sakit yang kian menggerogoti hatinya, lekas-lekas per