Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Little Thief’s POV Untuk sepersekian detik, jantungku berhenti berdebar. Azrael menghentikannya. Sekeliling berubah senyap begitu bibirnya bergerak, sangat-sangat lembut, sangat-sangat lambat, menyesap bibirku atas dan bawah bergantian. Azrael berlama-lama pada setiap lumatan, seolah iblis itu punya seluruh waktu di dunia. Sensasinya membuat pening. Membuat mabuk. Tapi dalam waktu bersamaan, sangat-sangat menyiksa. Rasanya tidak cukup. Aku ingin lebih. Tapi Azrael justru berhenti. Aku nyaris merengek ketika iblis itu menarik diri untuk melepaskan bibirku. Sebelah tangannya masih menangkup pipiku, menahan wajahku untuk tidak mengikuti bibirnya. “Apa itu membantu?” Azrael berbisik, pelan dan serak. Seperti dua kata itu sangat sulit untuk diucapkan disaat nafasnya sedang memburu.