“Kami sudah mendaftarkanmu untuk dilelang. Lot nomor 21.” Nakia mendongak, menatap Bu Yani dengan tatapan kaget. “Katakan pada saya kalo ini cuma bercanda?” “Aku sangat serius.” “Bu, saya nggak mau ikut dalam pelelangan itu. Bukannya kemarin saya udah bilang ke Ibu?” “Kau harus melakukannya!” Kepala perawat—Bu Yani, duduk di kursi samping Nakia dan menatap Nakia dengan tatapan memohon. “Kau perempuan paling cantik di unit ini. Kita pasti mendapatkan harga yang bagus untukmu.” “Itu benar-benar berlebihan,” jawabnya memberengut. “Ayolah. Katakan ya. Ini untuk tujuan mulia.” “Saya nggak tau dari mana Ibu dapat gagasan gilaa itu, tapi saya benar-benar merasa buruk kalau sampai melakukannya.” “Gagasan kita semua—apa kau sudah lupa? Semua orang bersemangat tentang hal ini. Akan jadi mala