24. Terpaksa Berbohong

1103 Kata

Jam pulang. "Eh, lihat! Bukankah itu Profesor dan dr Evelyn?" Spontan Sherly menahan langkah kakinya begitu mendengar Raisa dan Mauli berseru secara bersamaan. Tangan mereka menunjuk jauh ke depan, tepatnya posisi Seto yang berada di depan mobilnya bersama dengan Evelyn. Mereka tampak akrab. Entah sedang membicarakan apa, tetapi dari gestur yang ditunjukkan Evelyn sepertinya mereka akan pulang bersama. Sherly menggelengkan kepala lalu mengeluarkan ponsel untuk melihat sudah sampai mana taksi yang di pesannya. "Masih lama?" Sherly menghela nafas. "Untuk apa peduli dengan urusan orang lain. Lebih baik pulang dan beristirahat." Raisa dan Mauli saling pandang, kemudian menganggukkan kepala. "Kamu benar. Tidak penting mengurusi masalah ini. Terlebih jika Profesor tahu kita terlalu kep

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN