Bab 8

1284 Kata
Kyomi mendaratkan pantatnya di kursi yang berseberangan dengan Ghea dan Pamela. Wajahnya masih di tekuk karena sisa dari bentuk kemarahannya pada Bian. Dokumen menggunung yang di bawanya tadi juga dia perjuangkan sepenuh hati agar tidak jatuh karena ancaman Bian yang akan memotong gajinya ternyata bukanlah berkas penting. Pada akhirnya Bian justru menyuruhnya untuk menghancurkan kertas- kertas tersebut. Katakan adakah manusia paling menyebalkan dari pria itu? Dia memperjuangkan berkas itu layaknya benda berharga yang ternyata adalah setumpuk sampah tidak berarti. "Hari pertama mu pasti sangat buruk." Ghea mendorong minuman segarnya ke arah Kyomi. Dengan segera gadis itu menyeruput hingga ke potongan esnya. Di kunyahnya potongan es tersebut, membuat Ghea dan Pamela merasa ngilu. "Pria yang kalian kagumi itu menyulitkanku. Pria itu sungguh menyebalkan, kesabaranku di uji rasanya tensi darahku naik. Emosiku di pancin, amarahku meluap dan siap menyembur si arogan itu. Ooo ya Tuhan aku ingin menyerah rasanya. "Oo.. oo.. Kyomi yang malang." Kata keduanya kompak dengan wajah prihatin yang di buat- buat. Jika memungkinkan baik Ghea atau pun Pamela bersedia bertukar tempat dengan Kyomi. Kapan lagi bisa bersama seorang Biantara Nevalino sepanjang hari. Banyak wanita di luar sana berlomba- lomba untuk melamar menjadi sekretaris seorang Biantara Nevalino. Mendapat kesempatan menjadi sekretaris Bian, artinya mendapat peluang untuk menarik perhatian pria itu. Suatu prestasi luar biasa jika berhasil memikat pria tampan dan mapan tersebut. Sejauh ini, Bian termasuk pada jajaran pria paling di kagumi. Suami idamab para wanita sejuta umat. Sayang sekali, Bian type pria yang sulit untuk di jangkau. Tidak pernah terdengar dirinya terlibat dengan seorang wanita sepanjang kariernya. Banyak desas desus yang mengatakan dia penyuka sesama jenis dan Bian tidak ingin repot- repot meluruskan hal tersebut. Dan berita miring itu juga tidak lantas membuat para wanita mundur untuk berjuang. Bagi mereka Bian adalah tantangan dan anugerah jika berhasil melumpuhkan pria itu. "Dia memintaku membawa tumpukan kertas ke meeting room di lantai 15 yang ternyata hanya untuk di musnahkan di mesin penghancur." Adu Kyomi masih berapu- api. "Aku iri dengan kalian berdua menikmati karier kalian dengan tenang tidak penuh dengan tekanan batin. Mentalku terganggu hanya berada di dekatnya selama beberapa jam." "Aku justru iri padamu katakan bagaimana aroma seorang Biantara?" Ghea bertanya dengan mimik nakal layaknya remaja yang masih puber. "Pasti sangat wangi sekali? Oh Tuhan, dia hanya berjalan saja terlihat begitu menggoda." "Menurutmu aku sempat mencium aromanya? Yang benar saja!" Kyomi memutar bola matanya jengah. "Lagi pula aku tak sudi mencium aroma tubuhnya. Aku membenci semua yang ada pada dirinya." Mendengar jawaban Kyomi, Ghea mendengus. Dia salah satu wanita yang mengagumi seorang Biantara Nevalino. "Aku dengar dia mencari seorang sekretaris benarkah itu?" Kali ini Pamela lah yang bertanya. "Oh Tuhan, kau menhingatkan ku pada hal menjijikkan." Seketika Kyomi mengingat perbincangan antara ketiga pria mapan tadi. Pembicaraan absurd yang sangat menjijikkan. Bagaimana bisa ketiga pria itu melupakan dirinya yang sedang duduk manis menunggu perintah mau dibawa kemana tumpukan kertas yang dia bawa. "Kau tahu apa yang mereka bicarakan di meeting room?" Tanyanya pada Pamela. Terang saja Pamela menggeleng dia tidak ada di meeting room bagaimana dia bisa tahu. "Si arogan dengan kedua temannya yang menawan membahas hal menggelikan. Ya yang kau katakan benar, boss besar sedang mencari sekretaris dengan kualifikasi tidak memiliki p****t bulat, d**a montok. Dia tidak menyukai hal semacam itu." Ghea yang memiliki p****t padat seketika berdecak, tidak menyukai fakta tentang selera pria itu. Begitu pun dengan Pamela, wanita itu juga memilliki beberapa bagian tubuh yang padat dan montok. "Maksudmu Tuan Bian menyukai wanita cungkring dan datar bagaikan papan gitu?" Pamela memperjelas. "Itulah yang aku tangkap dari pembicaraan mereka. Serly, kalian tentu mengenalnya kan, bukankah dia sangat cantik?" Ghea dan Pamela mengangguk kompak, siapa yqng tidak mengenal Serly. Semua yang ada pada diri wanita itu membuat wanita lainnya iri. Perawakan Serly adalah impian para wanita, wajah cantik mulus dan bentuk tubuh bagaikan gitar spanyol. "Bian mengatakan dia tidak menyukai wanita seperti itu. Melihat melon wanita itu dia merasa sesak nafas, itulah yang dia katakan tadi. Ciihh, munafik sekali bukan? Selain menjijikkan pria itu juga menggelikan. Aku yakin dia justru berfantasi liar, oh Tuhan itulah yang di katakan Tuan Kanaka dan temannya bernama Kaivan. Menjadikan wanita seksi sebagai objek fantasi. Aku tidak tahu jika para pria cenderung suka bergosip dan topik yang mereka bahas sedikit vulgar." "Dan aku juga tidak tahu jika seorang asisten berani bergosip tentang asisten berani bergosip tentang atasannya." Sarkasme itu berasal dari balik pungung Kyomi. Kyomi jelas mengenal siapa pemilik suara itu, dia menoleh begitu pun Ghea dan Pamela. Ketiganya terkejut dengan mulut menganga di sertai dengan wajah merah padam karena merasa malu. Ghea dan Pamela segera berdiri dan membungkuk sedikit memberi hormat pada atasan mereka. "Bian? Hey, di mana sopan santun mu? Aku rasa kita tidak cukup dekat hingga kau bisa menyebut nama ku dengan begitu akrab." Hanya Bian yang bereaksi yang berlebihan. Sementara Kanaka dan Kaivan hanya tertawa ringan saat mendengar Kyomi membahas tentang mereka. Kedua pria itu juga merasa malu pada Kyomi karena melupakan keberadaan wanita itu saat membahas hal yang memang sedikit tidak pantas. "Apa nama mu begitu keramat hingga tidak boleh di sebut?" Kyomi sudah memutuskan untuk tidak merasa sungkan pada bossnya tersebut. Kesopanan? Untuk orang seperti Bian, dia tidak akan menjaga kesopanannya terhadap pria itu. Tidak akan! "Tidak bisa disebut oleh orang sembarangan." "Apa maksudmu dengan sembarangan? Hah?" "Kenapa kau pembangkang sekali? "Karena kau begitu menyebalkan!" "Tidakkah kau sadar dengan siapa kau berhadapan?" Bian mulai menunjukkan kekuasaannya. Sikap tegas yang tadi Kyomi lihat di meeting room kini berubah drastis. Sepertinya sikap kekanak- kanakan sudah mendarah daging dengan pria itu. Dan Kyomi harus mengingat itu untuk menjaga kewarasannya. "Tentu saja aku sadar! Sangat sadar. Seorang Biantara Nevalino pemilik gedung pencakar langit yang ternyata sangat kekanakan!" Ghea dan Pamela menatap Kyomi dengan ngeri. Bisa habis sahabat mereka itu jika Kyomi tidak bisa mengendalikan mulut dan amarahnya. Karier Kyomi akan hancur jika Bian memecatnya dengan cara tidak terhormat. Apakah Kyomi menyadari situasinya. "Sebaiknya kau peringatkan Kyomi." Bisik Pamela di telinga Ghea. Pasalnya dia menangkap kemarahan di raut wajah tampan pria itu. Jelas saja Bian marah karena lagi- lagi Kyomi memepermalukannya. Kali ini di kantin perusahaan, semua pegawai sedang menikmati makan siang dan kini di suguhi hidangan penutup berupa pertunjukan dirinya yang sedang di permalukan oleh sekretaris sekaligus aspri nya. "Kyomi! Kendalikan dirimu, ingat kau membutuhkan pekerjaan ini. Riwayat kita bisa tamat jika mencari masalah dengan seorang boss besar." Ghea mencubit tangan Kyomi. "Ya, pada akhirnya dia akan menggunakan kekuasaannya. Bukan begitu Bian? Memecatku lalu memasukkanku ke dalam daftar hitam catatanmu. Memblokir semua perusahaan agar tidak ada yang mau menerimaku lagi." Bian mendengus, wanita di hadapannya terlalu bnayak berbicara dan semuanya berupa tudingan tidqk berdasar. "Selain menyebut namaku seenaknya, kau juga menudingku. Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan, apa kau tahu itu?" "Kau tidak perlu mengajariku tentang pribahasa. Jangan hanya memperlajarinya, maknai juga artinya." "Berhenti bersikap pembangkang sebelum aku benar- benar marah padamu." Bian memberi peringatan. "Apa kau pikir aku takut? Memangnya apa yang bisa kau lakukan? Memecatku? Lakukan saja!" Tantang Kyomi. Ghea angkat tangan, dia mundur perlahan. Dia tidak ingin kana imbas karena masih membutuhkan pekerjaan ini. Biaya perawatan wajahnya cukup mahal soalnya. Berbeda denga Ghea dan Pamela yang ketar ketir dengan tindakan Kyomi. Dua sahabat Bian justru sangat menikmati pertunjukkan yang ada di hadapan mereka. "Kenapa kau diam? Jika kau tidak ingin memecatku maka aku yang akan mengundurkan diri dari perusahaan ini. Selamat tinggal!" Kyomi berbalik terlalu cepat hingga tanpa sengaja dia tersandung kaki kursi yang membuatnya kehilangan keseimbangan. Refleks Bian yang berada paling dekat dengannya mengulurkan tangan untuk menahan tubuh Kyomi agar tidak mencium lantai. Kyomi menghela nafas lega, hampir saja dia terjatuh. Bian menyunggingkan senyum sinis dan di detik berikutnya dia menarik tangannya. BRUKKK! Kyomi jatuh ke lantai. "Tanganku tergelincir." Pungkasnya dan berlalu pergi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN