3 Bulan telah berlalu semenjak kejadian di Hutan Izia. Gavin, Neville, dan Baroth pulang ke ibukota dengan selamat dengan dikawal oleh gerombolan pasukan Izia yang berjalan dari Hutan. Pada saat kedatangan Gavin dan kawanannya, mereka disambut dengan meriah oleh warga desa, karena tentu saja itu adalah pengalam pertama kali menemui orang Izia secara langsung karena sebelumnya mereka hanya mendengar kisah-kisah tentang mereka tanpa menemui secara langsung.
Saat tiba di Ibukota, mereka disambut lagi dengan sebuah pesta meriah, merayakan sumpah pengikraran perjanjian perdamain Hutan Izia kembali kepada Yagonia. Semalam suntuk dengan memasak makanan-makanan khas Yagonia dan nyanyian-nyanyian merdu. Para prajurit yang datang disana tentu saja menikmati adanya pesta itu. Semua hal terasa berbeda bagi mereka yang selama hidupnya selalu hidup di hutan.
Namun sayangnya, Aalina dan Gert tidak bisa ikut dengan Gavin mengantarkannya sampai ke ibukota karena masih banyak yang perlu mereka urus. Apalagi keadaaan Izia yang masih carut marut karena kekacauan yang baru saja terjadi. Aalina perlu membenahi dan memperbaiki segala yang terjadi di sana agar bisa kembali berjalan dengan normal dan semestinya. Yang paling utama adalah Aalina harus memperbaiki kondisi alam yang rusak karena ulah Larion dan Pollen membuat Gua Falkreth tidak bisa melakukan kegiatan pertambangannya lagi. Dan juga, Aalina mengutus para penambang yang tersisa agar.
Selama 3 bulan juga, Gavin berlatih bertarung dan belajar untuk menggunakan ilmu sihirnya agar lebih stabil dan mudah dikendalikan. Dia tidak perlu berlatih agar menjadi lebih kuat. Karena menurut Neville kekuatan dasar Gavin sungguh lah sangat besar. Yang perlu ia lakukan adalah membuatnya bisa terkendali dengan aman dan melancarkan setiap energi sihirnya tepat guna tanpa membuang-buang setiap energi sihirnya sehingga membuatnya kelelahan
Saat ini, Gavin sudah bisa melakukan berbagai macam sihir. Walau sebagian sihir itu merupakan sihir Serangan namun tetap saja sangat sulit bagi Gavin untuk bisa melakukan dan mengendalikannya. Sihir Listrik yang ia tak sengaja keluarkan saat melawan Tetua Drehalna sudah mampu ia kendalikan saat ini. Apalagi jika menggunakan batuan sihir yang diberikan Noy akan memperkuat daya sihir dan kerusakannya menjadi berlipat-lipat ganda. Gavin tidak menggunakan batuan sihir itu sebagai alat yang dia gunakan sehari-hari karena entah kenapa volatilitasnya sangat tinggi dan sangat sulit untuk dikendalikan.
Hal itu sama persis seperti yang Neville perkirakan. Saat ia pertama kali melihat batuan itu, ia merasakan ada hal yang aneh karena mengandung energi sihir yang tak biasa. Saat Gavin menceritakan bagaimana dia bisa mendapat batuan itu, semuanya menjadi jelas. Itu adalah salah satu batuan sihir tak dikenal yang kekuatannya masih belum bisa diukur dengan pasti. Berbeda dengan 8 batu sihir terkuat yang terkenal dan tersebar di seluruh penjuru Odessa, kemungkinan besar batu milik Gavin itu akan menjadi salah satunya.
Walaupun memang belum bisa dipastikan dengan sangat yakin, karena proses untuk mengukur daya sihir batu sihir sangatlah rumit, apalagi batuan yang tidak dikenal. Akan memakan proses yang sangat lama dan melelahkan. Gavin tidak ingin menyerahkan batuan sihir yang ia miliki dari Noy untuk diserahkan kepada para Pengrajin karena ia takut identitas Noy yang bersembunyi disini akan ketahuan dan membuat kondisi Kerajaannya menjadi lebih berbahaya daripada sebelumnya.
Saat melakukan Latihan, Gavin sudah aktif menggunakan sihir elemen anginnya sebagai alat untuk dia melakukan manuver, bahkan tanpa menggunakan tongkat sihir, dia sudah mampu melayang di udara dan mendarat dengan lancar dan indah. Saat dia melakukan latihan dengan Neville menggunakan Spectral Hound yang biasa ia pakai, dengan sekejap Gavin sudah lihai menghindari setiap sergapannya dengan melesatkan angin dari arah tumitnya menghempaskannya jauh ke atas udara dan bergerak meluncur jauh.
Gavin sangat bangga dengan apa yang sudah berhasil ia lakukan saat ini. Karena menurut apa kata Neville, apabila ia berhasil mengendalikan angin, maka ia akan mudah mengendalikan elemen sihir yang lain meskipun bukanlah elemen utamanya
Tidak hanya melatih Gavin, tujuan Neville berlatih juga agar dia lebih terbiasa menggunakan tangan kirinya yang dipasang dengan tangan kiri terbuat dari perak palsu. Walaupun tidak bisa menggerakkan jari-jari tangan itu seperti tangan asli, namun karena latihan yang sudah ia lakukan berhari-hari membuatnya sudah terbiasa menggunakan tangan palsunya.
Tanpa melenggokkan jari-jarinya dan mengucapkan mantra yang seperti dulu ia pakai, Neville sudah mampu melakukan sihir yang biasa ia lakukan secara konvensional. Namun, beberapa kali kesempatan, Gavin terkadang memergoki Neville membuka tangan palsunya dan melihatnya dengan wajah muram. Saat ia melihat itu, Gavin sungguh merasa kasihan dengan dirinya. Karena pada umumnya, s*****a utama seorang pengguna sihir adalah tangannya. Sekarang, walaupun sudah mulai terbiasa, Neville tidak bisa menggunakan sihirnya sama seperti dulu lagi.
3 bulan berlalu juga semenjak Gavin dan Neville datang ke kastil. Raja muda merindukan teman-temannya yang ada di Bobshaw. Beberapa kali kesempatan saat melamun, ia mencoba berkeinginan untuk kembali ke tempat itu. Walaupun tidak mungkin lagi bersekolah disana karena Gavin sudah dianggap lulus dalam mata pelajarannya, Gavin hanya ingin pergi kesana melihat pemandangan dan suasana kelas dan taman sekolah yang indah dibarengi dengan kicauan burung dan Langkah-langkah kaki sepatu yang berisik. Yang ia bisa dengarkan disini di dalam kastil hanyalah suara piring yang bertabrakan karena para pelayan yang tergesa-gesa dalam menyiapkan makanan di meja. Entah kenapa walaupun memang terasa nikmat, Gavin sudah bosan melalui semua hari-harinya berada di kastil.
“Tuan, ada seseorang yang berkata kalau mereka adalah teman Anda. Apakah Anda ingin menemui mereka?” Ujar salah satu pelayan yang menghampiri Gavin duduk di depan kursi ruang tidurnya. Gavin tidak paham siapa yang pelayan itu maksud.
“Baiklah bawa mereka ke kamarku” jawab Gavin dengan sedikit tak peduli dan bermuka datar. Biasanya orang yang mengaku-ngaku sebagai temannya hanyalah seorang bangsawan yang mencari muka ingin mendapatkan persetujuan Gavin atas kebijakannya yang terkadang egois ataupun juga seorang pedagang elit yang ingin menjajakkan sesuatu kepada Gavin. Biasanya orang-orang ini memiliki kenalan dengan orang yang berada di dalam kastil sehingga membuatnya bisa masuk dengan lumayan mudah
Sesungguhnya Gavin tidak berharap banyak hal dari seseorang yang mengaku “temannya” karena memang dari pengalamannya kata-kata tersebut tidak benar-benar berarti demikian. Gavin juga tidak menyalahkan para pelayan ataupun “orang dalam” yang mengizinkannya masuk ke dalam kastil. Selama itu tidak mengganggu ataupun merugikannya, itu tidak masalah baginya.
“Gavin ayo cepat kita harus buru-buru!” teriak seorang bocah kecil dengan kostum mewah dan membawa keranjang penuh berisi dengan bunga tulip berwarna biru. Bocah itu bertubuh lumayan jangkung dan perut yang berisi padat. Benar-benar tidak seperti bocah yang berusia sepantarannya. Lalu ia melihat ke arah kepalanya yang berambut merah dan memasang wajah sangat amat tergesa-gesa. Gavin langsung menyahut, “Gilbart?”
“Ayo Gavin. Kita benar-benar tidak ada waktu. Upacaranya akan diselenggarakan sebentar lagi!” Seorang gadis cantik dengan bando berwarna merah dan rambut pirang muncul dari balik pintu.menuju ruangan Gavin sambal membawa keranjang penuh bunga. Dan tidak salah lagi, dia adalah Marioth. “Marioth, ada apa ini sebenarnya? Apa aku melewatkan sesuatu?” tanya Gavin seolah-olah dia adalah orang yang paling tidak mengerti apa-apa disini.
“Apa kau sungguh-sungguh tidak mengerti ini hari apa Gavin? Ini adalah hari perayaan leluhurmu! Ini adalah hari Raja Reicos!” Gavin benar-benar terkejut mendengar perkataan Marioth, bagaimana ia bisa lupa dengan hari yang sangat penting seperti itu? Mungkin terlalu banyak melamun dan berada di dalam kastil membuatnya lupa dengan waktu yang ia mulai jalani sekarang.
Gavin pun buru-buru beranjak dari kursi tempat ia duduk dan pergi menuju lemari mengambil jas dan pakaian untuk ia gunakan pergi ke upacara. Kastil dan kerajaan tidak ikut menyelenggarakan upacara ini karena semuanya sudah diatur dan dirancang oleh kuil matahari. Namun biasanya pelayan atau Neville akan mengingatkan Gavin kalau hari ini adalah hari yang penting.
Ia bingung kenapa semua orang tidak ada yang mengingatkannya. Walaupun kehadiran tokoh politik dan kerajaan tidak diperlukan dalam upacara ini namun tetap saja upacara ini dianggap sakral oleh orang-orang Yagonia. Semua warga akan pergi menuju balai ibukota dan menyaksikan upacara yang khidmat itu berlangsung. Tak terkecuali Gavin yang selalu rutin ikut menonton upacara itu dulu. Bersama dengan ayahnya.
“Oh tidak,” Sahut Gavin yang sedang berpakaian di dalam lemari seakan-akan melupakan sesuatu yang penting, “Aku belum mengumpulkan karangan bunga sama seperti kalian. Aku tidak tahu kalau festival balon akan dilakukan hari ini. Aku belum menyiapkan apapun saat ini. Bagaimana bisa aku menghadiri festival balon tanpa membawa apa-apa” Gusar Gavin yang masih berpakaian dengan tidak rapi namun suaranya terdengar jelas oleh Gilbart dan Marioth.
“Kau tidak usah mengkhawatirkan itu. Simpan semua kecemasanmu nanti. Aku sudah menyiapkannya untukmu Gavin,” Balas Gilbart yang sepertinya mengetahui sejak awal kalau Gavin akan melupakan hari yang penting ini, “Sekarang cepat ganti bajumu dan keluar dari kastil. Beberapa saat lagi festival akan segera dimulai. Aku tidak ingin kita terlambat menghadirinya!”
Gavin keluar dari lemarinya. Memakai dasi berwarna merah dan jas berwarna putih. Pakaian itu sebenarnya kurang cocok dengan aksen festival Balon yang selalu dihiasi oleh aksen berwarna merah dan emas. Namun Gavin tidak memiliki pilihan lain, Ia kesulitan mencari pakaian yang tepat dan apabila ia meminta pelayan untuk mencarikannya baju yang tepat maka akan mengambil terlalu banyak waktu. Setidaknya pakaian Gavin memenuhi salah satu aksen festival Balon “Ayo, kita pergi aku sudah siap”.
Tiga s*****n itu keluar dari kastil menuju langsung ke balai. Gavin tidak mengucapkan selamat tinggal atau berpamitan kepada Neville karena memang tidak ada waktu. Dan tiba-tiba, dari lapangan kastil, mereka mendengar suara terompet berbunyi menandakan upacara akan segera dilaksanakan. “Oh tidak, kita seharusnya berlari. Sudah tidak ada waktu bagi kita untuk datang dan melihat sesi pembukaan!” Ujar Marioth menarik tangan Gilbart dan Gavin secara bersamaan sambal berlari. Sementara keranjangnya ia cantolkan ke lengan dalam miliknya
“Ini firasatku saja atau memang ada sesuatu yang berbeda dari upacara kali ini” ucap Gavin yang memiliki firasat itu karena terompet yang berbunyi tadi sedikit agak berbeda. Bila biasanya terompet akan berbunyi melengking di awal dan menggema di akhir, bunyi kali ini terdengar sebaliknya.
“Kau sungguh tidak tahu apa-apa Gavin? Tentu saja ini adalah festival Balon berbeda daripada yang kita rayakan setiap tahun. Akan ada pengangkatan titisan anak matahari yang akan berlangsung nanti” Ucap Marioth memberi tahu Gavin. Ia baru pertama kali mendengar istilah itu, Titisan anak matahari, setelah bertempur di Izia, mendengar kata-kata itu terasa sangat berbeda daripada yang ia rasakan sebelumnya. Dan Gavin lupa, mereka bertiga belum sempat bertukar kabar satu sama lain saking merasa kalau acara ini amat penting sekali.
Mereka bertiga berlari dengan sangat kencang, sampai-sampai keranjang bunga yang dibawa Marioth dan Gilbart terkoyak jatuh berhamburan ke tanah melayang di udara. Gavin masih belum membawa bunga yang dijanjikan oleh Gilbart sebelumnya. Karena ia berkata sudah mengurusnya, namun sampai sekarang, ia belum menerima apa-apa sebagai sarana penukaran.
Karena nantinya, bunga-bunga itu akan diterbangkan bersama dengan balon yang melayang di udara menggunakan uap panas di dalamnya. Beberapa orang boleh masuk dan terbang bersama balon udara. Namun tidak semuanya, karena jumlah penumpang dan angkutan yang bisa dibawa oleh balon udara sangat terbatas.
Biasanya, orang-orang biasa bisa menaiki balon itu, namun mereka tidak bisa menaikinya dengan bebas karena harus bergantian dengan warga yang lain, sementara para bangsawan dan saudagar kaya memiliki Balon udara mereka sendiri untuk diterbangkan secara bebas. Balon-balon udara itu sudah disiapkan sebelum hari upacara mulai berlangsung karena waktu untuk menyiapkan dan merangkai semua alatnya tidak bisa dilakukan semalam. Saat mereka sudah naik dan terbang di udara, bunga-bunga itu akan dihamburkan dan diterbangkan secara massal sehingga akan terlihat seperti hujan bunga yang berasal dari langit. Orang-orang yang tidak bisa ikut naik ke atas balon udara itu akan berada di bawah dan melihat pemandangan indah yang hanya bisa mereka rasakan setahun sekali.
“Paman, mana bunga pesananku tadi” Ucap Gilbart kepada tukang Bunga berbaju besar dan berkepala plontos. Paman itu kemudian memberikan bunga seranjang penuh kepada Gilbar. “Ini nak”
“Terima kasih paman” Balas Gilbart, “Ini Gavin, pastikan kau tidak akan menghilangkannya mengerti? Karena aku yakin, festival kali ini akan berbeda dari yang biasanya kau rayakan”