16

1193 Kata

"Ka-mu!" pekikku, benar-benar gak percaya melihatnya ada di sini. Om Reyhan. Apa dia adalah Pangeran yang dimaksud Ibu? Om Reyhan hanya diam saja gak menjawab, wajahnya juga biasa saja gak terlihat terkejut sama sekali sementara Ibu, memandangku dengan alis nyaris bertaut. "Kalian sudah saling kenal?" tanya Ibu, tatapannya tertuju padaku lalu tertuju ke wajah Om Reyhan yang datar saja, tanpa ekspresi. Kedua tangan Om Reyhan membawa dua plastik putih besar entah berisi apa. "Ya, kami saling kenal." Om Reyhan yang menjawab. Dia bilang, kami saling kenal, padahal kemarin, apa kita kenal? Sungguh aneh sekali manusia itu. "Pangeran ini anak teman Ibu, Nduk," jelas Ibu sambil menatapku. "Terserah kata Ibu. Tapi yang jelas, aku gak akan pernah nikah sama dia." Tatapanku tertuju ke wajah Om R

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN