Zefanya berdiri di depan gerbang tinggi sebuah rumah di Selatan Kota Jakarta. Berkali-kali ia berusaha menarik napas dan mengembuskannya perlahan demi mengurangi rasa gugup yang kian merayap. Cukup lama ia berdiri di sana, sampai akhirnya memberanikan diri menekan bel di sudut gerbang. "Ada perlu apa, Neng?" Seorang satpam berperawakan tinggi besar keluar dari gerbang. Zefanya menelan salivanya seraya memilin jari-jemarinya di bawah sana. "Saya ingin ketemu Bu Vella atau suaminya, mereka ada di rumah?" jawabnya beberapa saat kemudian. Satpam tersebut benar-benar di luar gerbang sekarang. Pria itu menatap Zefanya dengan kening sedikit mengkerut. "Sebelumnya, Neng ini siapa dan ada perlu apa ketemu Tuan serta Nyonya?" "Saya keponakan Bu Vella, Pak. Zefanya." "Oalah, sepupu Nyonya Vella.