“Alea...” suara seseorang membuatnya terkesiap, suara itu dari Ira teman kantornya.
“Kamu mau ikut aku makan siang di kantin? Aku tadi kirim pesan tapi nggak kamu baca”
“Maaf Ra, aku tadi masih ada kerjaan jadi nggak sempat liat ponselku. Tunggu ya, aku rapikan berkas sebentar baru kita ke kantin”. Alea merapikan beberapa berkas yang sudah selesai dikerjakan.
Mereka berdua makan di kantin hotel khusus pegawai. Beberapa karyawan memang makan di kantin atau makan di luar. Menu yang mereka pilih adalah nasi campur dan es teh manis.
“Duduk di sana yuk” tunjuk Ira pada meja yang kosong. Alea mengangguk dan mengikuti langkah Ira. Mereka duduk bersebelahan dan kursi di depan mereka biarkan kosong.
“Gimana kerja di sini Alea, lebih enak di Bali apa di Bandung? “ Ira memasukkan satu sendok penuh makanan ke mulutnya.
“Sama saja Ra, aku suka semuanya” jawab Alea santai.
“Biasanya anak baru selalu di panggil Pak bos, kamu sudah ketemu kan sama CEO baru kita?”
Alea menegak minumannya sebelum menjawab pertanyaan Ira “ Sudah kok Ra”
“Terus-terus gimana?” Ira penasaran sampai menghentikan aktivitas makannya.
“Terus apanya Ira? Ya sudah aku ketemu beliau, basa basi selesai deh”
“Bukan itu, Pak Ken ganteng kan? Semua wanita yang lihat Pak Ken pasti terpesona. Aku lihat dia seperti melihat malaikat tanpa sayap. Sikapnya dingin makin membuat kharismanya meningkat”
Alea menggaruk tengkuknya mendengar pujian yang berlebihan dari Ira.
“Tapi sayang sudah punya pacar. Pacarnya model di Belanda, tapi denger-denger nggak dapat restu dari orang tua Pak Ken”
“Kalau sudah tahu punya pacar, harusnya jangan memuji berlebihan nanti kalau orangnya dengar bisa besar kepala”
"Nggak mungkin lah, mana pernah bos besar datang ke tempat ini"
Alan dan Ira sibuk dengan dengan makanan masing-masing.
“Permisi, saya boleh duduk di sini? Sepertinya semua meja tidak ada yang kosong” tanya seseorang.
Alea dan Ira menatap tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Seorang Alkenzie, CEO Almera ingin makan bersama karyawan di kantin. Ini sebuah keajaiban bagi Alea dan Ira. Di samping Ken tentu saja ada Roy yang sedari tadi senyum-senyum melihat dua wanita ini bengong.
“Silakan duduk Pak Alkenzie, kami sudah selesai kok” jawab Ira dengan suara yang terdengar gugup.
“Kami sudah selesai Pak, jadi bapak bisa duduk dis ini” ucap Alea sesopan mungkin padalah dalam hatinya ia kesal pada Ken karena mengganggu makan siangnya. Alea dan Ira berdiri hendak meninggalkan Ken.
“Kalau begitu Alea temani saya makan siang, ada hal yang ingin saya bicarakan mengenai pekerjaan” Langkah Alea terhenti dan melihat Ken yang kini sudah duduk menatapnya dengan manis. Ira yang mendapat kode dari Roy pergi meninggalkan Ira, termasuk Roy juga ikut pergi.
Kini Alea dan Ken duduk bersama saling menatap. Para pegawai yang makan siang di sana dibuat penasaran kenapa Alea bisa makan siang bersama CEO. Roy datang membawakan Ken jus jeruk dan kembali meninggalkan mereka berdua.
= = = =
“Roy, cari tahu di mana Alea sekarang. Aku ingin minta maaf karena berbuat tidak sopan di hadapannya. Aku berusaha tidak peduli itu tapi beberapa hari ini terganggu dengan semua itu. Belum lagi aku harus berangkat pagi-pagi buta untuk menghindarinya. Lama-lama aku lelah sendiri” Ken mengacak rambutnya dan melonggarkan dasi yang ia kenakan.
“Kamu sangat aneh Ken, sejak kapan kau bisa merasa terganggu oleh wanita? Bukannya beberapa hari ini kau selalu menunggu Alea di basement apartemen sampai ia berangkat kerja. Jangan-jangan kamu suka dengan Alea”
“Yang benar saja Roy, aku sudah punya Angel” Ken tertawa sumbang.
“Andai saja aku belum punya istri mungkin aku akan mengejar Alea, Ken” Roy terdengar menggoda Ken dan membuat Ken tersenyum sinis.
Tidak bisa Ken pungkiri, sekeras apapun menghindari Alea tetap saja ia berurusan dengan wanita itu terutama dalam pekerjaan. Seperti kemarin harus rapat bersama Alea dan tanpa sengaja Ken memandang Alea dengan kagum akan kepintarannya dalam berdiskusi. Memberikan beberapa ide dan masukan dalam meningkatkan kunjukan wisatawan ke hotel. Selain pintar, kecantikan Alea juga di atas rata-rata bagi Ken.
= = = =
“Bapak mau bicara apa? Kalau masalah pekerjaan harusnya Bapak panggil saya ke ruangan” Alea memberanika diri memulai pembicaraan.
“Nggak apa-apa Alea, saya juga ingin lihat bagaimana kantin karyawan”
“Saya cuma tidak enak dilihat karyawan lain pak”
“Begini Alea, beberapa waktu lalu saya melakukan hal tidak sopan di hadapan kamu” Ken terdiam sesaat, berusaha menata kalimatnya dengan baik.
Alea sendiri tahu ke mana arah pembicaraan ini namun bersikap biasa saja, “Maksud bapak apa?”
“Kamu lihat saya berciuman di lift apartemen kan?"
Alea menelan ludahnya dengan susah, ia harus mengingat kejadian yang memalukan itu padahal ia sendiri sudah mulai lupa, “Apapun yang Bapak lakukan, itu hak Bapak. Saya cuma kebetulan saja ada di sana. Jadi lupakan saja kejadian itu, saya juga bukan tipe orang yang suka bergosip. Rahasia Bapak aman sama saya” Alea tersenyum pada Ken yang membuat priA itu salah tingkah.
“Terima kasih Alea, sekarang saya merasa lega”
“Kalau tidak ada yang penting lagi, saya izin pamit duluan ya, Pak. Jam makan siang sudah selesai dari tadi” Alea berdiri dan berpamitan dengan Ken.
Ken membalas dengan senyum dan melihat kepergian Alea dari hadapannya.
Roy datang menghampiri Ken dan duduk di hadapannya. “Sudah beres kan bos?”
“Sudah Roy, sepertinya Alea itu wanita yang sangat menarik. Pekerja keras, unik dan cantik. Bahkan dia tidak mempermasalahkan soal kejadian di lift” ada binar bahagia di mata Ken saat membicarakan Alea.
“Alea lebih cantik dari Angelica bos, gadis itu hanya kurang di poles saja”
Ken mengangguk tanda setuju. Harus di akui, Alea dengan make up sederhana saja bisa secantik itu beda dengan Angel yang setiap hari harus menggunakan make up yang tebal.
“Oh ya Roy, bagaimana sudah ada laporan?”
“Sudah bos, nanti mereka akan kirim langsung ke email anda”
Mereka meninggalkan kantin untuk kembali ke ruang CEO.
Belum sehari kejadian di kantin, Alea sudah mendengar desas desus tentang hubungannya dengan Ken. Tidak pernah terlintas di pikirannya untuk memiliki hubungan dengan pria apalagi dengan pria yang sudah memiliki pacar. Trauma masa lalu masih membekas dalam pikirannya. Tapi sekarang ia harus mendengar sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.
Ira menghampiri Alea yang sedang bersiap-siap untuk pulang, “Pak Ken ngomong apa tadi?” tanyanya dengan wajah penasaran.
Alea melirik Ira yang ada di hadapannya “Masalah pekerjaan Ra, kamu jangan termakan gosip deh. Belum sehari sudah ada berita yang tidak-tidak” jawab Alea sebal.
Ira percaya apa yang Alea bilang, mana mungkin Alea ada hubungan dengan Ken sedangkan Ken sendiri sudah punya pacar.
“Tapi malam ini jadikan kita ke club?” Ira meminta Alea menemaninya ke club walaupun Alea sangat malas. Selama di Bandung Alea sangat jarang keluar, ia hanya keluar untuk belanja keperluan apartemen saja.
“Baiklah, tapi jangan terlalu malam pulangnya ya besok aku ada meeting”
“Siap bos, nanti kita ketemu di sana ya"
~ ~ ~
--to be continue--
*HeyRan*