Bab 5

1025 Kata
Kyomi meneguk minumannya dan mengunyah es batu dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang membuat Ghea dan Pamela merasakan ngilu seketika. "Tenangkan dirimu!" Ghea mengusap bahu Kyomi. Kyomi dengan tatapan tajamnya menoleh kesal ke arah Ghea sehingga gadis itu segera melepaskan tangannya dari bahu sahabatnya. "Tenang katamu? Dia mencuri ciuman pertamaku, apa menurutmu aku masih bisa tenang?" Hardik Kyomi. "Dan apa yang kalian berdua lakukan tadi? Menahanku untuk melayangkan tamparan padanya. Apa kalian masih bisa di sebut sebagai sahabat?" Sarkasnya dengan menatap kedua sahabatnya berganti. "Kamu sungguh akan di pecat jika kau melakukan niatmu itu." Jelas Pamela. "Memangnya aku peduli? Tidak masalah jika dia ingin memecatku, tapi dia sudah merendahkan ku. Hanya karena dia boss besar, dia bisa melakukan seenaknya begitu saja. Tidak bisa, aku tidak terima ini!" Kyomi segera berdiri. Jelas sekali kemarahan terpancar di wajahnya. "Jika aku jadi kau, aku akan dengan senang hati menyambutnya." Ghea masih sempat- sempatnya untuk bergurau. "Kapan lagi bisa merasakan bibir seorang Biantara yang baru saja turun dari pertapaannya. Aarrgghhh.. aku iri dengan mu." Lanjutnya. "Aku sedang marah!" Tukasnya dengan wajah yang menurut Ghea terlihat sangat lucu. Ya, Kyomi bukanlah pribadi yang dengan mudah terpancing emosi. Jika dia mengatakan dia sedang marah, itu artinya dia memang sedang marah. Tapi yang menjadi masalah adalah kemarahannya bukan manusia biasa. Pria tampan yang menjadi idaman semua kaum wanita yang tidak lain juga merupakan boss mereka. Orang yang menggaji mereka dengan mahal. Ya, BKK Crop satu- satunya perusahaan yang berani memberikan gaji pada karyawannya 2 kali lipat di atas UMR yang sudah di tetapkan. "Dia boss kita jika kau lupa. Kita juga masih dalam masa trainning." Pamela bersuara. "Dan kau masih membutuhkan perusahaan ini untuk membayar hutang keluargamu di bank. Kau tidak ingin rumah peninggalan Papamu di sita oleh bank bukan. Mamamu dengan berat hati menggadaikam rumah peninggalan Papamu hanya demi untuk membiayai sekolahmu. Ayolah, jangan gegabah hanya karena masalah sepele yang tidak membawa kerugian padamu. Ciuman juga tidak akan membuatmu hamil." Lanjutnya. Untuk sesaat Kyomi merasa apa yang di katakan Pamela benar adanya. Dia masih membutuhkan pekerjaan ini untuk membayar hutang. Mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan bagus bukanlah sesuatu yang sangat mudah. Tapi pernyataan Pamela di akhir membuatnya kembali merasa panas di bakar emosi. "Hanya karena bagimu sebuah ciuman tidak masalah bukan berarti pemikiranmu dan pemikiranku sama." Sinisnya yang membuat keduanya saling menatap tajam. "Hey, kenapa jadi tegang seperti ini. Jangan kita yang berakhir ribut." Ghea yang merasakan atmosfer berbeda dia berusaha mencairkan keadaan dan suasana. "Maafkan aku! Aku lupa kau adalah si gadis suci dan aku si gadis liar." Pamela tersenyum tipis. "Mela!" Tegur Ghea. "Di luar sana masih banyak manusia yang dengan rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk bertahan hidup. Mereka rela menjilat hanya untuk suatu pekerjaan atau jabatan." "Aku bukan manusia di luar sana! Kau minta maaf, lalu untuk apa jika pada akhirnya kau meminta ku untuk merendahkan harga diriku." Sergah Kyomi. "Aku tidak memintamu, aku hanya ingin kau sadar dan melupakannya." Pamela membantah tuduhan Kyomi. "Hey, ada apa dengan kalian berdua!" Ghea masih berusaha melerai kedua sahabatnya itu. "Bagiku terdengar sama saja." Lanjut Kyomi. Matanya menangkap sosok manusia yang menjadi alasan pertikaian mereka saat ini. Bian dan Kanaka berjalan beriringan menuju ke arah mereka. Melihat Kyomi dan kedua temannya, Kanaka mengulum senyumnya. Kyomi segera beranjak, menghampiri keduanya dengan segera hingga langkah mereka kompak berhenti saar berhadapan. "Aku mengundurkan diri!" Kata Kyomi dengan tegas. Bian menaikan sebelah alisnya, "Alasanya?" Tanyanya dengan santai dengan wajah tanpa dosa. Dan hal itu membuat emosi Kyomi semakin di permainkan. Apa pria ini gila, dia baru saja memecatku dan melecehkanku. Dan dengan beraninya dia menanyakan alasannya apa? Kyomi membatin dalam hati. "Bukankah anda sudah memecat saya?" "Aku berubah pikiran." Sahut Bian. "Apa maksudmu?" "Aku berubah pikiran, apa kalimat sederhana itu sulit bagimu untuk memgartikannya?" "Aku menolak untuk bekerja di sini. Di mana boss pemilik perusahaan ini sangat ahli dalam melecehkan karyawannya." "Kau bisa melakukan tuntutan jika kau mau. Aku tidak akan menghentikanmu, tapi aku juga akan melakukan hal yang sama karena kau juga sudah menggodaku terlebih dahulu dengan duduk di atas pangkuanku dan berniat ingin membunuhku." Sambutnya dengan tenang. Kyomi bertanya- tanya di dalam hati apa pria di hadapannya mempunyai dua kepribadian mengingat beberapa menit yang lalu pria itu menatapnya dengan penuh amarah. Dan sekarang pria itu terlihat sangat tenang. "Membunuh?" Kyomi mengulang kata yang di ucapankan Bian yang di tangkap oleh telinganya. "Bukankah itu sangat berlebihan?" Protes Kyomi dengan wajah masam. "Tidaklah, kau pernah mendengar benda di antara s**********n pria adalah pegangan hidup kami." Jelas Bian yang membuat Kanaka yang berdiri di sampingnya tergelak mendengarnya. "Apa yang sebenarnya kau inginkan. Baru berapa menit yang lalu kau memintaku agar segera memecatnya dan sekarang kau tidak ingin dia mengundurkan diri." Pria itu bersuara. "Aku butuh asisten dan wanita itu perlu membayar ganti rugi atas kekacauan yang dia lakukan di partymu." Kanak mendengus geli, "Kau susah memiliki asisten, mau kau kirim kemana si Lucas asisten yang penurut itu." "Cuti hamil." Jawab Bian asal. Kanaka tertawa seketika mendengar jawaban asal Bian. "Lucas pria jika kau lupa, Bro." "Istrinya sedang hamil tua jika kau lupa, Men!" Bian menatap kesal ke arah Kanaka. Kanaka mengangguk membenarkan, "Cuti hamil biasanya berlaku untuk para wanita yang sudah menikah. Aku tidak tahu ada aturan baru di mana suami yang istrinya sedang mengandung juga mendapatkan hak tersebut." Gurau Kanaka yang terselip sindiran di dalamnya. "Hanya untuk Lucas." Desis Bian dengan memutar bola matanya jengah. "Dan untuk ganti rugi yang kau maksud, Nona Kyomi tidak mempunyai kewajiban untuk mengganggu kerugiannya. Karena aku membebaskannya." Kanaka mengulum senyumnya mengabaikan tatapan penuh ancaman yang di layangkan Bian padanya. "Terima kasih, Tuan." Tukas Kyomi dengan tulus dengan senyum lebar menawan. "Tidak cukup dengan terima kasih, makan malamlah denganku?" Kanaka mengerlingkan matanya yang membuat Bian mendengus kesal. Kyomi mengangukkan kepalanya, "Tentu saja, Tuan. Aku yang akan meneraktirmu." "Wouw, ini pertama kalinya aku di bayari oleh seorang wanita. Aku tidak akan sungkan kalau begitu." Tukas Kanaka. Bian berdecak kesal, "Mulai besok datang ke ruanganku tepat pukul 07.00 pagi." "Jam kerja di mulai jam 08.00, Bro." Protes Kanaka. "Aku bossnya, dan aku aturan di sini!" Dia melangkah meninggalkan Kanaka. Sungguh dia sangat ingin melayangkan bogeman ke wajah tampan sahabatnya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN