Nayra dan Dean kini tengah berada di butik langganan keluarga William. Butik yang berada di pusat kota Jakarta itu butik langganan mama Agatha selain salah satu butik di Bandung. Nayra dan Dean akan melaksanakan akad nikah di Jakarta sesuai tempat tinggal Nayra. Orang tua Dean menyetujui hal itu. Bagi orang tua Dean tidak masalah dimana pun nanti pernikahan Nayra dan Dean akan dilaksanakan. Yang terpenting sakral, sah dan putea semata wayangnya itu menemukan kebahagiaannya kembali.
Nayra dan Dean tengah fitting gaun pengantin. Gaun pengantin bersileut line A dengan aksen bunga pada veilnya serta terdapat permata yang memperindah gaun itu. Elegan. Satu kata yang pantas disematkan. Nayra tadinya menolak adanya permata digaun pengantinya namun Dean tetap bersikukuh adanya permata digaun itu.
Selesai fitting gaun pengantin mereka menuju toko perhiasan membeli cincin pernikahan mereka. Nayra mengerjapkan mata saat Dean akhirnya memilih sepasang cincin pengantin bermata blue saphire. Nayra menyerahkan semua ke Dean pemilihan cincin pernikahannya. Jika Nayra yang memilih pasti Dean menolak karena Nayra pasti akan memilih cincin yang sederhana, sedangkan Dean ingin memberikan yang terbaik kepada wanita sangat dicintainya itu.
Gedung tempat berlangsungnya resepsi pernikahan dan catering telah selesai diurus oleh mama Dean dan mama Nayra yang berkolaborasi. Kedua mama itu tampak sangat kompak walaupin kini keadaan keluarga Nayra tidak seperti dulu lagi, namun keluarga Dean tidak pernah mempersoalkan itu. Bagi mama Dean, Nayra wanita yang baik dan satu-satunya wanita yang selalu bisa membuat Dean putra semata wayangnya selalu tersenyum bahagia. Undangan pernikahan pun telah selesai. Persiapan pernikahan Nayra dan Dean sudah 90 persen dengan waktu pernikahan yang masih empat hari lagi.
***
Dean mengunjungi perusahaan Dika untuk menyerahkan undangan pernikahannya dengan Nayra yang akan berlangsung dua hari lagi. Tanpa diketahui Dean didalan ruangan Dika ada Devan yang tengah berkeluh kesah seperti biasa.
Dean masuk ke ruangan Dika setelah mengetuk pintu dan mendengar jawaban dari dalam untuk masuk. Lain Dean lain Sean. Ya. Masing-mading punya kebiasaan tersendiri tergantung pribadi masing-masing. Dean melangkah mendekat ke Dika dan Devan yang tengah duduk disofa sedangkan Athala tengah mengambil minuman dingin di lemari pendingin yang ada didalam ruangan Dika.
“Wah.. Kebetulan Pak Devan ada disini. Jadi biar sekalian saja saya kasih disini. Saya tidak perlu menemui bapak di perusahaan bapak lagi,” ucap Dean sopan
“Hai bro.. Ada apakah lo gerangan kesini? Kita kan nggak ada meeting dan nggak ada janji kan bro,” tukas Dika dengan gaya santainya
“Iya bro.. Sorry.. Kalau gue ganggu kerjaan lo. Gue Cuma mau antar ini bro,” Dean menyerahkan undangan pernikahannya dengan Nayra ke Dika
“Apa ini bro? Undangan pernikahan? Lo mo married sama siapa bro?” tanya Dean saat membaca halaman depan undangan pernikahan tapi belum membaca nama mempelai
“Lo buka aja bro. Ini undangan untuk Pak Devan juga,” Dean menyerahkan undangan yang bertuliskan nama Devan ke Devan yang masih duduk di sofa
“Dean Nayra?” ucap Dika seolah bertanya setelah membaca undangan pernikahan itu
Devan yang mendengar perkataan Dika seketika menjatuhkan undangan yang berada di tangannya karena terkejut.
“Nayra? Menikah?” ucap Devan dengan nada tidak percaya
Dika mengalihkan pandangan ke Devan begitu juga dengan Dean. Mendengar suara berisik diruangan Dika, Atthala yang tengah mengambil air minum bergegas menghampiri mereka yang berada di sofa itu.
“Ada apa sih? Berisik banget? Perasaan nggak ada apa-apa deh. Kenapa pada berisik banget. Heran gue. Bertiga doank berisiknya kaya di emol,” Omel Atthala kesal yang masih belum menyadari kehadiran Dean
“Mantan istri sahabat lo mau nikah Tha! sarkas Dika
“Nayra? Nayra menikah? Serius? Bagus donk. Semoga Nayra mendapat suami yang baik dan benar-benar cinta sama Nayra. Asal suaminya jangan kaya dia aja nanti,” tambah Atthala mengedikan dagu kearah Devan.
Devan menggeram mendengar ucapan Atthala namun Devan berusaha menahan amarahnya di depan Dean.
“Pastinya Nayra nggak akan dapat suami seperti mantan suaminya donk. Gue yakin mantan suaminya menyesal melepas Nayra,” Tukas Deab menjawab ucapan Atthala
Atthala mengalihkan tatapannya saat mendengar suara bariton yang Atthala kenali itu.
“Dean.. Sejak kapan lo disini?” tanya Atthala
“Sejak lo masih ngubek-ngubek isi lemari pendingin Dika,” Balas Dean disertai candaan
“Sialan lo. Gue haus habis ngomong panjang lebar tadi,”
Dean membalas ucapan Atthala dengan senyum tipis.
“Eh.. Tunggu. Tadi lo pada bilang Nayra mau nikah. Emang sama siapa Nayra akan nikah sih? Mana gue lihat undangannya coba,” Atthala mengambil undangan tangan Dika lalu membacanya. Ekspresi Atthala tidak jauh berbeda dengan Dika ketika membaca undangan pernikahan itu.
“Dean Nayra.. What? Serius bro? Serius lo nikah sama Nayra?” Atthala membolakan mata tidak percaya dengan apa yang dibacanya
“Lha ngapain gue bohong Tha. Seperti yang lo baca Tha,” Jawab Dean
“Wah.. Kalau ini sih gue percaya Nayra pasti bahagia. Selamat bro.. Gue pasti akan datang dengan senang hati ke pernikahan lo dan Nayra. Nggak tahu kalau sama sahabat gue yang satu itu. Pasti dia patah hati,” Ujar Atthala meledek Devan
“s**t!” umpat Devan
Devan semakin naik pitam mendengar ucapan Atthala. Devan keluar dari ruangan Dika saat semua orang menyalahkan dan memojokannya dengan amarah dalam dirinya. Ya. Devan memang salah dan semua salah Devan. Bahkan Devan kini menyesalinya. Tapi Devan bisa apa. Devan ingin memperbaiki dan menebus semua salahnya, namun Nayra tidak menginginkannya. Dan sekarang Nayra akan menikah dengan Dean. Sungguh. Hati Devan sangat sesak saat mengetahui hal itu. Ternyata sesakit ini yang namanya sakit hati. Devan tahu penyesalan memang tidak ada gunanya.
Beberapa saat kemudian selesai berbincang dengan Dika, Dean keluar dari ruangan Dika. Dean telah mengurus semua cuti Nayra sekaligus. Sementara Atthala langsung mengejar Devan saat Devan keluar dari ruangan Dika. Atthala takut temannya frustasi dan bunuh diri. Makanya Atthala memilih menyusul Devan segera sebelum terlambat. Itulah yang saat ini berada didalam pikiran Atthala. Karena cinta bisa membuat buta pikiran dan hati-Atthala.
Ada yang panas atau mungkin benar kata Atthala. Frustasi.