Hilangnya Harapan

964 Kata
“Pangeran. anda bisa mendengar saya?” tanya sebuah suara. Frans menyisir ruangan dengan pandangannya. Kali ini ia bisa melihat wajah Dr.Andrew bersama seorang perempuan di sampingnya. “Ini dimana?” tanya Frans. “Ini klinik Dr.Eva. Maafkan saya yang langsung menyerang dan tanpa sengaja melukai Anda,” ucap Dr. Andrew. Frans mengingat kejadian semalam. Tidak sangka jika orang tersebut adalah Dr.Andrew, masuk akal jika bau darahnya saat itu terasa tidak asing. “Mengapa anda melakukannya?” tanya Frans. “Beberapa hari yang lalu saya kehilangan bubuk pengikat pemberian seorang teman. Bubuk itu mampu membuat seorang jatuh cinta. Saya sangat hawatir orang yang mendapatkan bubuk saya menggunakannya dan memperdaya seseorang agar jatuh cinta kepadanya. Lalu kemarin saya tahu siapa yang telah mencurinya dia adalah…” “Luna,” ucap Frans memutus ucapan Dr.Andrew. “Bagaimana anda tahu. Saya mendengar dari Tony jika sikap Anda mulai aneh sejak dekat dengan Luna. Karena itu saya mulai menghawatirkan Anda dan menculik Anda seperti ini. Saya takut tuan Adam mengetahui jika Anda dalam pengaruh bubuk pemikat karena keteledoran saya dan juga hawatir rahasia Anda sebagai vampire tebongkar,” jelas Dr.Andrew. Frans menghela napas. Ia melihat infuse di tangannya. Cairan berwarna merah itu mengalir ke dalam tubuhnya. “Tenang saja, itu darah Tony. Anda tidak boleh menggunakan darah sembarangan.” Kali ini Dr.Eva yang bicara. “Oh, ya. Sepertinya sebelum tak sadar kembali saya mendengar suara Luna. Dimana dia?” tanya Frans. Ia sangat merindukan gadisnya. “Ampun tuan, sejak peristiwa ini terjadi mungkin Samuel telah mengeluarkan Luna dari asrama dan sekolah,” ucap Dr. Andrew. Frans terkejut. Ia langsung bangkit hendak mencabut selang di tangannya, namun Dr.Eva dan Dr.Andrew menghalanginya. Keduanya menahan Frans dengan menyegel kedua tangannya di tepi besi ranjang. “Apa yang kau lakukan. Jangan halangi aku!” teriak Frans. Ia panic, tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jauh dari Luna. “Ampun tuan, Anda sedang dalam pengaruh bubuk pengikat. Anda sedang tidak bisa berpikir logis. Apa yang Anda rasakan bukan perasaan yang sesungguhnya,” ucap Dr.Andrew. “Kau salah. Aku menyukai Luna sejak awal. Sebelum ia mendapatkan bubuk itu. Bubuk itu sama sekali tidak berpengaruh bagiku! Tolong lepaskan aku. Kalian salah paham jangan biarkan Luna pergi. Aku harus mengejarnya!” Frans meronta. Dr.Andrew member isyarat kepada Dr.Eva yang telah membawa injeksi yang berisi obat bius, agar segera menyuntikkannya kembali. “Kumohon, percayalah padaku. Bubuk itu tidak berpengaruh bagiku. Aku sungguh mencintainya…” lambat lau kesadaran Frans melemah. Sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya Frans mengenang semua kebersamaannya bersama Luna. Cinta pertamanya. *** Luna menatap foto Frans di ponselnya. Ia sangat merindukan Frans melebihi apapun. Ia tahu dirinya bersalah telah menggunakan bubuk pengikat untuk mendapatkan Frans, karena itu ia sama sekali tidak keberatan dikeluarkan dari asrama dan sekolah sekaligus. Bahkan tamparan Samuel masih terasa sakit di pipinya. Tapi dari semua hukuman itu, yang paling Luna takutkan bagaimana jika Frans membencinya setelah mengetahui kelicikannya. Luna menghela napas. Ia memang bersalah dan patut dibenci Frans. Kini kisahnya sudah berakhir. Ia bahkan malu untuk sekedar pamit atau melihat Frans terakhir kali. Lagi pula Dr.Andrew tidak akan mengijinkannya. “Lihat, akhirnya kau tersingkir juga,” tegur seseorang dari atas pohon. Luna melihat Misha memandangnya mengejek. Luna tertawa. “Lihat, nenek peot bermimpi menikah dengan seorang pangeran. Aku akui aku gagal mendapatkan Frans. Tapi lihat dirimu, mendapatkan ciumannya saja belum pernah. Kau tidak tahu kan bagaimana rasanya bibir Frans yang manis,” ucap Luna yang sukses membuat Misha turun dengan wajah penuh amarah. Luna waspada, ia tidak akan lupa pertarungannya tempo hari di taman, Misha bukan vampire yang bisa dipandang sebelah mata. “Kau tahu, sebentar lagi Frans akan jadi milikku.” “Kau bermimpi teralalu tinggi. Mana mungkin tuan Adam akan menikahkanmu dengan Frans,” sahut Luna. Misha tertawa. “Tentu saja tidak. Tapi bukan berarti tidak ada cara lain.” Luna mengernyit, dari jawaban Misha ia tahu jika wanita licik di hadapannya sedang merencanakan sesuatu. “Bunuh dia!” teriak Misha. Beberapa vampire liar muncul. Luna terkejut sejak kapan vampire liar ada di desanya. Luna langsung hawatir pada ayah dan ibunya yang telah menjadi manusia dan tak memiliki kekuatan sama sekali. Luna melawan vampire itu dan begitu ada kesempatan ia langsung melarikan diri ke arah rumahnya. Ia harus melindungi ayah dan ibunya. “Mau kemana kau?” Misha menghalangi langkah Luna. “Kau penghianat Blue Sky!” teriak Luna. “Siapa yang peduli, hanya cara ini yang bisa membuatku mendapatkan Frans,” ucap Luna seraya menyerang. Luna menangkis dan menghindari serangan Misha. Ia yakin Misha memiliki rencana licik untuk mendapatkan Frans. Namun saat ini ia harus menyelamatkan kedua orang tuanya. Luna segera mengeluarkan kekuatan besarnya. Saat Misha sibuk menghindarinya, Luna menggunakan kesempatan itu untuk menghilang dan muncul di desanya. Suasana di desa kacau balau. Desa yang berada di pesisir pantai itu telah terbakar. Sebagian rumah hancur dan banyak warga yang menangis ketakutan maupun terluka. Begitu Luna sampai di rumahnya, ia melihat rumahnya sudah terbakar. “Ayah, Ibu!” teriak Luna. Ia berjalan mengitari rumah dan betapa terkejutnya ia menemukan kedua orang tuanya telah tewas di dalam kamar yang penuh dengan kobaran api. “Ayah, Ibu!” jerit Luna. Ia menangis dan menyesal tidak bisa menyelamatkan ayah dan ibunya. Saat itulah Misha datang. Melihat kondisi Luna yang lemah. Misha memanjangkan kukunya lalu menusuk jantungnya. “Akhirnya, akun berhasil membunuhmu. Frans hanyalah milikku. Sejak lahir dia miikku,” bisik Misha di telinga Luna. Luna yang memuntahkan darah di mulutnya tidak bisa berkata apa – apa. Ia pasrah saat Misha mencekiknya hingga lehernya terputus. Saat itulah lambat laun tubuhnya berubah menjadi abu. *** Frans kembali terjaga. Ia merasa bermimpi buruk tentang Luna. Ia bangkit. Kedua tangannya sudah bebas. Ia mendengar suara dari ruangan sebelah. Sepertinya Dr. Andrew dan Dr.Eva sedang membicarakan sesuatu. “Aku sudah memasukkan virus human ditubuh Frans cukup banyak. Virus yang kumasukkan itu virus dengan ukuran yang tinggi melebihi dosis vampire lain. Namun sesuai dugaanku virus itu tidak bekera padanya. Frans akan jadi vampire selamanya,” ucap Dr.Eva. “Astaga. Bagaimana ini. Apa Samuel tahu jika Frans terlahir sebagai vampire?” tanya Dr.Andrew. “Tidak. Aku tidak memberitahu siapa pun. Kau tahu sendiri kan peraturan undang – undang yang dibuat tuan Adam. Sebaiknya kita rahasiakan dari semua orang. Cukup yang tahu saat ini saja. Toh, Frans tidak memiliki aroma vampire karena dai seorang prince,” sahut Dr. Eva. Frans mendengarkan semua pembicaraan tersebut dengan seksama. Kini ia mengerti jika dirinya tidak memiliki harapan menjadi manusia biasa lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN