Chapter : Telat Bangun

1872 Kata
Suara petasan dan kembang api rupanya tidak membuat Neville terbangun sama sekali dari ranjang tidurnya. Malahan dia menutup telinganya rapat-rapat dengan bantal yang menempel di bawah kepalanya agar bisa meredam kebisingan suara itu.  “Siapa sih ini pagi-pagi udah nyalain petasan? Gak tau apa kalo ini masih pagi banyak orang yang sedang tidur juga. Lagipula bagaimana bisa petasan dan kembang api itu bisa terdengar dari dalam kamar istana? Aku akan memarahi para penjaga karena tidak becus mengerjakan tugas mereka.” Gusar Neville dalam hati mengomel yang nyawanya masih belum bisa terkumpul penuh dan bisa bangun dengan tegap di atas kasurnya. Di samping kasur milik Neville, terlihat segelas anggur yang sudah kosong hanya menyisakan bulir-bulir cairan berwarna merah mengenang di atas meja. Dilihat dari penampilannya yang berantakan, tidak wajar bila Neville sangat susah sekali untuk bangun pagi hari ini karena kemarin ia sepertinya sedang melakukan minum-minuman anggur berat. Tidak hanya ada di sekitar meja, banyak juga botol-botol yang berserakan di atas lantai dengan sangat berantakan. Beberapa isinya sudah ada yang keluar kemana-mana hingga mengotori seluruh ruangan. Dengan ditutupi selimut dan bantal yang empuk, Gavin masih tak bisa tidur dengan tenang. Meskipun suara kembang api dan petasan sudah berhenti, namun masih ada sesuatu yang mengganggu dalam pikirannya. Sesuatu yang mungkin ia lewatkan dalam hari ini.  Neville pun bangun, menengok keluar jendela tepat ke arah balai ibukota. Dia melihat area itu banyak dilalui orang-orang yang berseliweran, namun tidak seperti biasanya, kepadatan orang-orang yang melewati tempat itu sungguh sangat padat melebihi biasanya.  Dalam hati Neville berkata “Apa mungkin hari ini adalah hari dimana pasar mengadakan diskon besar-besaran? Ah sudahlah, biarkan itu menjadi urusan pedagang dan para warga. Aku seharusnya tak boleh ikut campur dalam masalah seperti itu.” Gumam Neville dalam hati sembari mencoba berdiri dari kasurnya dengan sangat bertenaga. Saat bangun dari kasurnya, Neville melihat barang-barang di sekitar kasurnya berupa botol dan anggur yang tumpah kemana-mana. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya karena seharusnya pelayan sudah membersihkan kamarnya semenjak tadi pagi. Entah apa yang menghentikan para pelayan untuk masuk ke kamarnya karena seharusnya mereka sudah terbiasa masuk bahkan tanpa diberikan izin sekalipun.  Dengan langkah setengah sadar, Neville menghampiri genangan botol dan air itu. Dia teringat akan masa-masanya saat masih menjadi seorang pelayan junior sebelum menjadi penasihat kerajaan seperti sekarang ini. Masa-masa yang sungguh indah namun juga penuh dengan kerja keras yang tinggi. Setelah mengelap semua lantai dengan kain kering yang ada di mejanya, Neville berusaha membuangnya di tong sampah. Namun ia teringat kalau tong sampah itu ada di luar kamarnya. Biasanya tong sampah itu akan dibersihkan oleh para pelayan dan kosong sehingga para pelayan bisa langsung membuangnya ke tempat pembuangan sampah induk. Neville tidak langsung membuang sampah yang sia bawa keluar. Ia dengan sejenak memandang pemandangan kastil di luar jendela. Dan Neville tersadar kalau hari ini benar-benar aneh. Tidak ada satu pelayan atau prajurit penjaga pun yang berlalu lalang menjaga pesisir halaman kastil. Neville langsung tiba-tiba saja panik.  Dia langsung berlari beranjak keluar sambil membawa sampah di tangan sebelah kirinya. Dan ia melihat seluruh lorong kastil sangat sepi dan tidak ada satupun yang menjaga di luar ruangan. Karena biasanya juga, para pelayan akan berjaga di tiap pintu kamar apabila ada seseorang menginginkan untuk masuk. Kamar-kamar itu selalu terkunci dan hanya pelayanlah yang membawa kunci dari kamar-kamar itu.  Neville benar-benar panik, ia tak bisa membiarkan ini semua terjadi. Kemungkinan terbaik adalah ini semua hanyalah jebakan usil yang dilakukan Baroth untuk membalas dendam kepadanya setelah yang ia lakukan kepada Baroth saat berada di Izia. Namun tidak ada tanda-tanda Baroth datang ke dalam kastil sedikitpun saat ia menoleh ke seluruh lorong. Karena Baroth sesungguhnya adalah orang yang narsistik. Dia tidak akan pergi tanpa meninggalkan petunjuk tentang dirinya kepada orang yang ia targetkan. Dan kemungkinan terburuk yang akan terjadi adalah mereka sednag diserang, dan orang-orang di dalam kastil sedang diculik atau disembunyikan di suatu tempat tanpa sepengetahuan dirinya. Atau yang lebih parah, ini adalah sebuah semacam sihir ilusi, menjebak jiwa dan pikiran Neville dalam kantung dimensi membuatnya tak bisa melakukan apa-apa selain pasrah dan menerima segala konsekuensi yang akan diterima. Hanya beberapa menit saja setelah keluar dari kamarnya, pikiran Neville sudah terasa seperti mau meledak. Membumbung tinggi dan berasap membuatnya tak bisa bertindak dengan jernih. Badannya lemas sekaligus tak bisa digerakkan. Untuk sementara, Neville bergegas berjalan kembali membuka pintu kamarnya. Jika memang ia sedang melawan musuh atau kerajaan Yagonia di invasi. Ia melihat ke bawah, baju piyamanya yang lusuh dan tidak enak untuk dipandang mana mungkin bisa terlihat gagah apabila musuh yang ia harap tidak benar-benar ada melihatnya seperti itu? Neville membuka lemarinya, mengambil sebuah jas lengkap dengan tuksedo bergaris dan dasi berwarna hijau. Ia memakainya dengan cepat lengkap dengan setelan celananya yang sudah dihaluskan oleh para pelayan.  Neville memiliki banyak sekali setelan jas dalam lemarinya, dan diantara semua itu, semuanya kebanyakan memiliki model dan ukuran yang sama. Hanya beberapa baju yang memiliki corak berbeda untuk memperingati perayaan atau acara tertentu.  Neville menutup lemari bajunya, seraya mencoba melihat cermin sambil mengancingkan bajunya. Saat ia bercermin, ia lupa, tangan kanannya sudah hilang saat ini. Ia mengangkat lengan kanannya. Rasanya jari-jari yang selama ini bersamanya masih ada bersamanya, masih bisa ia gerakkan dengan pikirannya. Walaupun hanya angin dan udara yang keluar dari persendian itu. Bukannya muram, saat bercermin Neville malah tersenyum.  Seakan-akan ia bangga mendapatkan luka yang fatal ini. Walaupun sebenarnya ia tahu, ia tak seharusnya senang ataupun merasa puas. Namun ada sesuatu dalam diri Neville yang membuatnya senang karena bisa mengemban tugas yang selama ini diberikan oleh mendiang ayah Gavin, Raja Galliard. Luka ini benar-benar pantas ia terima, bahkan masih belum pantas apabila dibandingkan dengan segala kebaikan Raja Galliard yang sudah beliau perbuat kepada dirinya.  Neville pun berbalik memandang meja di belakangnya yang ada sebuah tangan palsu terbuat dari emas. Tangan itu dibuat oleh salah satu pandai besi terhebat di ibukota. Ia memberikannya kepada Neville secara Cuma-cuma karena merasa Neville sudah cukup berbudi kepada hidupnya.  Walaupun sebenarnya Neville tidak benar-benar mengenal dekat pandai besi yang memberikannya tangan palsu itu. Namun saat pertama kali memakainya, Neville merasa aneh karena tangan yang biasa ia pegang terbuat dari kulit dan sangat lembut saat disentuh sekarang berubah menjadi emas yang sangat keras dan halus. Sekarang, karena sudah lama memakainya, Neville sudah merasa kalau tangan palsu itu adalah bagian dari tangannya sendiri.  Bahkan sekarang apabila Neville bepergian tanpa menggunakan tangan palsu itu, rasa-rasanya seperti ada yang kurang. Setelah konflik dan segala kejadian di Izia, Neville dengan sangat rutin menggunakan tangan palsu itu latihan bersama dengan Gavin.  Dan tiba-tiba saat Neville berhasil memasangkan tangan palsu emas ke lengannya, ia tersadar kalau ia belum membangunkan Gavin sama sekali pagi ini. Kembang api dan petasan tadi terlalu nyaring sehingga mengalihkan perhatiannya. Namun ada yang aneh juga, biasanya pagi-pagi saat Gavin sudah terbangun sendirian. Biasanya dia akan berjalan ke sepanjang lorong sambil berteriak menuju ke kamar Neville bermanja-manja.  Memang cukup memalukan di usianya yang terbilang terlalu tua, namun kebiasaan itu sulit untuk Gavin hilangkan dengan instan. Dan sekarang, Neville merasa gusar dan gelisah karena Gavin tak kunjung datang ke kamarnya sambil memanggil-manggil namanya.  Dia menoleh ke jendela melihat waktu apa saat ini. Dia melihat kalau matahari berada tepat di atas pohon beringin yang tumbuh di depan lapangan. Bila memang segalanya berjalan dengan normal dan tidak ada yang aneh, Gavin akan mengetuk pintu Neville sekarang lalu masuk tanpa seizin siapapun untuk memasuki ruangannya. Neville menunggu dengan sabar orang yang akan masuk ke dalam kamarnya, namun ternyata tidak ada siapapun disana. Neville berkeringat dingin. Dia benar-benar panik sekarang. Tanpa pikir panjang. Dengan pakaian rapi dan tangan palsu yang sudah terpasang dengan sempurna di lengan bagian kanannya. Neville berlari menuju keluar ruangannya. Dengan sangat hati-hati menghindari sesuatu agar tidak terjadi kecelakaan.  Tujuan pertama yang akan ia hampiri adalah tempat para pelayan yang berada di lantai dasar kastil. Jarak antara tempat itu dengan kamar Neville tidak terlalu jauh. Kamarnya yang berada di lantai dua bisa dijangkau dengan mudah seharusnya. Alasan Neville menuju ke ruangan itu terlebih dahulu adalah para pelayan adalah orang-orang yang menjadi arus informasi pertama dalam segala kegiatan yang dilakukan di dalam kastil. Tempat itu dijaga dengan ketat oleh para penjaga, sedangkan para pelayan itu juga memiliki kemampuan bertarung yang tak bisa dianggap remeh. Apabila tempat itu saja bisa terbobol atau berhasil untuk dikalahkan, maka tamatlah sudah nasib kastil Yagonia ini di tangan musuh. Saat Neville melaju berlari, ia menoleh ke kiri dan kanan, melihat seluruh ruangan yang kosong melompong tak ada orang. Neville melaju dengan semakin cepat, tak mungkin Baroth akan berbuat separah ini hanya demi mengerjainya, pasti ada sesuatu dibalik semua ini.  Jika biasanya ada para pelayan muda yang berlalu lalang kebingungan mencari jalan karena jalan yang ada di kastil cukup rumit apabila dihampiri oleh pemula seperti mereka benar-benar tak ada di hadapan Neville, semuanya kosong dan bersih. Hingga akhirnya Neville berhasil menuju ke ruangan para pelayan. Ia melihat pintu gerbang itu terbuka tanpa dikunci hingga terlihat banyak sekali piring-piring bersih berjejer di atas etalase tempat itu. Namun hal yang aneh selanjutnya adalah tidak adanya para penjaga yang berdiri di kedua pintu itu.  Dengan sangat cepat Neville berteriak,“Jebediah!!??” nama seorang salah satu ketua pelayan yang ada di kastil dan juga senior Neville. Dia merupakan orang tua dengan kumis tipis di mulutnya berwarna perak selaras dengan rambut yang menempel di atas kepalanya. “Ada apa Neville? Apakah itu kau yang berlari-larian di sepanjang lorong? Kau mengganggu masa libur kami!” balas Jebediah yang keluar dari kamar tidurnya berpenampilan lusuh dan tidak memakai seragam pelayan kerajaannya. “Apa-apaan ini, kenapa tidak ada satu pelayan pun di katil ini? Apa mereka semua dibunuh? Apa mereka semua diculik, tolong katakan padaku sejujur-jujurnya Jeb!” ucap Neville dengan panik.  Jeb hanya menghela nafasnya. Sepertinya mengerti apa yang harus ia lakukan. “Sebelum kau marah-marah dan bertanya tentang apa yang terjadi. Sebaiknya kau melihat ke jendela dan melihat ada apa hari ini. Mungkin sebaiknya peraturan membatasi penggunaan anggur di dalam kerajaan perlu aku setujui karena kau cukup meresahkan Neville setelah apa yang sudah kau lakukan dari tadi malam” Neville melihat ke jendela. Ia melihat banyak sekali balon yang sudah kempes dan tampaknya memang hari ini adalah festival balon. Namun belum cukup sampai disitu, Neville masih bingung dan bertanya tentang dimana Gavin.  “Loh bukannya dia sudah berbicara denganmu? Ini” balas Jeb sambil memberikan surat dengan tulisan tak terbaca. Neville pun segera membacanya keras-keras. “Wahai Neville, ini bukanlah surat tebusan, ataupun surat permintaan maaf. Melainkan ini adalah surat persetujuan. Saat ini aku bersama tiga temanku sedang melakukan petualangan di negeri yang jauh. Mungkin aku tidak akan pulang dalam beberapa hari. Namun jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri, dan juga setiap harinya aku akan memberikanmu surat tentang bagaimana kabar yang akan aku lakukan disini. Dari anak walimu, Yang Mulia Raja Gavin” Neville syok dan benar-benar kaget membaca surat itu. Ia tidak menyangka Gavin akan pergi tanpa persetujuan darinya terlebih dahulu. Sementara Jeb merasa baru saja yang ia dengar adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan rahasia, ia tidak seharusnya menceritakan ini ke sembarang orang. Neville merasa benar-benar payah hari ini.  Entah apa yang akan terjadi di kemudian hari, apabila orang pada umumnya merasa hari festival balon adalah hari keberuntungan mereka, hal itu benar-benar berbalik dengan apa yang dirasakan Neville. Ia merasa hari ini adalah pagi tersial yang pernah ia rasakan sepanjang hidupnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN