"Saya tahu kamu sudah di balik pintu. Cepat buka pintunya." Tangan Sherly yang memegang handle pintu seperti tersengat listrik begitu mendengar suara Seto. Pria ini benar-benar iblis. Bahkan pintu belum dibuka pun tahu di mana aku berada. "Cepat buka pintunya. Saya ingin bicara." Sherly masih bergeming tanpa berniat membuka pintu apartemennya. "Ingin bicara? Tadi saat di rumah sakit begitu berlagak, sekarang, apa yang ingin dibicarakan?!" Lagipula Sherly sudah mengumpulkan tekad untuk tidak mengikuti keinginan pria itu bersandiwara lagi. Biarkan dia tahu rasa karena sudah menindasnya. Dia pikir bisa memanfaatkanku? Enak saja! Sherly kembali menempelkan matanya di depan door viewer untuk melihat Seto. Penasaran dengan apa yang akan dilakukan pria itu karena dirinya enggan membu