Irisha sibuk menghubungi suami sedari tadi. Ia bingung harus mencari Raka ke mana. Ponselnya tidak aktif dan ia yakin pria itu tengah terluka akibat pukulan yang di terima dari Ken. Kini ia tengah duduk di bangku taman hotel, sendirian dalam kegundahan. “Kemana anak kurang ajar itu pergi?” suara lantang mengejutkan Irisha. “Papa..” Irisha bangun dari duduknya saat papa mertuanya mendekat. “Papa malu punya anak seperti Raka. Tidak habis-habisnya melempar kotoran ke wajah orang tua” terdengar nada putus asa dari papa mertuanya. “Pa, tolong maafin kesalahan Raka. Dia hanya hilang kendali dan semua ini salah Irisha” ucap Irisha sedih. Pria paruh baya itu menghela napas mendengar ucapan menantunya, “Kenapa kamu masih bertahan saat suami sendiri mengharapkan perempuan lain? Apa yang me