Chapter 59 : Kegagalan dan Kemenangan

2008 Kata
“Apakah itu terdengar berbahaya Neville?” Ucap Gavin tidak menginginkan ucapan Neville benar-benar adanya. “Itu hanyalah asumsiku Tuan, aku benar-benar tidak menginginkan pikiranku menjadi kenyataan.” Balas Neville, yang juga ikut ketakutan atas ucapannya sendiri Proses penyatuan Tetua Drehalna berhasil tercapai. Gavin dan Neville juga tidak ingin menginterupsi proses itu, takut akan sesuatu yang lebih buruk terjadi. Posisi mereka benar-benar terpojok Sekarang. Berada dalam gua dengan jalur keluar yang minim. Hingga akhirnya hembusan angin yang sangat kencang mereka rasakan semenjak tadi berhenti tiba-tiba sepersekian detik. Armanites yang semula bersinar dengan terang dan melayang diatas badan makhluk itu juga ikut berhenti bersinar dan jatuh. Neville yang masih terluka mencoba berdiri dan kembali bersiap siap atas serangsn yang dilakukan makhluk itu Makhluk itu turun mendarat ke tanah. Dengan sangat cepat Zrrtttt... Monster itu melancarkan energi dengan kekuatan dahsyat membinasakan siapapun yang terkena energi itu. Energi itu bergerak secara acak dan menyerang tak tentu arah. Neville dan Gavin melihat energi itu melesat menghanguskan tembok Gua yang sangat tebal. “Neville apa yang harus kita lakukan, apa kita harus kabur ?” Gavin bertanya ketakutan. Tubuhnya merinding, ia tidak pernah menghadapi mara bahaya seperti ini “Tidak ada cara lain tuanku. Jika kita keluar maka akan lebih membahayakan warga hutan dan lainnya. Terpaksa kita harus menggunakan caraku” Neville berkata dengan serius dan tatapan tajam. Ia mulai memikirkan rencana untuk menyerangnya dan menemukan celah. “Tuanku, aku dengan sihir Cahayaku akan bergerak sebagai umpan dan menemukan celahnya dari dekat. Meskipun saat ini seranganku tidak berpengaruh apa-apa padanya. Aku yakin bisa menemukan kelemahannya. Sementara itu Anda tetaplah berada di belakangku dan tembakkan sihir angin Anda kepadaku agar membuat pergerakanku lebih cepat dari biasanya. Ikuti aba-abku dan tembak ke arah yang aku katakan. Apa Anda mengerti?” kata Neville meyakinkan Gavin. Gavin yang sedari tadi masih ketakutan hanya menjawab rencana Neville dengan anggukan “Kiri !!” Neville berteriak memberikan aba-aba. Ia melompat melayang dengan bantuan sihir angin Gavin dan mengeluarkan panah matahari ke arah bekas retakan. Makhluk itu tidak bergeming sekalipun melihat seseorang di hadapannya mencoba membunuhnya. Sesekali ia hanya bergerak namun kembali lagi ke posisi seperti tak berarti. Gavin yang berada di belakang tetap aktif berlari-larian mencoba menghindar kilatan energi berbahaya itu. Neville menduga kalau sihir mataharinya tidak cukup efektif ia gunakan di tempatnya berada sekarang. Tidak ada sinar matahari secara langsung menyinari dirinya membuatnya tidak sekuat saat berada di luar. Namun, panah matahari berhasil menembus kulit sang monster. Neville tidak mengira akan semudah itu menemukan kelemahannya. Kulit yang tertembus menciptakan sebuah bekas luka yang terlihat dengan serius. Neville sejenak berhenti bergerak mencoba mengamati respons dari monster itu. Gavin yang melihat Neville berhenti bergerak menghampirinya dan menghela nafas kelelahan setelah culup lama bergerak menghindar kesana kemari Kepala monster bergerak memutar menghadap Neville yang berhasil menyerangnya. Tubuhnya bergetar seolah berusaha merespon akan sesuatu. Bekas luka panah matahari di retakan kulitnya tiba-tiba ikut menggumpal dan membentuk sesuatu. Neville menganggap bahwa tubuhnya sedang beregenerasi menyembuhkan dirinya sendiri. Dan ternyata tentu saja, kumpulan kulit itu berhimpun menyembuhkan lukanya. Sama seperti kulit baru. Sedangkan kulit lamanya mengeras membentuk Batu yang mirip sekali dengan Armanites “Neville, aku rasa aku memikirkan sesuatu, aku merasa bahwa yang ia hasilk--“ sebelum berhasil menyelesaikan kata-katanya, mata sang monster mendadak mengeluarkan cahaya merah. Ia mengeluarkan sayap dari balik punggungnya dan mengeluarkan bekas residu cairan lengket bersamanya. Ia menatap tajam ke arah Neville dan langsung menabraknya dengan tubuh masifnya. Neville yang tak sempat menghindar terdorong jauh menabrak dinding-dinding Gua hingga membentuk bekas tabrakan yang terlihat besar. Gavin berteriak histeris memanggil nama Neville seraya menghampirinya dengan rasa khawatir. Gavin menatap Neville tertabrak dinding memuncratkan darah dari mulutnya ke wajahnya. Luka yang dialami Neville terlihat cukup serius Namun tidak ada waktu istirahat bagi mereka berdua. Energi-energi yang sebelumnya keluar dan menarget secara acak sekarang mencoba menyasar ke arah Neville menemukan musuh yang ia harus akhiri. Dengan refleks Gavin menarik Neville menghindari kilatan energi. Meskipun kepayahan, dengan dibantu sihir angin miliknya ia berhasil menghindar. Neville yang masih kesakitan mencoba berdiri dengan menyentuh punggungnya yang berdarah kesakitan. “Gracias al sol.” Neville merapalkan mantra berusaha menyembuhkan pinggang dan punggungnya yang mengucurkan darah. Neville menghalau Gavin menyuruhnya untuk mundur jauh ke belakang Goa. Ia melesat maju berlari kembali kehadapan sang monster. Gavin yang masih terdiam tak mampu mengimbangi kecepatan Neville. Ia terpaksa harus mundur kebelakang. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain membantu Neville dengan sihir anginnya saat ini Monster itu yang sedari tadi memandangi Neville bersiap melakukan ancang-ancang. Neville mencerap pergerakannya, dengan sangat fokus sampai-semua suara kegaduhan di sekitarnya hening. Membidangkan bahu dan kakinya dengan rileks. Bola matanya bergerak ikut memelototi balik kepala monster itu mencoba menyamakan pose. Monster ini sebenarnya tidak semenakutkan yang ia bayangkan. Dan juga, tidak mungkin Celestial memiliki kekuatan seperti ini. Harusnya, serangan yang ia terima dari monster itu akan langsung membunuhnya dengan instan dan sangat cepat. Serangannya masih bisa ditahan oleh tubuh Neville yang kuat. Namun yang menjadi kegusarannya saat ini adalah Gavin, dia takut Gavin tidak bisa mengimbangi kecepatannya dalam melawan monster itu sehingga membuatnya bisa terkena serangan dengan mudah. Langsung tiba-tiba monster itu kembali menghampiri Neville dengan sangat cepat seperti bison yang menyerang musuhnya. Namun Neville sudah mengetahui itu, ia menghindar dan berteriak “KIRI!” menyuruh Gavin untuk menerbangkannya ke atas. Tepat seperti yang Neville prediksi, Monster itu yang kehilangan targetnya menabrak dinding gua. Kepalanya tertancap batu dan seketika membalikkan badannya. Neville yang berhasil menghindari serangan tiba-tiba itu. Kembali mencoba menyerang dengan panah matahari ke arah retakan yang ia berhasil lukai tadi. Namun sia-sia, saat panah tersebut berhasil mengenai sang monster. Bagian tubuh yang terkena panah itu kembali beregenerasi dan sisa residu kulitnya mengeras menciptakan Armanites sama seperti tadi. Neville mencari cara lagi bagaimana untuk mengalahkan monster itu. Monster itu kembali berbalik arah menghadap Neville dan mengambil batu energi. Ia mengeluarkan sinar energi yang berbeda dari energi sebelumnya. Energi itu nampak lebih kuat dan bercahaya. Di saat monster itu mengeluarkan energi perlahan batu Armanites mengeropos. Neville yang menjadi sasaran tetap, ia tidak mau menjadi sasaran empuk. Monster itu berhenti mengeluarkan energi. Batu yang ia pegang pudar dan habis menjadi abu. Gavin yang sedari tadi mengamati dan berpikir menyadari sesuatu. Batu-batu Armanites ini bukannya tidak aktif, itu masih aktif namun berguna sebagai objek lain. Neville yang melompat ke sana kemari sejenak berhenti untuk beristirahat. Ia melihat monster itu melakukan kuda-kuda ia juga menyadari sesuatu. Meskipun dia mempunyai kecepatan dan kekuatan yang sangat cepat, pola pergerakannya sangat mudah untuk diamati. Setelah serangan pertama yang mencederainya tadi ia tidak lagi terkena serangan saking mudahnya untuk diprediksi. Dan benar saja, monster itu kembali berlari menuju Neville dan berusaha menabraknya lagi. Meskipun tahu sia-sia. Neville kembali mengeluarkan panah matahari ke retakan kulit sang monster “Neville Batunya !” Gavin berteriak ke Neville dan menunjuk sebuah batu Armanites yang berada di langit-langit goa. Batu itu lama-kelamaan nampak rapuh dan pudar. Seakan saling terkoneksi, Neville mencoba menembak batu yang Gavin tunjuk tadi. Panah itu melesat dan berhasil menghancurkan batu itu. Kulit sang monster yang beregenerasi tiba-tiba batal dan lukanya tidak berhasil disembuhkan. Monster itu mengerang kesakitan menyentuh lukanya. Ia menurunkan lututnya ke tanah dan mencoba beristirahat sejenak. “Wah berhasil. Neville ayo serang semua batu-batu itu. Itu adalah kelemahannya!” Gavin tersenyum lega melihat secercah harapan ada di matanya. Neville mengangguk membalas perkataan tuannya. Ia kembali melesatkan anak panahnya namun dalam jumlah masif ketumpukan Armanites yamg berada di sudut gua. Gavin juga membantunya dengan menembakkan energi petir kecil ke arah Armanites yang berada di langit-langit Gua. Namun usaha mereka sia-sia, Batu itu tidak dapat hancur meski dengan serangan terkuat mereka “tuan, aku rasa batu itu hanya rapuh di saat monster itu menggunakannya. Sepertinya kita harus mencari kesempatan menghancurkan batunya lagi saat ia mulai menyerang karena mungkin itulah titik dimana batu itu menjadi rapuh.” Neville merencanakan pada Gavin apa yang ia amati. Gavin hanya diam dan mengangguk, bibirnya mengecap dan matanya mengatakan rasa kekesalan. Sang monster yang tadi duduk dan beristirahat akhirnya kembali berdiri. Ia mengambil sebongkah batu Armanites yang besar menggunakan tangan kirinya. Gavin yang ada di belakang kembali bersiap-siap menunggu aba-aba Neville. Neville yang berposisi waspada merentangkan tangannya ke belakang. Monster itu akhirnya melesatkan energi yang ia keluarkan menyasarkannya ke tubuh Neville. Neville langsung saja menggenggam tangannya dengan cepat memberi tanda ke Gavin untuk menembak batu yang ada di tangan monster dan Duarr Batu itu berhasil meledak mengenai tangan monster dan melukainya. Langsung saja melihat kesempatan itu Neville Meregangkan Tangannya lebar-lebar ke atas sambil merapalkan mantra mencoba mengumpulkan seluruh energi sihirnya membuat anak panah matahari sangat besar 3 kali melebihi tubuhnya. Sementara itu Gavin mencoba melindungi Neville apabila tiba-tiba sang monster yang sedang mengerang kesakitan tiba-tiba menyeruduk Neville kembali walaupun Gavin sendiri tahu sihirnya tidak akan berbuat banyak Neville berhasil menciptakan anak panah matahari yang dahsyat. Tanpa pikir panjang la langsung menembakkannya ke arah tumpukan batu Armanites di pinggir gua. Anak panah ini melesat dengan dahsyat menciptakan energi yang menarik debu-debu yang melintasinya. Tumpukan Armanites yang tersentuh oleh anak panah itu saling bersinggungan dan BOOM Ledakan besar terjadi. Ledakan ini menghasilkan kejutan cahaya beruntun menyinari seluruh isi gaa. Gavin yang merasa bahwa tembakan yang Neville berikan berpengaruh tinggi terhadap sang monster melanjutkan tembakan listriknya ke sebagian batu yang lain di langit-langit gua. Setelah menunggu ledakan itu semua sudah terjadi. Neville dan Gavin menyadari bahwa serangan mereka berhasil. Batu-batu itu mulai hangus dan lenyap meninggalkan debu-debu abu di sekelilingnya Sementara itu sang Monster terus menjerit kesakitan. Jeritannya menggetarkan seluruh isi Goa dan meruntuhkan batu-batuan yang menempel. Neville dan Gavin yakin bahwa serangannya terhadap batu itu berpengaruh langsung kepada sang monster membuatnya merasa cedera. Monster itu tak berkutik hanya duduk dan mengerang semenjak Neville melancarkan serangan ke batuan Armanites. Neville dan Gavin terus menerus melancarkan serangan berusaha menghancurkan Armanites yang ada di gua. Hingga semua batu itu habis tersisa tinggal di samping kaki kiri sang Monster. Di saat Gavin dan Neville berusaha melancarkan serangan ke arah baru itu, sang Monster berdiri berhenti menjerit kesakitan. Ia mengambil batu itu dan melindunginya mendekapnya. Otomatis anak panah Neville tidak berhasil terkena, Kulit tangan sang Monster terlalu tebal untuk ditembus dengan anak panah matahari biasa, begitu pula dengan listrik Gavin. Sang monster mendorong masuk Armanites ke dadanya dan bersatu bersama. Bekas retakan yang ada di tubuh monster itu kembali bersinar dengan terang. Ia mengepalkan tangannya keras-keras dan mendongakkan Kepalanya ke atas. Neville kembali lagi bersiap-siap menunggu sang monster mengeluarkan serangan pamungkasnya. Dan kemudian tentu saja sang monster mengeluarkan cahaya sangat besar didada tempat Armanites berlabuh. Neville tidak bisa melakukan serangan karena ia yakin dengan pasti monster itu akan mengenai dirinya, ia harus berada di posisi bertahan. Cahaya energi itu lama terkumpul lalu Zzaaattt Bukannya mengarah ke neville, energi itu malah mengarah ke Gavin. Gavin yang menyadari itu tidak bisa merespon apa-apa dan terbujur kaku. Matanya terbuka lebar-lebar menyaksikan guratan energi cahaya di depan matanya. Dia tidak bisa melakukan apa-apa. Refleksnya belum siap untuk menghadapi energi secepat dan sekuat itu. Lalu dengan tangkas dan refleks sepersekian detik. Neville mendorong Gavin keluar terpental menghindari landasan energi dahsyat. Namun di saat seperti itu, Neville masih sempat-sempatnya memikirkan sesuatu dan berkata “Arahkan sihirmu ke batu itu cepat!.” Gavin menuruti kata-kata Neville dan menembakkan sihir petir miliknya dan DUARRR Dua ledakan terjadi di saat yang bersamaan. Neville berhasil merobohkan sang monster menembakkan batu yang sedang mengeluarkan energi didadanya menghasilkan energi yang luar biasa dahsyat. Sementara itu Neville yang masih melayang diudara juga terkena serangan eneegi mengenai tangannya dan terpental jauh ke luar Goa menghanguskannya Seakan dua kejadian Hebat terjadi secara bersamaan. Gavin langsung berlari menghampiri Neville ke luar Goa sambil berteriak “Neville!”. Gavin terhoyong-hoyong membawa tongkatnya dan kelelahan sedari tadi terus berlarian Gavin melihat Neville yang tersungkur di tanah. Ia melihat tangan kirinya gosong terbakar energi yang dahsyat tadi. Meloloskan tubuhnya ke bawah memegang tubuh Neville dan menangis menderu-deru. Gavin hanya tampak tersenyum lega. “Neville... Tanganmu...” Gavin berkata kepada Neville Dengan diiringi air mata yang berhamburan jatuh di tubuh Neville. “Tidak apa. Ini hanyalah sebelah tangan kiriku saja. Syukurlah Anda selamat.” Kata Neville yang tersenyum memegang kepala Gavin mengelus-elusnya mencoba menenangkannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN