Nathan membuka matanya yang terasa begitu berat saat seseorang secara tak sabaran terus menghubungi ponselnya. Ia menggapai-gapai lengan di sekitar bantal, mencari benda pipih yang terus berbunyi nyaring. Setelah mendapatkannya, Nathan lekas menggeser tombol hijau. "Kenapa, Mam?" tanya Nathan serak, sesaat setelah menerima panggilan tersebut. "My baby, Nathaniel Cakra Wifesa!" pekik Dara di seberang sana. "Kata Zefanya kamu jatuh sakit. Ada apa? Kenapa? Bukankah Zefanya sudah mengatur agar jadwal kamu tidak begitu padat dan memastikan kamu makan serta istirahat dengan baik? Atau gadis itu tidak melakukan tugasnya dengan benar? Kamu masih terlalu sibuk bekerja hingga kekurangan istirahat dan sedikit makan?" Rentetan kalimat yang seolah tanpa jeda dari ibunya membuat Nathan memejamkan mat