Chapter 70 : Kecarut-marutan

1940 Kata
“Apa maksudmu? Apa yang terjadi?” balas Gilbart penuh dengan kecemasan mendengar perkataan mekanik tadi. Namun ia tidak menjawabnya, hanya menolehkan kepalanya linglung seakan-akan dia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Mekanik itu berlarian kesana kemari hingga tak sengaja menyenggol tangan Marioth dan Gavin membuat mereka menoleh melihat berbalik ke arah mekanik itu. Gilbart tak bisa meninggalkannya terdiam dan kebingungan begitu saja, ia mengejar mekanik itu dan menarik kerah di lehernya. Mekanik itu sama sekali tak melawan atau merespon dengan melawan, seakan-akan rela untuk diancam oleh seorang anak kecil yang ada di hadapannya itu.  Mungkin dia merasa kalau dia tak boleh berbuat macam-macam karena mungkin saja gerombolan anak-anak ini adalah orang-orang penting, antara itu atau mungkin juga kalau dia sudah melakukan sesuatu hal yang sulit untuk dimaafkan membuatnya merasa menerima dipermalukan seperti ini. “Katakan padaku sekali lagi, Apa yang sedang terjadi?!” teriak Gilbart penuh dengan amarah di wajahnya. Dengan muka yang masih panik dan ketakutan mekanik itu menunjuk ke arah atas tempat balon itu berada. Gilbart pun menoleh ke atas mengikuti jari telunjuk yang ditunjuk oleh mekanik itu. Dia melihat, api yang seharusnya berkobar dengan tenang berubah menjadi kacau, seperti kobaran api yang menggila.  Sementara Balon udara yang seharusnya naik terus secara perlahan-lahan, berkoyak dengan sangat cepat. Gilbart bingung bagaimana hal itu terjadi sementara mereka yang berada di platform bagian bawah tidak merasakannya. “Oh tidak, kenapa ini bisa sampai terjadi?” Ujar Gilbart berpikir dan berbicara kepada dirinya sendiri. Balon udara panas dapat terangkat berdasarkan prinsip mekanik sederhana, udara yang lebih panas akan menaik di atas udara yang lebih dingin. Sederhananya, udara panas lebih ringan dari udara dingin karena massa udara memiliki jumlah yang lebih sedikit daripada udara panas. Untuk membuat benda mengapung di udara, maka platform harus lebih ringan daripada volume udara di sekitarnya, yaitu dengan mengisi balon dengan udara yang tidak terlalu padat daripada udara sekitarnya. Karena udara dalam balon memiliki kurang massa yang lebih kecil daripada udara di atmosfer yang membuatnya lebih ringan sehingga gaya apung akan mengangkat balon ke atas. Tetapi sekali lagi, lebih sedikit partikel per volume udara artinya tekanan udara lebih rendah, sehingga tekanan udara sekitar akan menekan balon udara sampai kepadatan di dalamnya sama dengan kepadatan udara di luar. Dan yang terjadi sekarang di dalam balon udara itu adalah api membakar dengan sangat cepat dan besar hingga tak bisa dikontrol. Kecepatan angin juga menjadi faktor utama semakin membesarnya kobaran api tersebut, Gilbart menghisap jarinya dan mengangkatnya ke atas, mencari arah angin mana para angin saat ini menuju. Namun dia tidak bisa merasakan apa-apa, seakan-akan semua jarinya tertiup oleh angin.  Dia berpikir mungkin saja berada di ketinggian yang terlalu jauh dari permukaan membuat anginnya terasa berada di mana-mana. Gilbart juga sempat berpikir, semenjak tadi mekanik itu menyerahkan batu bara ke dalam tungku yang malah membuatnya semakin besar. Gilbart benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh mekanik itu. Bocah itu langsung menuju Sang Mekanik.  “Katakan padaku siapa yang menyuruhmu untuk membunuh kami?” Teriak Gilbart sekali lagi kepada mekanik itu. Sang Mekanik malah memasang wajah Kaget dan benar-benar ketakutan ini. Gilbart menarik kerahnya sekali lagi sampai-sampai topi di kepalanya jatuh. “Apa maksud Anda Tuan, aku benar-benar tidak mengerti, kumohon tolong maafkan aku jika aku berbuat sesuatu yang buruk kepada Anda”. Jawab sang mekanik benar-benar tidak mengerti maksud dari pertanyaan Gilbart yang secara tiba-tiba menanyainya  “Kau tidak usah berdalih, aku sudah melihat kelakuanmu dari tadi. Bisa-bisanya kau menaruh banyak sekali batu bara ke dalam tungku meskipun api masih berkobar dengan normal. Kau memang berencana untuk membunuh kami bukan? Kau mungkin bisa membohongi mereka, namun tidak denganku! Aku sudah curiga dengan balon udara ini dan kau sejak awal!” balas Gilbart dengan mengatakan sesuatu yang membuatnya curiga. Namun mekanik itu malah diam, memasang muka yang datar, Gilbart pun melepaskan tangannya dari bahu mekanik itu. Memasang penjagaan apabila dia memang berencana untuk membunuhnya. Meloncat ke belakang sambil meregangkan tangannya apabila ia hendak melakukan sesuatu dari balik kantongnya untuk membunuhnya. Namun tak lama kemudian, Gavin, Noy, dan Marioth datang menghampiri Gavin. Mereka khawatir dengan apa yang terjadi pada Balon udara yang mereka naiki.  “Hey, Gilbart. Balonnya terlihat sangat kacau,” sahut Gavin sambil mendongak ke atas. “Apakah kita akan baik-baik saja?” Lanjutnya. Sementara Marioth dan Noy saling berpegangang tangan karena benar-benar khawatir dengan bagaimana nasib mereka nanti. Gilbart sama sekali tidak menjawab, ia memandang fokus kepada Sang Mekanik, berjaga-jaga bila dia hendak mengeluarkan serangan mematikan. Gilbart berpikir mungkin Sang Mekanik sedang mencari waktu yang pas bagi dia mendapatkan pembunuhan sukses sebanyak mungkin, karena jika memang ia seorang pembunuh, mereka berempat adalah anak-anak yang penting bagi kerajaan.  Gavin menyadari dengan apa yang dilakukan Gilbart, ia seketika mundur dan menarik para gadis untuk berdiri di belakangnya. Lalu tiba-tiba Sang Mekanik berdiri dari platform. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku, benar-benar mencurigakan. “Cepat lepaskan tanganmu dari dalam sakumu!” teriak Gilbart. Namun saat ia mengeluarkan tangannya, ia malah mengeluarkan sebuah kancing berwarna kuning di dalamnya dan merah di luarnya. Mekanik itu pun berkata, “Maaf Tuan-tuan dan Nona-nona sekalian. Aku bukanlah seorang mekanik. Aku hanyalah penumpang gelap disini, dan ini adalah balon udara milikku” perkataan itu membuat Gilbart tercengang bukan main. Intuisinya lagi-lagi benar-benar salah. “Namaku adalah Douglas, Aku adalah adik dari paman bertubuh gendut tadi. Maafkan aku jika balon udara ini tak sesuai dengan pesanan kalian, karena akulah yang memaksanya mengganti balon udara milik kalian dengan balon udara milikku ini” Gilbart tentu saja tak terima dengan ucapan orang itu. Dia langsung membalas dengan berteriak kepadanya. “Simpan penjelasanmu itu untuk nanti Douglas, kita sedang dalam keadaan yang sangat berbahaya!” ucap Gavin menyuruh Douglas untuk berhenti menceritakan tentang dirinya kepada anak-anak itu.  “Gilbart, ayo pikirkan bersama bagaimana cara untuk memadamkan api yang sudah terlalu besar ini  kita bisa terbakar hidup-hidup! Sahut Gavin kepada Gilbart yang sudah terburu emosi dan curiga.  “Sementara kalian, Noy dan Marioth, cepat cari bilik bantuan atau sesuatu yang bisa membuat balon udara disekitar kita sadar kalau kita membutuhkan bantuan mereka sekarang!” Noy dan Marioth pun langsung bergegas. “Sementara kau Douglas, kau harus ikut denganku menyeimbangkan api ini bersama. Balon udara ini adalah milikmu. Kau pasti tahu bagian mana yang menjadi kemungkinan untuk kita bisa selamat dan mendarat dari balon udara ini hidup-hidup. Itu pun jika kau sungguh-sungguh berniat ingin menyelamatkan kami bukan sebaliknya” Sendiri Gavin dengan keras, dia pun langsung bergegas kembali menuju ke tungku perapian balon udara. Mungkin mengatakan lebih mudah daripada benar-benar melakukannya. Gavin hanya bisa memberi perintah saat ini, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya disaat genting seperti ini. Sia tidak pernah tahu bagaimana seluk beluk balon udara dalam bekerja.  Yang ia tahu hanyalah balon udara mengapung dan naik ke atas karena api yang berada di atas tungku membuatnya naik ke udara. Sesimpel itu, dia tidak tahu bagaimana caranya agar balon udara ini memiliki arah untuk dituju bukan sekedar mengambang tak jelas di langit.  Hingga akhirnya Gavin melihat semacam roda kemudi, tepat berada di tengah-tengah tungku di sebelah kanan. Ia pun menghampirinya, mencoba mengarahkan balon udara itu dekat dengan balon udara lain yang ada di sekitar. Agar lebih mudah untuk mencari bantuan.  Gavin menjangkau seluruh cakrawala, hanya melihat satu balon udara berwarna emas yang merupakan mirip balon udara mirip kuil matahari. Gavin pun langsung memutar kemudinya ke kanan sesuai dengan arah posisi dimana balon udara itu berasal. Namun saat Gavin memutarnya, Balon udara tidak bergerak kemana-mana, ia tetap berada di tempat tidak memutar sedikitpun. Gavin pun bertanya kepada Douglas tentang kemudi ini. “Hey Douglas, kenapa roda kemudi ini tidak berfungsi aku sudah memutarnya hingga ujung paling kanan namun tidak terjadi apa-apa. Apakah benda ini rusak juga?” dengan suara yang terhalang oleh rumitnya mekanikal dalam tungku, Douglas menjawab, “Tidak Tuan, benda itu tidak rusak, itu memang tidak berfungsi dari awal. Roda kemudi itu hanyalah hiasan di balon udara ini, agar terlihat estetik dan klasik. Gavin benar-benar kesal, bisa-bisanya ia tertipu dengan roda kemudi bodoh itu. Dia pun menghampiri Noy dan Marioth, berusaha mencari tahu apakah mereka berhasil memanggil para balon udara untuk mendapatkan bantuan mereka. “Bagaimana apakah usaha kalian berhasil?” Tanya Gavin dengan penuh rasa cemas.  Karena ia merasa, itu adalah satu-satunya jalan paling aman untuk mereka bisa diselamatkan dengan baik. Pemilik balon-balon udara emas miliki kuil dikendalikan langsung oleh pengemudi profesional, mereka tidak mungkin akan meninggalkan sebuah balon udara begitu saja terombang-ambing di atas langit sendirian tanpa bantuan.  “Kami rasa tidak mungkin Gavin, suara kami terlalu pelan bila dibandingkan angin yang menghembus kencang di langit seperti ini. Aku sudah memakai beragam cara seperti membuat bentuk kerucut dalam kertasku ini, tapi mereka benar-benar tak mendengarkan kami!” ucap Noy dengan panik. Dan dia sudah memiliki firasat kalau yang mempunyai ide konyol untuk mengubah kertas menjadi terompet palsu itu adalah ulah Marioth. Gavin sama sekali tidak merespon apa-apa kepada kedua gadis itu. Lalu tiba-tiba ada suara ledakan sangat keras terdengar dari atas balon, saat Gavin menengoknya, itu ternyata adalah suara tungku yang bekerja terlalu keras. Gilbart pun datang kepada Gavin mencoba melaporkan sesuatu yang ia lakukan.  “Aku rasa mustahil bagi kita untuk memadamkannya saat ini Gavin. Api sudah menjalar kemana, dan juga yang berada di dalam tungku adalah sebuah batu bara yang menyala dengan sangat membara. Bahkan air sekalipun tidak akan mampu untuk memadamkannya dengan mudah. Pilihan kita hanyalah harus mendarat dengan meloncat dari atas, ataupun meminta bantuan dari balon udara lain”. Ucapan Gilbart membuat Gavin semakin frustasi. Kemungkinan mereka untuk jatuh dari ketinggian ini adalah sama saja dengan bunuh diri, sementara kemampuan mereka untuk mendekati balon udara yang ada di dekat mereka sama-sama mustahilnya. Mereka tidak mempunyai daya untuk pergi ke balon udara seberang.  “Andai saja kita memiliki daya berupa angin yang sangat kencang mengalahkan angin yang mengarah berbalik dengan angin yang kita ikuti sekarang, kita pasti akan dengan cepat sampai ke balon udara emas itu” Kata Marioth, membuat Gavin terkejut dan mendapatkan sebuah ide gila. “Apa yang kau katakan Marioth? Bagaimana kau bisa tahu dengan arah angin posisi kita sekarang?” tanya Gavin dengan sangat keras. “Apakah kau tidak melihat tanda yang terpasang tepat di atas platform ini?” Marioth menunjuk ke atas, ada sebuah penanda berbentuk ayam dengan 4 mata angin. Gavin pun melihatnya dan rupanya benar saja, sekarang angin berhembus ke arah utara, dan ia melihat balon udara emas tadm tepat berada di selatan. “Dengar, aku mempunyai sebuah ide gila, ada kemungkinan yang aku lakukan ini berhasil, ada kemungkinan juga tidak. Tapi ini adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan” ucap Gavin dengan penuh harapan menggumpal di matanya. “Apa yang akan kau lakukan?” Tanya teman-temannya, namun Gavin tidak berkata apa-apa dan langsung saja bergegas ke platform bagian utara. Gavin mengeluarkan batuan sihir milik Noy, lalu kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi. Ia kemudian memunculkan sebuah angin tornado besar melayang dengan tidak aturan di udara. Dia pun langsung mencoba menggerakkan tornado itu agar bisa mendorong mereka menuju ke tempat balon emas itu berada. “Ayolah berhasillah. Sekali ini saja.” Ucap Gavin dalam hati Noy, Gilbart, Marioth, dan Douglas menyaksikan itu semua. Mereka tampak terpukau sekaligus tak percaya. Hingga akhirnya Gabin berhasil memiringkan Tornado itu, mendorong balon udara mereka dari utara menuju ke selatan.  Sangat-sangat tidak bisa dipercaya, balon udara mereka bergerak terdorong oleh angin topan itu. Sontak Gavin, Marioth, dan Noy tersenyum gembira sambil melompat-lompat. Sementara Douglas hanya tersenyum puas.  “Jika kita sampai, tolong jangan katakan siapa-siapa kalau ini adalah ulahku” pesan Gavin kepada teman-temannya, dan tentu saja Douglas yang menjadi pembuat onar atas semua ini. “Dan kau Douglas, kami belum selesai dengan dirimu!” lirik Gavin kepada Douglas dengan tajam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN