Dr.Eva memeriksa temuannya di dalam darah Frans. Sudah sepuluh kali ia mengulang semuanya dan jawabannya sama. Frans terlahir sebagai vampire murni. Dia adalah bayi pertama pasangan vampire yang pernah ada. Dr Eva mempelajari semua sejarah keluarga cezar dan kisah tentang pengisap darah sejak ia masih remaja. Jadi ia tahu jika vampire tidak bisa memiliki keturunan, kecuali keluarga Cezar. Mereka bisa menikah dan memiliki keturunan baik sesama vampire maupun manusia.
Sejak kepemimpinan Kaisar Druf. Keinginan untuk menjadi manusia telah menjadi tujuan utama penelitian yang dilakukannya, oleh karena itu ia menikahi Elena. Dan siapa sangka Adam putranya menikah dengan vampire atau tanpa ia tahu istrinya juga adalah vampire. Atau ia sama sekali tidak menyangka putranya Alan terlahir sebagai vampire. Tragedi di Transilvania mengubah semua klan vampire menjadi manusia termasuk Tiara yang tengah hamil saat itu. Bahkan data yang ia peroleh mengenai kelahiran Franace di Australia menyatakan jika Frans terlahir normal layaknya bayi lain. Tak ada sama sekali tanda tanda ia akan berubah menjadi vampire. Namun kenyataan tak selalu sama. Kini takdir mengembalikan kembali pangeran vampire di keluarga Cezar.
Vampire murni, jauh lebih murni dan kuat ketimbang pendahulunya. Bahkan virus human tak memberi pengaruh apa-apa. Virus itu justru menguatkan kekuatannya secara fisik.
Kekuatan yang besar dan di usianya yang masih berumur 15 tahun akankah Frans mampu menguasai dirinya. Ataukah ia akan menjadi monster?
Selama ini perubahan vampire keluarga Cezar hanya terjadi di saat ulang tahunnya yang ke delapan belas. Alam akan mengukuhkannya. Tapi Frans, ia lahir di saat dunia vampire sudah dianggap musnah. Dan Pemerintah telah menandatangani perjanjian pemusnahan vampire dengan blue Sky . Dr Eva tak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika identitas Frans terkuak.
Selama ini yang kebal terhadap virus human ada dalam penganan Dr. Eva. Dengan hanya meningkatkan anti virus mereka pun salam proses pemulihan menjadi manusia. Termasuk Misha dan Dr. Andrew, tapi Frans sampai virus habis pun ia tidak akan pernah menjadi manusia lagi.
Ini anugerah atau hukuman bagi keluarga Cezar ia tidak tahu. Perhatiannya hanya tertuju pada kehidupan Frans. Bagaimana pun tidak ada yang pernah berharap terlahir sebagai vampire. Ia juga berhak hidup layak seperti teman temannya yang lain.
Suara dering telepon mengejutkan Dr. Eva. Ia bangkit dari kursi dan segera mengangkat telepon. Suara Samuel di seberang memintanya untuk merapat ke Blue Sky. Ada rapat genting yang harus ia ikuti. Tentu saja Dr Eva takkan bisa menolak. Samuel tidak hanya sebagai guru baginya berkat dialah ia memiliki jalur akses dunia vampire dan dipercaya untuk menangani kasus yang berhubungan dengan mereka. Apalagi dengan berkunjung ke Blue Sky ia bisa melihat kondisi Frans. Entah mengapa bayangan wajah Frans selalu memenuhi benaknya.
Semoga kepeduliannya terhadap Frans bukan karena ketampanan atau hal lain yang ada dalam diri pemuda itu. Dua hari berlalu sejak ia dan David mengantar Frans pulang ke Blue Sky sekaligus meminta maaf atas sikap David yang membawa Frans dengan cara yang ekstrim. Sejak itu Dr. Eva selalu menghawatirkan Frans.
###
Frans terjaga. Kerongkongannya terasa kering dan menyiksa. Ia merasa haus. Saat mencoba meminum air di atas nakas ia tak merasakan apapun. Ia tetap merasa haus.
"Ton!!" Panggilnya. Tak ada suara. Namun ia melihat bayangan seseorang yang tengah tertidur di kursi. Dengan pelan ia mendekat. Wanginya sangat harum. Tumben.
"Aku haus Ton." Bisik Frans di telinganya. Tanpa menunggu jawaban Frans langsung membopong Tony ke atas kasur. Setengah memeluk ia menyandarkan kepala Tony di bahunya. Lalu agak pelan ia menggigit leher Tony. Darah langsung mengalir memenuhi rongga mulutnya. Begitu segar dan manis. Saat itu entah mengapa tangan Tony merobek baju depannya. Kemudian mengusap seluruh tubuh Frans seolah mencari kehangatan. Mungkinkah gigitannya menyakitkan hingga sikap Tony menjadi janggal begitu. Sesekali Tony memeluknya erat. Frans menyangka itu hanya efek pengaruh gigitannya.
Tiba-Tiba lampu menyala. Mata Frans langsung terbelalak melihat siapa yang berdiri di depan pintu kamar mandi dan menyalakan lampu.
"Siapa yang kau hisap Frans?" Kejutnya.
Frans langsung melepas gigitannya kasar. Hingga tanpa sadar ia mengoyak sedikit kulit leher mulus di hadapannya.
"Awwww," rintihnya.
Frans membawa wajah yang menunduk di hadapannya agar menatap ke arahnya.
"Jessy, apa yang kau lakukan di sini?" bentak Franace. Ia tak menyangka yang ia gigit bukanlah Tony melainkan Jessy.
"Dan kenapa kau diam saat kusebut dirimu Tony. Dan menurut pula saat akan aku gigit," ucap Franace Shock.
Tony yang mulai mengerti persoalannya langsung mendekat.
"Kapan kau masuk ke kamar ini?" tanya Tony.
"Setelah kulihat kau ke kamar mandi."
Ucapan Jessy mengejutkan keduanya.
"Bagaimana kau tahu. Apa kau mengintip?" Selidik Tony. Saat itu Frans merasa kepalanya sakit. Ia pusing memikirkan keadaan yang terjadi saat ini.
"Aku tanpa sengaja mendengar pembicaraan kalian tadi malam, Saat pagi menjelang aku menemukan pintu kamarmu tidak ditutup. Karena itulah......." Jessy menggantung kalimatnya.
"Karena itulah kau sengaja membiarkan dirimu digigit oleh Frans begitu?" Tony marah.
"Kau, menjijikkan," umpat Franace. Ia berdiri sehingga bajunya yang robek menampakkan belahan perutnya yang sixpack.
"Frans. Maafkan aku. Lakukan apapun yang kau mau. Aku bersedia." Jessy berlutut di kaki Franace.
Melihat itu giliran Tony yang merasa frustrasi. Bagaimana bisa Jessy merayu Franace yang secara keturunan masih ponakannya sendiri.
"Bisakah kau sadar. Harusnya aku memanggilmu tante karena kamu masih sepupu Ayah," sahut Frans sinis.
"Tidak Frans kita masih seusia."
"Kumohon jauhi diriku," sahut Frans ketus.
Jessy menahan lengan Franace. Karena disentuh tanpa persetujuannya ia refleks mencengkeram leher Jessy .
"Tadi aku masih bersabar kau menipuku. Dan beraninya kau menyentuh kU lagi," Geram Franace. Ia menekan tangannya hingga Jessy kesulitan bernapas.
"Frans dia bisa mati. Lepaskan dia," akhirnya Tony tidak bisa tinggal diam. Karena bagaimana pun ia tidak bisa membiarkan Franace membunuh keluarganya sendiri. Ia juga terkejut dengan sikap Frans yang semakin hari semakin terlihat kasar. Padahal dulu ketika masih di Australia dia lah yang selalu mengingatkan Tony untuk tidak menyakiti perempuan.
Frans melepas leher Jessy dengan kasar. Gadis cantik itu jatuh Bersimpuh di lantai. Sambil meringis Jessy mengusap lehernya yang sakit dan masih berdarah.
"Keluar!" Usir Frans. Jessy tak memiliki pilihan.
"Rahasiakan semua ini termasuk siapa aku sebenarnya. Aku tidak akan segan untuk menyakitimu jika kau melakukannya," ancamnya. Sebelum keluar dari pintu Jessy mengangguk.
"Apa kau tidak terlalu kasar Frans?" tanya Tony setelah yakin Jessy pergi.
"Aku tidak tahu," Hanya itu jawaban Frans. Kemudian ia menuju kamar mandi. Namun sebelum masuk ia berkata lagi. " Jika kau tidak ingin aku menyakiti siapapun maka jangan biarkan siapapun mendekati ku kecuali dirimu atau orang yang aku hendaki."
Mendengar itu Tony menghela napas dalam. Ia sadar dengan perubahan dirinya yang tak wajar pastilah ia frustrasi dan tertekan. Frans jadi lebih sensitif dengan emosi yang labil. Tony bisa memaklumi itu. Ia berjanji akan selalu ada untuk Frans dalam kondisi apapun. Ia akan melindunginya dan menjauhkannya dari masalah.