Sherly mengambil tas setelah selesai dengan hukuman yang diberikan Seto kepadanya. Gadis itu berjalan sambil menenteng hoodie di tangannya, menunggu taksi yang sudah di pesannya. "Kamu yakin tidak mau aku antar?" tanya Dimas. "Tidak. Kamu duluan saja. Taksi ku sebentar lagi akan datang." Dimas mengangguk. Meskipun sebenarnya dalam hati ingin mengantar Sherly, tetapi dia tidak boleh terlalu gegabah apalagi memaksakan kehendaknya. Lain kali pasti ada kesempatan. Itu adalah kalimat yang membuatnya terus berpikir positif jika dirinya masih memiliki harapan. "Jika begitu aku duluan. Kamu hati-hati. Sampai jumpa besok." Sherly hanya tersenyum membalas lambaian tangan Dimas. Kembali dia melihat aplikasi taksi online-nya untuk mengecek sudah sampai di mana. "Ternyata masih jauh. Tumb