Chapter 73 : The Gist

2020 Kata
The Gist adalah sekelompok musisi yang berasal dari benua tengah. Namun bukan di tengah-tengah kota metropolitan seperti Braumrock, namun agak ke pinggiran di daerah Usturla. Mereka mendapatkan popularitasnya karena kepopuleran mereka dalam membawakan musik yang tak lazim di dengarkan oleh orang-orang dari daerah asalnya. Menggunakan harpa dan petikan senar dawai diiringi oleh terompet dan alat-alat perkusi membuat musisi ini mendapatkan banyak sekali atensi yang mereka inginkan dari para penonton. Namun kemunculan The Gist mendapat banyak pertentangan dari para musisi konvensional yang sudah ada jauh melampaui mereka. Banyak yang mengecap kalau kelompok musisi ini mencederai seni dan arti dari musik. Sedangkan musisi yang lain menganggap mereka bukanlah sekelompok musisi melainkan kultus sesat yang ingin membangkitkan Celestial. Walaupun tidak ada bukti keras yang membuat orang-orang percaya akan tudingan itu.  Malahan The Gist mendapatkan popularitas yang lebih tinggi karena segala rumor dan atensi yang beredar diantara mereka itu. The Gist sendiri tidak percaya sekelompok musisi yang mereka kira hanyalah sebatas projek untuk bersenang-senang bisa mengantarkan mereka keliling dunia hanya bermodalkan sebuah dawai dan senar di tangan mereka. Dengan kepopuleran The Gist, banyak anak-anak muda yang mulai untuk mengidolakan mereka. Tak heran banyak generasi baru yang mulai untuk bercita-cita ingin menjadi seperti mereka jika kelak menjadi dewasa nanti. Jika sebelumnya banyak musisi dari generasi lama menentang cara bermusik mereka, sekarang para orang tua yang harus menanggung segala ketidak tahuan anak mereka tentang The Gist. Musisi yang naik daun itu tentu saja tidak menghiraukan segala tuduhan yang dilayangkan kepada mereka. Mereka tetap saja pergi menghantarkan pesan atas lantunan lagu yang mereka dengungkan di atas panggung hingga diiringi banyak lambaian tangan menyambut kehadiran mereka. Awalnya, Kuil matahari tidak menginginkan The Gist sebagai bintang tamu dalam acara festival balon kali ini, karena mereka menganggap karakter The Gist yang terlalu radikal akan membahayakan anak-anak jika mendapat alunan mereka. Namun banyak biksu yang menentang opini tersebut, banyak biksu yang beranggapan kalau The Gist sangat cocok untuk diundang dalam festival balon karena memang seharusnya festival balon dilakukan dalam suka cita dan rasa gembira, bukannya ketakutan dan kegeraman yang muncul seperti saat ini.  Tudingan soal The Gist yang dapat merusak jiwa-jiwa anak muda hanyalah sebuah tuduhan tanpa berdasar. Banyak juga para biksu yang juga merupakan ahli sihir tidak merasakan apa-apa saat melihat dan mendengar The Gist pertama kali mendendangkan musik di atas panggung merasakan hati mereka damai dan ingin ikut menari bersama para penonton lainnya. Mendengar hal tersebut, para biksu setuju dengan pendapat biksu muda tadi. Karena The Gist adalah sekelompok musisi yang tak lazim, jika biasanya sekelompok musisi terdiri dari ratusan atau puluhan orang yang bernyanyi bersama-sama dalam sebuah panggung besar dengan berbagai alat musik. Namun The Gist hanya beranggotakan sebanyak 5 orang, yaitu Rotter pada vokalis sekaligus mengisi lantunan nyanyian-nyanyian merdu dengan suaranya. Alice, salah satu wanita dalam grup ini yang memegang Harpa, Ivanka yang juga seorang wanita memegang suling bambu sebagai alat musik utamanya. Boris dengan memegang terompet sulung sangat ahli dalam meniup rongga-rongga dalam alat musiknya. Dan yang terakhir Sett sebagai pendendang perkusi utama dan juga sebagai fondasi terbentuknya grup musik ini. “Hey Sett, tunggu, kemarilah. Lihatlah, ada Yang Mulia sedang duduk di sini” Rotter menoleh ke kanan melihat Gavin duduk yang sedang duduk di sampingnya. Sementara itu dengan rambut yang menyembul ke atas, ia menarik baju Sett ke belakang berjalan tepat di hadapannya. Gavin juga kaget tak menyangka akan melihat Kelompok The Gist tepat di hadapan mereka. “Hey kawan-kawan, lihat. Dia benar-benar Yang Mulia Raja Gavin!” Teriak Sett memanggil personil yang lain untuk datang ke tempatnya. Tiba-tiba semua personil The Gist pun berkumpul memandangi Gavin layaknya melihat seolah kandang macan yang terkurung di penangkaran. Mereka menatap Gavin tersenyum kagum dan tidak berkata apa-apa, cukup lama sampai-sampai membuat Gavin tak nyaman untuk dilihat seperti itu. Gavin juga tidak tahu harus berkata apa, ia syok melihat seseorang yang ia anggap sebagai idola datang tepat di hadapannya. “Eitsss... Tunggu dulu, kau tidak boleh datang kemari dan melihatnya begitu saja” Gilbart datang tepat di hadapan Gavin menutupinya mencegah para anggota The Gist menatapnya lebih jauh. “Hey, apa-apaan ini siapa kau? Kami melihat Yang Mulia Raja Gavin karena kami sudah mendengar segala sesuatu yang sudah ia lakukan. Kisahnya tentang melawan para orang-orang Izia benar-benar tersohor di seluruh Yagonia sampai-sampai banyak kami bosan mendengar anak kecil meminta kami membuat lagu tentang itu” ucap Sett yang sepertinya dengan sangat dalam dan tulus kagum dengan sosok Gavin “Ya, kami juga melihat apa yang sudah Anda lakukan barusan. Benar-benar menakjubkan! Aku tak percaya anak kecil seperti Anda bisa melakukan sihir semacam itu. Aku sendiri yang sudah dewasa seperti ini bahkan tidak akan mampu melakukan apa yang sudah Anda lakukan Yang Mulia” ucap Ivanka sanga pemegang suling mengucapkan kekagumannya atas apa yang baru saja ia lihat. Gavin benar-benar merasa tak enak. Ia tak mengira kisahnya saat di hutan Izia sangat terkenal hingga ke seluruh penjuru Yagonia. Bahkan ia mengira kejadian itu sebagai kejadian yang dirahasiakan karena menyangkut hubungan baik antara dua kaum. Gavin juga bingung, jika kisah itu begitu tersohor di seluruh penjuru Yagonia, kenapa Marioth, Gilbart, dan Noy tidak mengetahui kisah dan kehebatan yang sudah Gavin katakan?  “Hey Marioth, siapa begundal-begundal ini?” Tanya Noy dengan sangat dingin dan muka datar kepada Marioth membuat semua personil The Gist sangat kecewa. Walaupun sudah lama hidup di perpustakaan, Noy benar-benar tidak mengetahui siapa The Gist.  Jurnal yang ada di perpustakaan kebanyakan adalah jurnal yang berkutat pada ilmu pengetahuan ataupun kisah-kisah epos. Jarang sekali ada jurnal yang berisikan tentang dunia seni. Jika pun ada, jurnal-jurnal itu adalah jurnal lama yang mungkin sudah kadaluarsa saat Noy membacanya saat itu. Sehingga dia tidak tahu tren apa saja yang sedang berkembang di masyarakat Yagonia sekarang. “Mereka adalah The Gist, band yang kita dengarkan saat berada di belakang panggung tadi” bisik Marioth yang malu karena mendengar Noy benar-benar tidak tahu siapa The Gist yang ada di depan mereka. Noy hanya mengangguk sambil menjawab “Oohhh...” meskipun tidak benar-benar tahu apa yang Marioth maksud. Karena sesungguhnya Noy tidak benar-benar memperhatikan lagu yang diputar saat ia berada di belakang panggung tadi. “Maafkan kami jika kami mungkin belum terkenal. Namun sebuah alunan senar ini mungkin bisa mengingatkan atau menyegarkan pikiran Anda nona.” Alice memetik senar-senar yang ada di harpanya dengan merdu dan indah. Gavin yang berada di depannya mendengarkan alunan itu secara langsung berkaca-kaca karena tak menyangka selama ini mendengar seseorang memainkan lagu The Gist bisa mendengar mereka secara langsung seperti ini.  “Itu kan, Bad Memoir VIIth??” ucap Gavin yang paham dengan alunan nada yang Alice petik. “Ya Yang Mulia, aku sangat terkesan mendengar Anda mengenali lagu kami yang penuh kecacatan dan Ketidak sempurnaan ini. Tanyakan padaku sekali lagi Yang Mulia, bagaimana Anda bisa melakukan sihir semacam itu tadi. Jika disuruh untuk memutar waktu dan kembali ke masa lalu saat aku masih seukuran lebih kecil dari Anda. Aku mungkin akan meminta ibuku untuk menyekolahkanku di sekolah sihir dan melakukan semuanya dengan sangat hebat seperti yang Anda lakukan barusan” Alice menunduk, tampak rasa penasaran benar-benar terpancar dari matanya tak. “Benar Yang Mulia, mungkin Anda merasa kami terlalu aneh ataupun radikal seperti kata-kata orang yang menuduh kami. Tapi sungguh, kami merupakan orang-orang yang sangat terpukau apabila mendengar atau mengetahui kisah tentang kehebatan seseorang. Kami merupakan orang-orang yang sangat suka saat diberi dongeng penuh dengan kekuatan fantastis tak terbayangkan. Mungkin Anda sadar, namun setiap lagu dan lirik yang kami perbuat selalu berkutik tentang hal-hal seperti itu. Dan jika kami benar-benar bisa mengulik Anda, kami akan sangat berterima kasih karena diperbolehkan melakukan hal tersebut.” Ucap Rotter Sang Vokalis, Gavin benar-benar tidak tahu apa yang mereka maksud tapi yang jelas Gavin cukup tersanjung dengan ucapan itu. Apalagi ucapan dari seseorang yang ia kagumi, rasanya aneh mendapatkan pujian dari orang yang kita kagumi, kan? “Eitsss, tidak semudah itu. Raja memiliki jadwal yang sibuk, dia tidak bisa sembarangan berbicara dengan kalian dan mengganggu jadwal pentingnya. Begitu juga dengan kalian bukan? Bukankah kalian saat ini harus bergegas ke Sandros untuk melakukan pertunjukan musik lagi disana? Aku mendengar gerobak putih di sana sudah mengencangkan tali di bahu kuda mereka. Aku rasa mereka akan bersiap-siap pergi” sahut Gilbart dengan licik. Dia tidak boleh melewatkan kesempatan emas ini, walaupun The Gist benar-benar ada di depan mereka, ini menjadi kesempatan terbaik mereka dalam mencari prasarana untuk pergi dan segera menuju ke kota Sandros mencari Toadstone yang dicari. “Oh tidak, maaf sekali Yang Mulia, sepertinya perkataan teman Anda kali ini benar. Kami harus segera pergi untuk menuju ke kota Sandros. Bukannya kami tidak mencintai saat-saat kami berada di sini. Namun kami sudah ada janji disana untuk melakukan pertunjukkan selanjutnya” dengan muka yang sangat kecewa, Boris sang peniup terompet mengucapkan kesedihannya karena harus berpisah dengan Gavin dan kawan-kawan saat ini. Sementara orang yang paling sedih saat ini adalah Gavin karena tidak mempunyai waktu untuk mengenal idola mereka dengan lebih dalam dan dekat. “Apakah kalian benar-benar ingin mengenal Raja dan berbincang-bincang dengannya? Tenang saja, aku memiliki sebuah ide cemerlang” sahut Gilbart secara tiba-tiba kepada para personel The Gist yang usah memulai berjalan menuju gerobak yang mereka tuju. Namun mereka tiba-tiba berpaling setelah mendengar ucapan Gilbart yang tak masuk akal, mereka menganggap ucapannya itu hanyalah bualan agar mereka bisa berhenti dan bisa lebih lama berbincang-bincang dengan mereka.  “Apa maksudmu Nak? Tolong jelaskan, aku tidak mengerti” balas Rotter menolehkan kepalanya ke belakang menghadap Gilbart. “Hey, apa yang kau lakukan Gilbart?” Gavin menarik pundak Gilbart ke samping, ia sama-sama tak mengerti seperti yang lain. Sementara Marioth dan Noy hanya diam seakan-akan tahu apa yang akan direncanakan oleh Gilbart. “Tenang saja Gavin, dalam operasi proyek ini, kau harus benar-benar percaya kepadaku. Turuti apa semua perkataanku dan kau tidak akan menyesal karena telah mengikutinya. Ini adalah satu-satunya kesempatan kita”  Gilbart kembali menoleh ke para anggota The Gist, dengan muka tersenyum ter seringai dan lumayan mengesalkan. Dia melaju sambil melambai-lambaikan gestur tangannya agar mereka merasa percaya dengan apa yang akan dia katakan.  “Begini, kau bisa mengenali Sang Raja Gavin dengan lebih dekat jika kalian mengizinkan kami berempat untuk menyelinap masuk ke dalam gerobak kalian dan pergi bersama-sama ke kota Sandros dengan kalian.”Omongan Gilbart barusan mendapat reaksi sangat dahsyat dari semua orang. Mereka tidak berpikir Gilbart akan melakukan sesuatu sejauh itu.  “Apa kau gila? Bagaimana nasib kami jika ketahuan menculik seorang Raja Yagonia ke dalam gerobak kami?” ucap Ivanka sambil memegang kepalanya ke atas pusing dengan apa yang baru saja Gilbart katakan.  “Apakah kau tidak tahu bagaimana reputasi kami saat ini? Apa jadinya jika kami benar-benar ketahuan melakukan hal sekeji itu? Kami benar-benar akan hancur dalam sekejap” ucap Sett yang juga ikut panik tidak habis pikir dengan apa yang baru saja Gilbart katakan. Namun tiba-tiba Gilbart datang menghampiri kelompok itu. Dia membisik-bisikkan sesuatu di telinga mereka semacam mengatakan sesuatu yang sangat rahasia hingga teman-temannya tidsak boleh mengetahui sesuatu apa itu. Gavin, Marioth, dan Noy juga tidak penasaran dengan kata-kata apa yang dikatakan oleh Gilbart. Palingan itu hanyalah sebuah lelucon bodoh yang keluar dari mulutnya. Namun tidak ada reaksi menahan tawa keluar dari wajah mereka. Benar-benar datar dan serius. Hingga akhirnya Gilbart selesai membisikkan kata-katanya. Mereka pun dengan serentak berkata. “Baiklah kami akan mengajak kalian bersama dengan kami pergi ke kota Sandros”  Terlihat seperti melakukan gendam, Gavin, Marioth, dan Noy benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja Gilbart lakukan. Mereka yang terkenal sebagai kelompok radikal dan tak dapat diatu tiba-tiba bisa menurut dengan perkataan Gilbart yang mencurigakan itu. Noy benar-benar curiga Gilbart sudah mempelajari sihir terlarang yang mampu mengubah pikiran mereka. “Baiklah Gavin, karena The Gist sudah setuju dengan rencana yang sudah aku katakan kepada mereka. Sekarang sebaiknya ganti dirimu yang bersiap-siap untuk menulis surat kepada Neville bahwa kau akan pergi sendirian bersama mereka. Ingat sendirian!” Gavin masih tak percaya dengan apa yang dilihat di depan matanya. Namun karena tak ada pilihan lain, Gavin pun langsung bergegas mengambil sebuah pena dan kertas untuk ia gunakan menulis. “Baiklah karena semuanya sudah siap. Kita sebaiknya langsung hendak pergi sebelum orang-orang menyadari kita ada disana” ucap Gilbart berkata seolah-olah dia adalah pemimpinnya disini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN