SP1 UNTUK KUSNADI

1156 Kata
Sudah satu minggu Hessa dan Lingga kembali ke pulau Jawa. Hessa kembali ke Jakarta dan Lingga kembali ke Bekasi. Kemarin mereka membawa dua ponsel lama milik Kia dan Hendra. Ponsel Hendra Hessa serahkan ke Adit untuk di simpan di kantor Hendra, karena Hessa kan tidak ke kantor Hendra. Sedang yang milik Kia dia bawa, akan disimpan di kantor miliknya dan akan dinyalakan sesekali di saat jam kerja. Mereka kembali ke kehidupan real. Bahkan satu minggu sejak kembali dari Kalimantan Hessa tak pernah bertemu dengan Lingga di Bekasi karena saat dia datang mengantar ibunya, Lingga sudah ada di dalam ruang praktiknya. Tentu Hessa tak mau mengganggu dan saat menjemput Syakira, pastinya Lingga sudah pulang. Tak ada keinginan keduanya untuk sengaja bertemu karena memang Hessa belum punya rasa apa pun terhadap Lingga. Dia masih menjalankan hari-harinya dengan nyaman dia tetap bekerja dan bekerja. “Pak Hessa mau makan siang?” tanya Farah. “Iya, nanti sebentar,” jawab Hessa. “Mau saya pesankan sesuatu Pak Hessa?” “Tidak perlu, saya pergi saja keluar,” balas Hessa. ”Bagaimana kalau kita makan bareng Pak?” tanya Farah. ”Wah maaf saya ada janji dengan yang lain,” elak Hessa. Hessa merasa sejak Farah di mutasi sebab tak ada Tiara sebagai atasannya, Farah ditugaskan menjadi sekretaris dua dan sejak satu minggu ini dia bekerja, Farah berupaya mendekatinya itu membuat Hessa tidak nyaman. ≈≈≈≈≈ “Kusnadi kamu bisa ke ruangan saya?” kata Hessa melalui intercom saat Farah sudah keluar ruang kerjanya. “Ada apa Pak?” tanya Kusnadi saat dia sudah di ruang kerja Hessa. “Saya lagi males keluar, saya tadi janji makan siang dengan orang, tapi sudah saya batalkan. Kamu bisa tunggu makanan saya di bawah? Saya sudah pesan makanan via online. Saya tidak mau orang lain yang mengantar kecuali kamu ya. Saya tidak mau orang lain yang mengantar. Ingat itu, tidak siapa pun. Lebih baik saya buang kalau ada orang lain yang mengantar,” kata Hessa. Hessa tak mau bila resepsionis mengantar lalu tiba-tiba nanti Farah yang mengambil alih untuk mengantar ke ruangannya. Itu sebabnya berkali-kali dia tekankan pada Kusnadi tak boleh ada orang lain yang mengantarkan dan dia minta Kusnadi menunggu di bawah. “Baik Pak, saya akan tunggu di bawah,” jawab Kusnadi. ≈≈≈≈≈ “Kusnadiiiiiiii!” teriak Hessa memanggil Kusnadi tanpa intercom, di ruangannya ada Farah yang mengantarkan makanan yang dia pesan secara online dan minta Kusnadi jemput, malah Farah yang antar. Hessa sangat marah. “’Iya Pak. Ada apa?” kata Kusnadi tergopoh. “Buang makanan ini. Buang!” teriak Hessa. “Maaf Pak. Maaf. Farah bilang kan sudah saya ambil di bawah, tinggal kasih ke Bapak dia saja yang bawa masuk ke ruang Bapak. Dia memaksa, dia bilang sekalian dia mau minta tanda tangan Bapak.” jawab Kusnadi dengan tertunduk. “Saya tidak mau tau apa bargaining kalian. Saya bukan sekali pesan ke kamu, tiga kali saya pesankan. Saya bilang tak boleh pindah tangan. Satu kali lagi kalian bikin kesalahan sama saya. Saya pecat kalian semuanya. Kalian sudah tidak bisa mendengar kata-kata saya. Saya bilang makanan saya hanya boleh Kusnadi yang pegang.” “Tapi saya nggak punya niat apa-apa kok Pak,” Farah membela diri. “Saya bukan tanya niat! Saya bilang tidak mau ya tidak mau. Itu sudah prinsip saya. Jangan pernah sepelekan prinsip hidup orang lain, karena tidak semua orang mau disepelekan seperti itu.” “Kusnadi SP1 buat kamu!” kata Hessa sambil mengibaskan jari mengusir kedua sekretarisnya. Dia langsung memanggil manager HRD yang segera datang tergopoh-gopoh. ≈≈≈≈≈ Tentu saja Kusnadi sangat sedih akan mendapat SP karena memang Hessa langsung memanggil Manager HRD Darvi Savero atau yang biasa dipanggil Davi. “Jadi kesalahannya apa Pak?” “Dia tidak mendengarkan perintah saya dan perintah itu saya katakan tiga kali. Tiga kali perintah dan dia tidak mendengarkan sama sekali. Bukan tidak mendengarkan, tidak mengindahkan. Dia sepelekan perintah saya dia lebih mendengar permintaan Farah, itu sangat fatal buat saya!” Davi tak bisa bicara apa pun. Dia tak bisa membela Kusnadi karena memang kenyataannya Hessa sudah mengatakan tiga kali. Salahnya Kusnadi luluh pada permintaan Farah. Mungkin Kusnadi ada hati untuk Farah. Tapi kalau untuk urusan pekerjaan seharusnya dia tidak lemah. ≈≈≈≈≈ “Kamu memang tidak mendapat SP dari Pak Hessa, tapi saya peringatkan kamu. Pak Hessa tidak suka dengan kelancangan kamu seperti itu. Jelas-jelas tadi Kusnadi sudah bilang diperintah Pak Hessa tidak boleh memberikan pada siapa pun tapi kamu membujuk Kusnadi agar memberikan.” “Benar, salah Kusnadi karena tunduk pada kamu, mungkin karena dia ada hati sama kamu atau nggak enak sama kamu yang perempuan atau apa pun. Tetapi kamu sudah membuat persoalan ini semakin besar.” “Kalian bisa bayangkan bila yang pak Hessa berikan mandat padamu adalah dokumen rahasia yang hanya dia percayakan pada Kusnadi, lalu karena merasa tinggal di bawa masuk ke ruangan, maka dengan entengnya Kusnadi pindah tangankan ke Farah?” “Mikiiiiiiiiiiiir!” “Jangan kamu katakan lagi kamu tak punya niat apa pun, karena itu langsung pak Hessa ingat. Tadi dia katakan semua yang kamu ucapkan Farah!” “Saya yakin sebentar lagi kamu tidak perlu butuh SP1 dan SP2, saya yakin kamu langsung akan dipecat bila kelakuan kamu seperti ini. Satu minggu ini saya lihat kamu terlalu berambisi untuk mendekati Pak Hessa. Kamu terlalu gegabah,” kata Davi. Rupanya dia memperhatikan tingkah laku Farah yang dia lihat semakin tidak pantas. “Kalian berdua jangan main-main dengan Pak Hessa bila ingin terus bekerja, karena kalau sudah di PHK di sini tentu akan sulit cari pekerjaan lain. Walau dia tidak memberi tahu pada lingkup HRD, tapi pasti akan langsung tersebar. Sekarang saya tahu kok dari beberapa teman manajer HRD ~kita tergabung dalam suatu grup~ sekarang Tiara sedang mengemis ke semua perusahaan besar bahkan perusahaan kecil untuk bekerja. Tapi begitu tahu mengapa dia di PHK tentu akan sulit buat dia cari kerja.” “Farah kamu bersiap saja, saya sudah peringatkan kamu lebih dulu. Jadi jangan sampai kamu menyesal karena menyesal itu selalu belakangan.” Farah hanya menunduk bukan karena dia dimarahi soal mendekati Hessa tapi malah soal bahwa Kusnadi mungkin ada hati padanya. Farah yakin setelah ini Kusnadi pasti juga akan ilfil. Niat hati ingin menangkap kakap ternyata teri di tangan pun lepas. ≈≈≈≈≈ Kusnadi benar-benar lemas, dia dapat SP1 dan dibentak sedemikian rupa oleh Pak Hessa karena memang itu kesalahannya. Jelas-jelas tadi direkturnya mengatakan tidak boleh diberikan pada orang lain, tetapi dengan mudahnya dia berikan pada Farah, hanya karena tak enak pada gadis tersebut. Dia pikir apa salahnya cuma nganterin makanan tersebut. Ternyata itu membuat pak Hessa terluka. Sungguh dia jadi nggak enak hati, dia yakin poinnya menjadi berkurang dengan cacatnya kinerja barusan. Benar-benar dia merasa sangat si-al hari ini. Padahal tak pernah pak Hessa marah padanya selama belum ada Farah di ruangannya. Tapi Kusnadi sadar, benar yang pak Davi katakan, dia telah menyepelekan perintah pak Hessa yang sudah dia katakan berulang. Bukan soal isinya makanan, tapi soal kepercayaan yang dia langgar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN