Chapter 78 : Dimulainya Petualangan

1842 Kata
Berjalan di kegelapan buta membuatku dan Gilbart cukup ketakutan. Bagaimana tidak takut, udara saat ini terasa sangat dingin. Aku merasa seperti dewi angin meniupkan mulutnya kepada kami. Terasa sangat dingin menggigil hingga masuk ke pori-pori kulit. Sementara itu kami hanya berjalan hanya tertutup oleh selembar kain tebal berwarna hijau bekas penyamaran yang kami buat saat kami berada di gerobak The Gist. Untung saja karena sudah sangat malam kami bisa berkamuflase menggunakan mantel ini dan menyatu dengan alam. Marioth yang berada tepat di samping kananku mengusapkan tangannya berulang kali. Meskipun musim dingin masih sangat lama, namun entah kenapa daerah ini terasa sangat dingin. Dia mencoba meniupkan mulutnya berulang kali membuat sebuah angin berbentuk melingkar. Aku merasa kasihan melihat Marioth dengan kondisinya yang seperti itu, karena yang kutahu selama dia hidup dia tak pernah mengalami kondisi yang sengsara.  Seluruh keluarganya mencukupinya dengan segala apa yang dia inginkan. Aku tidak kaget bila melihat Marioth bersikap sangat tak terbiasa seperti ini. Sempat terbesit dalam pikiranku untuk memberikan satu helai mantel milikku kepadanya. Namun aku menggunakan satu helai ini saja sudah sangat kedinginan. Apabila aku memberikannya kepada Marioth sudah sangat jelas akulah yang akan menjadi manusia salju pertama disini. Berbeda dengan Marioth, di samping kiriku aku melihat Noy dan Gilbart berjalan dengan biasa saja. Tak merasa menggigil kedinginan ataupun udara menusuk ke dalam tubuh mereka. Aku mengangkat kain yang mereka pakai. Ternyata benar-benar sama dengan apa yang aku dan Marioth kenakan! Sehelai mantel berwarna hijau. Aku benar-benar heran.  Bagaimana mereka bisa bertahan di kondisi ekstrim seperti ini? Apakah mereka merupakan manusia super yang mampu beradaptasi dalam kondisi yang super berat? Atau memang tubuh mereka sudah benar-benar terbiasa berada di kondisi alam seperti ini sehingga dinginnya malam terasa biasa saja bagi mereka? Aku benar-benar iri dengan mereka. Aku ingin sekali tidak merasa kedinginan dan merasa semuanya berjalan baik-baik saja seperti itu. Aku mencoba iseng menjahili Gilbart dan menarik mantel yang ia kenakan. Sontak ia pun langsung kaget dan menyentakku dengan keras “Hey! Kenapa kau tiba-tiba mengambil mantelku! Apakah kau tidak punya nurani? Aku kedinginan berjalan disini?” Sentak Gilbart kepadaku yang tentu saja membuatku sangat kaget. Rupanya dia sama-sama merasakan apa yang aku dan Marioth rasakan.  Cuman ternyata dia pandai untuk menyembunyikan apa yang dia rasakan saat ini. Aku tak mengerti dengan alasan Gilbart menyembunyikan raut mukanya. Apakah dia merasa kalau ini semua adalah tes untuk dirinya yang harus ia jalani? Aku jadi tidak bisa membayangkan bagaimana jalannya latihan yang Gilbart jalani bersama ayahnya. Saat aku latihan bersamamu saja Neville aku sudah benar-benar merasa kelelahan. Mungkin latihan yang dilakukan oleh Gilbart benar-benar latihan di dalam neraka. Aku tidak akan pernah bisa membayangkan itu terjadi kepadaku Neville. Dan jangan sekali-sekali kau berpikir untuk mencoba menggunakan metode itu padaku! “Kedinginan? Apa yang kau katakan? Apa cuaca yang normal seperti ini kau sungguh anggap dingin? Aku tidak menyangka bahwa tubuhmu selemah itu” mendengar sahutan Noy kembali membuatku terkaget, bagaimana ia bisa tidak merasakan hawa dingin sama sekali sementara kami bertiga benar-benar mengeluh merasakannya dengan sangat tajam. Namun aku teringat bahwa tempat lahir Noy adalah daerah yang sangat dingin.  Mungkin entah kenapa kulitnya sudah bermutasi untuk tahan terhadap cuaca yang sangat rendah karena kemampuan sukunya yang juga luar biasa. Namun hal itu membuatku berpikir kembali. Jika memang udara dan suhu disini ia anggap biasa saja. Lalu bagaimana perasaannya saat berada di ibukota yang udaranya cenderung hangat? “Eh... Noy, jika kau berkenan dan benar-benar tidak keberatan. Bolehkan aku meminta sehelai mantelmu? Aku benar-benar merasa kedinginan sekarang” Sahut Noy dengan nada sedikit menggigil. “Ya tentu saja, kau bisa mengambilnya. Kenapa kau tidak berkata sejak tadi? Aku bisa saja memberikannya kepadamu jika kau benar-benar membutuhkannya” Noy pun memberikan mantelnya kepada Marioth. Dan sekarang, ia berjalan hanya menggunakan pakaian gaun yang ia pakai semenjak festival balon tadi. Aku melihatnya dengan seksama. Dia benar-benar berjalan dengan tenang tanpa merasakan apa-apa. Bukan berarti aku tidak mempercayai perkataannya dan menganggap bahwa ia hanya membual saat berbicara kepada Gilbart tadi. Hanya saja aku melihatnya sungguh sangat aneh berjalan di kedinginan malam dengan menggunakan gaun yang memperlihatkan sebagian kulit lengannya itu. “Teman-teman, lihatlah ke depan, kita sudah sampai” Gilbart yang berjalan di depan menghentikan langkahnya. Ia menunjuk sebuah menara yang sangat tinggi dengan benda semacam mercusuar atau obor yang sangat besar di atasnya bergerak menyinari ke bawah. Sementara di bawah menara itu ada dua buah orang penjaga yang berdiri di masing-masing gerbang. Di depannya ada banyak sekali truk gerobak yang mengantri untuk masuk. Di depan penjaga ada dua orang yang terlihat memakai sebuah seragam yang mirip dengan penjaga tadi kenakan cuman di lengannya ia tidak memakai s*****a. Malahan ia memegang sebuah surat dan buku tulis di tangannya seperti hendak mencatat sesuatu. Sementara rekan yang satunya memeriksa isi dari gerobak yang akan lewat tersebut. Gerbang itu dijaga sangat ketat. Tidak mungkin penyelinap sembarangan bisa memasukinya dengan mudah. Aku tidak tahu apakah memang peraturan seperti ini sudah berlangsung sejak dulu atau tidak namun yang jelas antrian gerobak yang mengantri sangatlah panjang.  Aku melihat dan menemukan gerobak milik The Gist yang ikut terjebak mengantre di sana. Terlihat sangat kacau namun juga teratur di saat yang bersamaan. “Kita tidak akan mungkin bisa lolos bila melewati gerbang itu. Terlalu banyak penjaga dan birokrasi yang membuat kita akan ketahuan. Sebagai gantinya, aku sudah menemukan sebuah jalan alternatif yang bisa kita lewati dengan aman tanpa ada penjaga yang akan menghentikan kita” ucap rencana Gilbart. Aku mencoba mendengarnya dengan seksama, walaupun sekali lagi ini keluar dari mulut Gilbart namun dia adalah satu-satunya orang yang hendaknya aku percaya saat ini.  Lagipula ini semua adalah rencananya dari awal. Sementara Noy dan Marioth masih melongo ke depan menatap gerbang itu dengan rasa takjub yang tak henti-henti. Aku mengerti apa yang terjadi, rencana yang akan diucapkan Gilbart memang tidak akan lebih menakjubkan daripada gerbang yang ada di depan mereka. “Aku tidak bisa mengatakan rencanaku saat ini. Karena itu semua memerlukan momentum dan kesempatan yang tepat, dan hanya aku dan instingku yang dapat membaca itu semua akan terjadi.” Dan terjadi lagi, bualan Gilbart benar-benar memuakkanku. Namun di saat yang bersamaan bisa membuatku percaya dan merasa perlu untuk mengikuti semua rencana. Aku jadi bisa merasakan apa yang The Gist baru saja rasakan saat mereka pertama kali berbisik dengan Gilbart “Apa? Mana mungkin kami harus mengikuti ‘instingmu’ itu? Apakah kau lupa apa yang terjadi terakhir kalinya dengan insiden menggunakan ‘instingmu’ itu yang berakhir dengan menjadi Raja para Domba?” walaupun situasi benar-benar serius dan sedikit mencekam, aku benar-benar tidak bisa menahan tawa saat mengingat kejadian itu yang terjadi dengan Gilbart. Noy memang pintar dalam urusan sindir-menyindir  Tapi tiba-tiba Gilbart berlari dengan sangat kencang. Sekelibat membuatku kaget. Kami bertiga yang tak menyadari apa yang baru saja ia lakukan langsung saja ikut berlari mengikutinya dari belakang. Aku merasa Gilbart sudah sedikit muak mendengar lelucon tentang domba itu. Dari belakang, aku melihat Gilbart berlari dengan jubahnya yang berkibas terkena angin dari depan.  Ada banyak sekali lampu glowstone yang menyoroti dirinya dari atas, seakan-akan tidak takut akan ketahuan oleh para penjaga dari dalam kota Sandros. Aku tidak cukup bodoh untuk mengikuti langkah Gilbart untuk masuk ke dalam sorotan cahaya itu. Aku mengajak Noy dan Marioth untuk berjalan agak kepinggir ke berlari dalam bayangan yang mengintai di samping. Gilbart tak sedikitpun menengok ke arah kami, seakan-akan dia sudah tahu kalau kami akan mengikutinya dari belakang bagaimanapun juga. Hingga akhirnya sampailah kami di sebuah celah jalan sempit di pojok gerbang utama. Jalan sempit itu benar-benar gelap tanpa ada penerangan sedikitpun, Gilbart terdiam menunggu kami untuk menghampirinya dengan nyaman. Aku tidak mengira Sandros yang memiliki keamanan kota sangat tinggi bisa memiliki celah seperti ini.  “Bagaimana kau bisa menemukan celah jalur ini?” tanyaku kepada Gilbart penasaran. “Bukankah sudah kubilang aku memiliki rencana dan jalur rahasia. Kalian tidak perlu bermacam-macam, tugas kalian hanya perlu untuk mengikutiku dari belakang dan mengikuti segala perintahku. Apakah kalian mengerti dengan apa yang kukatakan!” ucap Gilbart dengan tegas. Ia benar-benar tidak sedang ingin bercanda saat ini.  Sementara Noy dan Marioth terlihat dengan sangat yakin memercayai perkataan Gilbart, terlihat dari alisnya yang bergerak dengan sangat rendah ke bawah. Aku senang melihat Gilbart yang seperti ini, benar-benar penuh wibawa dan juga komitmen yang tinggi. Meskipun aku tidak tahu bagaimana hasilnya nanti tapi yang jelas Gilbart sudah mengatakan niat dan rencananya dengan sangat serius saat ini. “Ikuti aba-abaku, jalanan ini sangatlah sempit dan perlu koordinasi tinggi untuk melewatinya. Saat kalian melangkah. Sering-seringlah untuk melihat ke bawah karena banyak jalan yang bolong di jalanan sempit ini. Wajar juga sih sebenarnya karena memang tidak ada penerangan yang menerangi ini semua. Maka dari itu kalian harus percaya dengan insting yang akan aku katakan dalam rencana kali ini kalian mengerti?” Seru Gilbart sekali lagi. Walaupun aku adalah Raja dari Yagonia. Namun saat ini pemimpinku adalah Gilbart Carle. Aku tidak mengira jalan itu akan sesempit ini. Aku berjalan dengan langkah pelan-pelan menghindari kubangan dan juga bangkai-bangkai hewan mati yang menjijikkan. Untung saja sekarang kondisi sangat gelap. Apabila Marioth melihat salah satu hewan hama yang berkeliaran di jalan itu pasti dia akan teriak dan membocorkan seluruh operasi ini.  Sementara aku berjalan dengan pelan-pelan, aku memegang kedua buah tembok yang ada di samping kiri dan kananku. Aku baru sadar kalau jalanan ini sangatlah sempit. Suasana juga terasa sangat hening, aku bisa merasakan hembusan nafas Noy yang ada di belakangku membuatku sedikit merinding ketakutan namun juga merasakan hal aneh yang tak bisa ku utarakan. Aku juga mendengar sebuah bau yang tidak sedap mengitari tempat ini. mirip seperti tempat sampah atau hal yang sangat menjijikkan. Aku teringat pernah mencium bau seperti ini, seperti bau toilet kastil yang rusak dimana seluruh airnya berceceran mengalir kemana-mana. Seharian penuh aku tidak bisa tidur karena kondisi itu. Para tukang dan ahli kastil juga baru pertama kali menangani hal seperti itu. Dan tiba-tiba saat aku menengok ke bawah.  Benar saja, ada banyak sekali kotoran manusia yang mengambang di sekitar kakiku. Itu juga menjelaskan kalau aku merasa ada genangan air yang mengganggu saat aku menapakkan kaki. Aku tidak berusaha bereaksi ataupun berteriak menyadari itu. Aku takut yang lain akan panik dan malah membocorkan seluruh operasi ini. Namun jika disuruh memilih, aku akan lebih memilih menyelinap langsung pergi melewati kastil bila bisa memutar waktu. Hingga akhirnya di depan ada sebuah cahaya yang menyinari kami semua. Cahaya itu merupakan sinar yang berasal dari glowstone. Aku bisa mendengar Gilbart yang menghela nafasnya lega. Aku merasa kalau kita sudah sampai di tujuan.  Aku bisa merasakan kalau Sandros sudah berada di depanku. Namun aku merasa ada yang aneh, seperti perjalanan ini terasa terlalu mudah untuk sebuah kota yang katanya adalah kota dengan keamanan tinggi.  Gilbart pun keluar dari selokan bau ini. aku, Marioth, dan Noy menyusulnya dari belakang. Namun tiba-tiba cahaya dari kiri dan kanan menyorot kami dengan tiba-tiba dan sangat terang, membuatku kaget dan merasa tidak mungkin ada kerusakan glowstone di tempat ini. Kemudian ada suara yang muncul dari balik cahaya itu. Suara itu dengan sangat jelas dan nyaring berkata “Angkat tangan kalian dan silahkan maju ke depan. Penyelinap ilegal tidak akan mendapatkan ampun dan keringanan”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN