Chapter 77 : Perjalanan Baru

1889 Kata
Mungkin hal ini cukup sia-sia untuk aku ceritakan Neville. Tapi aku mengutip ini dari buku di perpustakaan Bobshaw yang pernah aku baca saat masih berada di sana. Aku menceritakannya kembali hanya karena aku merasa cerita ini perlu untuk aku sampaikan, apalagi kepadamu yang mungkin lupa akan sejarah tempat-tempat di Yagonia kau seharusnya perlu membayar upah padaku saat tulisan ini selesai haha.  Ngomong-ngomong, jembatan Sandros adalah sebuah jembatan yang menghubungkan antara danau Sandros yang menghalangi kedua daratan itu agar bisa bertemu. Jembatan ini sudah dibangun sejak zaman dahulu kala, bahkan sebelum kakekku lahir. Fungsi utama jembatan ini, tentu saja adalah menghubungkan kedua daratan ini. Alasan kenapa jembatan ini dibuat seperti kembar adalah pada zaman itu, arsitektur dan pertukangan belum semaju sekarang. Para ahli pada zaman dahulu masih kebingungan untuk menghubungkan danau yang sangat luas itu. Para tukang dan mandor tidak bisa membuat jembatan yang hanya memiliki satu jalan dan satu gapura yang menjadi pondasinya, karena akan sangat mudah rapuh bila dilewati oleh banyak orang. Kalaupun memang harus dipaksakan, jembatan itu akan mudah rapuh termakan oleh zaman.  Alhasil para tukang dan pengrajin di Sandros mempunyai ide untuk membuat jembatan ini memiliki dua jalan. Apabila dilihat dari jauh, maka akan terlihat dua gundukan kembar di depan saling membalas satu sama lain. Namun selama ini aku hanya mendengar kisah ataupun cerita tentang jembatan itu, aku tidak pernah melihatnya secara langsung.  Karena memang kerajaan memiliki sedikit urusan dengan Sandros. Daerah kekuasaannya yang memiliki otonominya sendiri membuat Yagonia tidak bisa melakukan intervensi macam-macam. Bisa dibilang Sandros memiliki pemerintahannya sendiri di dalam. Ada wewenang Walikota yang bahkan bisa melebihi seorang raja di dalam kota itu.  Aku sendiri tidak ingin merubah sistem yang sudah berjalan lama disana. Selain itu bukan urusanku dan masih banyak urusan yang aku harus selesaikan. Aku lebih suka melihat keragaman budaya antara kota seperti itu. Jika memang Sandros memiliki kebudayaan atau sistemnya seperti itu sejak dahulu, maka biarlah. Biarkan semuanya berjalan semestinya. Saat aku melihat keluar gerbang, ada sebuah ukiran-ukiran yang menempel pada dinding jembatan. Ukiran-ukiran itu berbentuk seperti dewa-dewi yang sangat indah dengan sayap surgawi mereka. Aku bisa melihatnya dengan cukup jelas karena lampu-lampu bertenaga oleh glowstone menyinari sepanjang jalur. Meskipun terlihat indah, Ukiran-ukiran itu sudah terlihat tua dan banyak lumut yang menempel di sana dengan sangat kotor. Aku penasaran apa memang Sandros tidak memiliki seseorang untuk menjaga Jembatan ini agar tetap bersih? Bukannya jembatan ini merupakan salah satu cagar budaya mereka? Jika memang iya, seharusnya mereka tetap menjaganya agar terawat.  Aku melihat jembatan itu lebih luas dengan keluar dari jendela yang hanya tertutup tirai itu. Udara nampak sangat segar sementara langit terlihat gelap dengan segala kemuramannya. Aku tidak menyangka ternyata luas di jembatan ini cukup luas. Mampu untuk menampung 4 kereta kuda secara bersamaan, tidak hanya itu, ada jalur kecil yang dibuat khusus untuk pejalan kaki. Untuk umurnya yang sudah tua, jembatan ini cukup modern untuk masanya.  Aku tidak tahu apakah jalur itu memang benar-benar sering digunakan atau tidak karena sepanjang jalan aku tak melihat satupun orang berjalan di area trotoar. Aku merasa mungkin karena ini sudah larut malam makanya tidak ada yang lewagt tengah malam begini. Apalagi di cuaca yang sangat dingin. Sementara aku melihat ke arah danau, sungguh gelap. Mungkin bila sekarang ini pagi hari aku bisa melihat pantulan bayanganku dengan jelas. Namun untuk sekarang aku hanya melihat pantulan lampu glowstone di genangan air.  Tidak ada hewan ataupun apapun yang hinggap di sana. Hanya ada suara burung hantu dan makhluk-makhluk amfibi bersahutan mengadu suara mereka bersama-sama. jika memang mereka bisa menampakkan diri mereka di atas jembatan dan muncul hinggap di sana. Aku yakin niscaya mereka akan mati dengan sia-sia terinjak oleh sepatu kuda dan roda-roda keras. “Jangan terlalu lama berada di luar kereta Gavin! Itu berbahaya dan kau bisa ketahuan para penjaga bila terlalu lama berada disana. Cepat masuk kemari!” teriak Marioth dari dalam. Walaupun cukup sepi, tapi aku melihat masih ada penjaga yang berdiri terdiam menyatu dengan tiang lampu di dekat sana. Aku pun langsung buru-buru masuk ke dalam kereta. “Teman-teman aku senang mendapatkan waktu bersama dengan kalian semua. Aku merasa waktu kita di gerobak busuk ini sangatlah berharga. Iya bukan?” tanya Rotter kepada semua personil The Gist di sampingnya.  “Namun sayang sekali, sepertinya aku hanya bisa mengantarkan kalian sampai disini saja.” Ucap Rotter tiba-tiba seolah ingin mengucapkan selamat tinggal.  Aku pun dengan cepat langsung keluar dari bilik gerobak itu kembali. Mencoba mengintip di depan gerobak apakah memang tujuan kami sudah benar-benar akan sampai. Namun saat aku keluar dan berdiri dengan kakiku menyentuh sela-sela keranda. Aku melihat sebuah cahaya yang jaraknya sangat jauh berada di depan.  Hampir seperti titik, aku tidak bisa melihat apapun di sekitarnya, dalam jarak seperti itu benar-benar mustahil untuk melihat yang ada disana bahkan dengan menggunakan teropong sekalipun. Namun dilihat dari titik-titik cahaya yang mengumpul membentuk suatu pola. Aku bisa merasakan kalau itu adalah kota Sandros. Masih jauh berada di hadapan kami. Dengan sangat bingung dan tak tahu apa yang dimaksud dengan Rotter aku pun masuk kembali ke dalam gerobak. “Apa maksudmu mengusir kami dan menyuruh kami untuk turun? Jarak antara kita dengan kota Sandros masihlah sangat jauh. Apa kau ingin kami agar berjalan di sana termekeh-mekeh di kegelapan malam sampai tak sengaja hinggap termakam oleh serigala liar?” tanyaku tak puas dengan ucapan Rotter tadi.  Jika mereka memang tak ikhlas untuk mengantarkan kami sampai ke gerbang kota Sandros tak seharusnya pula mereka menelantarkan kami seperti ini. Walaupun penumpang gelap dan tidak memiliki izin resmi, aku juga memiliki harga diri! Karena penasaran dengan perkataanku. Gilbart pun mencoba membuka jendela yang ada di belakangnya. Namun karena itu sangat jarang untuk dibuka. Engselnya sedikit macet dan sangat sulit untuk dibuka.  Gilbart dengan sekuat tenaga mencoba memaksa menarik engsel itu hingga akhirnya besi engsel keluar dan tak bisa menutup jendela dengan rapat. Melihat kesempatan itu Gilbart pun langsung mengintip keluar mencoba mencari tahu dengan mata kepalanya sendiri. “Hey kalian semua ada apa gaduh-gaduh di belakang!” Teriak sang kusir sepertinya terusik oleh suara jendela kayu yang menabrak dinding gerobak berulang-ulang kali. Tidak mungkin sang kusir yang berada di depan tidak mendengarnya. Kami semua pun panik terdiam, tak ingin keberadaanku dengan lainnya ketahuan oleh Sang Pak kusir itu.  Namun berbeda dengan Gilbart, bukannya bersembunyi dan masuk kembali ke dalam gerobak, ia terus saja berada di luar memegang kusen jendela dengan tangan kirinya serasa ia bergelantungan di jendela bak seekor monyet. Lalu dengan cepat Boris dengan otot besarnya mencoba memasukkan Gilbart kembali ke dalam gerobak dan menutup jendela itu dengan paksa. Dia pun membalas sahutan Sang kusir itu dan berkata  “Tidak apa-apa pak. Aku tak sengaja merusak engsel jendela gerobak ini karena ingin membukanya. Aku juga penasaran pak. Apakah tujuan kita akan segera sampai? Karena aku merasa perjalanan kita sudah cukup jauh” Untungnya balasan Boris tidak membuat sang pak kusir merasa curiga. Dia malah menjawab pertanyaan Boris dengan santai. “Ya sebentar lagi kita sudah akan sampai pak. Bahkan aku merasa kalau kalian sudah bosan duduk di dalam gerobak, kalian bisa keluar dan berjalan sendiri sampai di gerbang kota. Karena memang cukup dekat. Tapi walaupun kalian mencoba mengintip keluar. Ada sebuah cahaya kecil disana. Jangan khawatir Tuan itu hanyalah sistem pertahanan yang ada di kerajaan ini. Mereka mencoba membuat ilusi seakan-akan penjagaan di kota ini sedikit dan tidak ketat. Strategi itu cukup efektif untuk menghalau bandit yang akan hendak masuk ataupun para penyusup ilegal.” Ucap Sang kusir yang terdengar sepertinya sudah hafal sekali dengan sistem yang ada di kota Sandros sampai tahu akan sistem pertahanannya. Namun aku merasa itu adalah termasuk tipuan darinya. Karena mana mungkin seorang kusir biasa bisa mengetahui strategi dari sebuah kota. Sangat mustahil untuk dipikirkan bukan Neville? Sett pun menutup semua pintu dan jendela dengan sangat rapat. Dia pun berkata “Apakah kalian sudah dengar perkataan kusir tadi? Dia adalah seorang kusir yang berasal asli dari kota Sandros. Jadi dia tahu semua seluk beluk dari kota ini. Akan aku peringatkan kalian, jika kalian ketahuan oleh para penjaga atau pihak berwenang tidak membawa identitas atau barang-barang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam kota ini maka tamatlah kalian. Aku sendiri tidak akan berani macam-macam bila terjadi pada kalian, karena sungguh berat untuk aku katakan, meskipun tujuan kita sama-sama untuk pergi ke kota Sandros. Kita tidak akan bertemu lagi disana” ucap Sett dengan panjang lebar dengan nada yang menakut-nakuti. Aku tahu itu cukup efektif karena Marioth cukup takut saat mendengarnya “Bahkan meskipun ada seorang Raja Yagonia sendiri berada disini? Apakah mereka cukup bebal untuk tidak peduli dengan sosok Raja mereka di hadapan mereka. Walaupun kami ditangkap, alangkah bodoh sekali jika mereka benar-benar menangkap Raja mereka dan memenjarakannya. Alangkah bodoh sekali jika itu benar-benar terjadi” balas Noy dengan sangat tajam. Aku memang belum benar-benar mengerti sistem pemerintahan di sini karena memang terkenal sangat terdesentralisasi.  “Jika kalian memang ingin membuktikannya secara langsung, silahkan. Aku tidak akan menghalang-halangi kalian untuk melakukannya. Namun aku sudah berpesan sesuatu kepada kalian. Kalian harus benar-benar berhati-hati saat berada di kota ini. Ini bukanlah kota biasa, banyak hal yang aneh dan perlu diungkap ada di kota ini. Aku berbicara seperti ini bukan berarti ingin menakut-nakuti kalian, aku bahkan tidak memiliki keuntungan apapun untuk melakukan itu. Aku hanya mengatakannya sebatas hanya untuk benar-benar memperingatkan kalian karena kami benar-benar peduli. Terutama kepada Anda Yang Mulia. Kami sudah mewanti-wanti bila sesuatu terjadi kepada Anda. Dan jika memang ada sesuatu. Pasti kami adalah orang paling dicari selanjutnya.” Ucap Alice memperingatkan kami semua. Gilbart yang semenjak tadi diam dan tak berkata apa-apa sepertinya percaya dengan omongan yang dilontarkan para anggota The Gist. Tidak ada satupun yang benar-benar bisa dipercaya saat ini. Dan kami hanya bertumpu kepada mereka.  “Mereka benar Gavin. Sebelum aku memutuskan untuk pergi kesini, aku sudah melakukan investigasi mandiri. Dan aku sudah memiliki rencana agar kita bisa masuk dengan aman. Cepat kemasi barangmu, kita akan turun sebentar lagi”.  Aku tidak menyangka Gilbart akan berbicara seserius itu. Dia langsung menggandeng ranselnya dari belakang berusaha bersiap-siap keluar dari gerobak ini. Sementara Marioth juga ikut melepaskan selimut yang menutupi dirinya semenjak tadi dan mengangkut ranselnya juga.  Ia pun berkata “Ini adalah kepergianku sendirian bersama teman-teman tanpa mengajak  keluargaku. Aku benar-benar merasa berdebar-debar sekaligus cemas dalam dadaku. Serasa aku memiliki rasa antisipasi yang sangat besar namun di saat bersamaan juga bergidik ketakutan.”  Sementara itu semua perempuan disana yaitu Noy, Alice, dan Ivanka memeluk Marioth bersama-sama dengan sangat erat. “Tidak perlu ada yang harus kita khawatirkan. Kita sekarang mengemban misi suci untuk membantu umat manusia agar menjadi lebih baik. Aku yakin kita akan baik-baik saja. Dan meskipun kau belum meminta izin kepada orang tuamu, aku yakin saat kau pulang ke depan pintu rumahmu, mereka akan memasang ekspresi bahagia karena melihat anaknya melakukan misi mulia” ucap Noy sambil memeluk Marioth dari belakang membuatku sangat kaget. Aku mengira hanya aku saja yang belum meminta izin orang yang lebih tua. Gilbart pun langsung turun dari gerobak sesaat melihat gerobak yang berjalan memelan, sementara aku mengikutinya dari belakang. “Ayo Noy, Marioth, kita tidak punya banyak waktu. Kita harus segera bergegas!” ucapnya menyuruh Marioth dan Noy agar turun. “Aku mendoakan kalian semua agar selamat wahai para pengembara, aku berdoa kepada semua dewa yang ada di dunia agar jiwa kalian berjalan di antara mereka” Sett berteriak sambil melambaikan tangannya diikuti oleh personil The Gist yang lain seperti tidak takut ketahuan oleh Pak Kusir.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN