Chapter 81 : Bandit Ibukota

2036 Kata
Aku pernah sekilas mendengar tentang Bandit ibukota. Namun aku tidak benar-benar paham dengan konsep itu karena benar-benar tidak masuk akal di nalar pikiranku. Mungkin kau bisa lebih mengetahui tentang itu Neville. Aku hanya mengetahuinya sekilas dan tidak benar-benar jelas. Yang aku ketahui tentang Bandit ibukota adalah mereka merupakan sekelompok prajurit bayaran yang mempunyai kontrak untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor ataupun berat.  Alasan mereka dibentuk adalah banyak prajurit biasa yang enggan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor itu karena tidak sesuai dengan etika dan kode moral mereka. Para bandit hanya melakukan pekerjaan mereka berdasarkan uang dan kontrak yang sudah dibentuk. Namun para bandit tidak hanya mementingkan soal uang. Mereka juga mempunyai prinsip yang mereka pegang teguh. Yaitu mereka tidak pernah melanggar kontrak yang sudah dibuat ataupun menyerang orang yang tidak bersenjata meskipun itu adalah jebakan sekalipun.  Seorang bandit Ibukota yang sudah membuat kontrak tidak akan melanggar kontraknya meskipun ditawar oleh pihak musuh dengan jumlah yang lebih tinggi. Walaupun memang ada ok um-oknum bandit bermasalah yang melanggar kode etik tersebut, tapi memang Bandit Ibukota yang sesungguhnya seperti itu. Mereka disebut Bandit ibukota karena memang asal mereka dari situ. Dan Yagonia memang paling sering menjadi klien atau pelanggan atas jasa mereka. Bahkan pada saat masa pemerintahan ayahku. Hampir tidak ada kelompok bandit di ibukota yang tidak menjadi bagian dari milik ayahku. Mereka semua menjalin kontrak untuk mengabdi kepadanya seumur hidup. Para Bandit itu tentu saja senang dengan kontrak yang dibuat ayah karena bisa membuat hidup mereka lebih sejahtera daripada sebelumnya. Namun pada akhirnya ayahku merusak kontrak yang telah ia buat sendiri dengan para bandit itu. Membuat nasib mereka saat ini luntang-lantung dan menyebar kemana-mana Aku mendengar banyak dari mereka yang kabur ke negeri seberang, namun banyak pula dari mereka yang masih bertahan ibukota meminta pekerjaan kepada para bangsawan yang mungkin membutuhkan jasa mereka.  Aku sendiri selama ini tidak pernah bertemu dengan mereka secara langsung. Namun dari yang aku dengar-dengar banyak dari mereka yang sudah tidak bekerja sebagai bandit. Mereka masih berkelompok dan berkelana ke seluruh penjuru dunia. Dan laki-laki yang ada di depanku ini sama sekali tidak pernah terdengar oleh telingaku. Nama Viktor benar-benar sangat asing, bahkan rasa-rasanya bukan seperti nama khas orang Yagonia. “Kalian teruslah berjalan di belakangku. Karena aku akan terus melindungi kalian.” Aku sama sekali tidak mengerti maksud dari ucapan Viktor. Apa yang ada di depan kita sehingga ia perlu melindungi kami. Namun memang kami berempat memerlukan sosok yang lebih dewasa untuk melindungi kami. Walaupun aku tidak bisa mempercayainya sepenuhnya. Namun dia adalah jalan satu-satunya sekarang. Apalagi kami tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang cukup tentang tempat ini.  Kami berbaris berbondong-bondong di dalam lorong. Hanya obor menempel di dinding menjadi pencahayaan utama kami saat kami mulai berjalan. Dan juga aku melihat orang-orang ini berjalan seperti hendak menuju tempat eksekusi. Walaupun sebenarnya tidak mungkin juga karena mana mungkin seorang tawanan yang hendak di eksekusi membawa sebuah beliung di tangan mereka. Dan juga di barisan itu aku melihat seorang anak-anak yang sepantaran dengan kami. Aku mengira hanya kamilah satu-satunya anak-anak yang berada di sini. Aku pun mencoba menyerobot barisan dan berusaha menghampirinya. “Yang Mulia, jangan jauh-jauh! Cepat berada di dekatku lagi!” Teriak Viktor dengan pelan-pelan. Namun aku sama sekali tak memperdulikannya. Aku pun menghampiri anak lelaki yang kepalanya ditutupi helm itu dan berkata, “Hei, siapa namamu?”  Namun anak laki-laki itu tidak menjawab. Dia hanya menggumam dengan mulut tidak jelas sambil menganga. Seperti seolah berbicara kepada dirinya sendiri. Aku pun mencoba bertanya sekali lagi namun kali ini menyentuh pundaknya agar dia sadar akan keberadaanku di sampingnya.  Namun yang terjadi malah dia berteriak dengan histeris, menunduk dengan rendah sambil melindungi mukanya dengan tangannya. Sambil berteriak, dia pun berkata. “Kumohon jangan sakiti aku! Biarkan aku pulang. Aku hanya ingin bertemu dengan ayah dan ibuku disini!!” Teriakan histeris anak itu cukup membuat gaduh para tahanan. Sampai-sampai para penjaga menyuruh kami untuk berhenti berjalan dan memeriksa sendiri apa yang sedang terjadi. Aku Yang mencoba menjelaskan apa yang terjadi kepada sang petugas tiba-tiba tanganku ditarik membuatku melaju mundur.  Aku tak bisa melepaskannya, cengkeramannya sangat kuat hingga sendi di sikuku membentuk cap tangan berwarna merah dan tebal. Saat aku menengok, aku sadar kalau itu adalah Viktor yang mencoba menarikku keluar dari kerumunan itu. Sambil berjalan mundur dia pun berkata, “Bukankah sudah kubilang untuk tetap mengikuti langkahku dari belakang? Apakah perintah semacam itu sungguh sangat sulit Anda terima Yang Mulia? Dan lihatlah sekarang. Beberapa saat aku lengah dalam mengawasi Anda, kegaduhan langsung terjadi di sini” Aku merasa tak enak dengan Viktor karena telah merepotkannya. Seharusnya aku menjadi orang yang mampu untuk memecahkan masalah di sini namun malah membuat kekacauan lebih besar. Noy dan Gilbart menatapku dengan tajam. Serasa mengatakan kalau mereka marah dengan perbuatanku yang tak masuk akal. Namun mereka sesungguhnya tak mengerti apa yang aku inginkan dari anak itu. Aku hanya menginginkan informasi yang mungkin sudah ia peroleh lebih dulu. Dan juga karena kita sepantaran mungkin aku bisa mendapatkan informasi itu lebih mudah dari pada memperolehnya dari orang lain.  Kami berlima pun lanjut berjalan menyusup ke barisan yang lain. Sementara dari kejauhan aku mendengar anak tadi berteriak seraya menerima cambukan yang sangat keras dari sipir disana. Aku benar-benar merasa tak tega saat mendengarnya. Karena jujur saja dia mendapatkan itu karena aku. “Yang Mulia, sebaiknya Anda jangan mencoba-coba untuk berbicara dengan para tahanan di sini. Mereka semua sudah gila, otak mereka tak waras. Sebaiknya Anda harus benar-benar berhati-hati dalam memilih kawan atau mencari informasi yang Anda inginkan. Karena aku yakin Neville pasti mengajarkan Anda tentang hal itu” Saat aku mendengarnya mengucapkan namamu. Alu benar-benar tak tahu kalau kau sepopuler itu. Apakah kau mengenalnya Neville? Mungkin sudah terlambat saat kau menjawab atau mengatakan sebenarnya. Kami berjalan cukup jauh hingga melihat sebuah sumber cahaya sangat terang di depan. Dan benar saja, kami sudah berada di luar. Keadaan di luar benar-benar berbeda dari bayanganku. Aku mengira kalau kami berada di sebuah fasilitas tertutup penuh dengan pagar besi dan penjaga dimana-mana. Namun saat aku melihatnya di sini aku hanya melihat banyak batuan-batuan putih dan juga orang-orang yang menambangnya dengan jumlah sangat masif.  Aku tidak tahu batuan apa ini yang mereka tambang, namun karena jumlahnya yang sangat besar aku bisa mengira kalau ini adalah semacam batuan sihir. Batuan sihir yang aku ketahui hanyalah gemstone dan Armanites. Namun batuan-batuan ini sangat berbeda dengan kedua batuan yang aku ketahui itu.  Aku dan yang lain lun terus mengikuti Viktor dari belakang. Hingga akhirnya kami berada di sebuah persimpangan. Ada dua penjaga yang menghalangi jalan kami menuju kedua persimpangan itu. Dia seperti berusaha memeriksa sesuatu dalam diri kami. Namun aku tidak mengerti apa yang berusaha ia periksa. Karena sesungguhnya saat kami masuk ke dalam sel, kami tidak membawa atau diberikan apa-apa sebagai identitas.  Namun tiba-tiba Viktor yang memimpin kami di depan berkata, “Mereka berempat ikut denganku” dengan santainya. Penjaga itu pun langsung memperbolehkan kami lewat dengan mudah. Dengan melihat kelakuan Viktor itu benar-benar membuatku curiga, siapa dia sebenarnya sampai-sampai bisa memengaruhi penjaga seperti itu? Kami pun terus berjalan menuju sebuah lereng yang menukik. Tidak ada pegangan ataupun tangga bagi jalan kami menuju ke bawah. Kami hanya bisa berjalan dengan pelan-pelan agar tak tergelincir ataupun terjatuh. Karena saat aku menengok ke bawah meninggikan leher dan kakiku, aku melihat sebongkah batuan yang amat sangat besar tersebar di ujung jurang itu.  Aku tidak bisa membayangkan kepalaku terbentur disana dan hancur berkeping-keping dalam sekejap. Aku memegang tangan Noy seraya mencoba untuk berjalan turun, agar kami sama-sama berjalan dengan aman dan tidak tergelincir ke jalan yang salah. Kami berempat pun berhasil turun dengan selamat, sementara Viktor tetap berjalan memimpin kami di depan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dia berhenti di sebuah bongkahan batu besar. Mengangkat beliungnya dengan keras dan mulai menggali batu itu hingga suara besi dan batu itu terdengar nyaring bertubrukan. Kami sendiri terdiam melihatnya menambang batu itu, walaupun kami memegang beliung di masing-masing tangan kami. Kami benar-benar tidak tahu apa yang harus kami lakukan.  Karena saat melihat Viktor dengan badan kekar dan berototnya mencoba menggali vatu itu, hanya beberapa detik saja dia sudah terlihat kelelahan dengan banyaknya keringat yang menetes di urat-urat kulit ototnya. Aku melihat sekeliling juga tidak ada anak-anak seukuran kami melakukan pekerjaan ini. Aku benar-benar tidak yakin kalau kami harus memahat batu itu yang ukurannya sendiri 100 kali lebih besar dari kami. Jika kami mencoba memahatnya mungkin sebagian kecil saja yang berhasil untuk diambil dana lebih banyak membuat kami kelelahan. “Apa yang kalian lakukan, cepat gali batu ini dengan beliung kalian. Batu ini tidak akan habis dan terbit hanya dengan menggunakan tatapan kalia “ Sahut Viktor. Aku tidak benar-benar menyangka kalau dia setega itu menyuruh kami menggali batu itu bersama dengannya.  “Apa kau benar-benar menyuruh kami untuk menggali batu itu? Bukannya kami menolak namun kami benar-benar tidak mungkin untuk menggalinya dengan tangan kami. Dan juga bagaimana katamu tadi soal ingin menyelamatkan kita?” kata Marioth protes dengan ucapan Viktor.  Namun tiba-tiba Gilbart berjalan mendekati batuan itu  dengan ayunan beliung sangat keras hingga ke atas kepalanya, dia dengan sangat mudah memecahkan permukaan batuan itu dengan sekali pukul. Hingga menimbulkan suara tabrakan antara batu dan besi sangat nyaring dan hembusan angin sangat lebar.  Padahal sedari tadi aku melihat banyak sekali tahanan yang kesulitan untuk membuat kerusakan di batuan itu. “Sulit? Namun bocah di sini berkata hal lain. Sebaiknya kalian cepat menurutiku kalau kalian benar-benar ingin keluar dari tempat ini sesegera mungkin. Dengan perasaan ikhlas karena memang tak ada pilihan lain. Aku, Marioth dan Noy akhirnya memutuskan untuk ikut menggali batuan besar ini. Aku bisa mengakui, kalau kemampuan fisikku bisa dibilang cukup kurang bila dibandingkan dengan Gilbart.  Dan aku yakin saat Gilbart tadi mengayunkan beliungnya dengan keras, ia hanya mencoba untuk pamer akan kekuatannya kepada semua orang yang ada di tempat itu. Hal itu tergambar jelas dari ekspresinya memasang muka datar tanpa ekspresi. Ia berusaha mengatakan kalau hal yang baru saja ia lakukan adalah hal yang biasa dan tak perlu untuk dibesar-besarkan. Aku sudah mengetahui tabiatmu Gilbart. Sungguh sangat klasik dan mudah ditebak. Cih... Aku benar-benar kesulitan dalam memahat batuan ini. Aku benar-benar tidak tahu batuan apa ini sebenarnya, aku juga tidak merasakan adanya energi sihir di dalamnya. Firasatku yang mengatakan kalau ini adalah sebuah batu mulia biasa seperti ya benar. Aku jadi ga mencoba untuk mengalirkan energi sihirku dalam beliung ini namun tidak berhasil juga untuk menggores permukaannya. Aku melihat Marioth yang terlihat sangat kesusahan sekali dalam melakukan kegiatan ini. Sementara Noy, aku masih berharap kalau yang aku lihat adalah sebuah ilusi di siang bolong. Noy benar-benar berhasil memecahkan permukaan batu itu hingga retak. Namun aku enggan untuk memanggilnya dan memuji atas hasil yang telah dia peroleh. Karena sesungguhnya aku malu kalau dia tahu dengan apa yang kulakukan dengan batu yang kugali ini “Tuan, Anda tidak perlu bekerja terlalu keras. Aku menyuruh anda untuk menggali batu ini saja. Bukan untuk benar-benar mengambil kandungan batuan di dalamnya. Karena jika kau bisa melihat di atas sana.” Viktor menunjuk di atas bukit tempat kami berdiri.  “Kita sedang dikelilingi para penjaga yang mengawasi kita dengan secara seksama. Jika mereka mengamati kita dan menangkap ada sesuatu yang aneh. Niscaya mereka tidak akan segan-segan menangkap dan memindahkan kita ke bagian lain. Dan jika itu memang terjadi, rencana yang sudah kami susun tidak akan bisa berjalan dengan lancar Yang Mulia”  Aku sedikit tak paham dengan maksud rencana yang Viktor maksud. Apa mungkin kalau rencana yang ia maksud adalah rencana untuk keluar dari penjara ini? Karena jika itu memang benar, aku benar-benar akan merasa bersyukur. Aku pun mencoba bertanya kepada Viktor, “Rencana? Rencana apa yang kau maksud?” tanyaku pura-pura lugu. “Aku merasa Anda tidak akan sebodoh itu sampai-sampai tidak mengerti rencana yang aku maksud. Dan tentu saja Yang Mulia, Anda benar-benar berada dalam waktu dan kondisi yang tepat. Karena sebentar lagi, kami akan melakukan pemberontakan massal di tempat ini. Semua orang di dalam penjara s****n ini akan terlibat. Bila Anda berpikir kalau kami semua di dalam diam tanpa ekspresi itu bukanlah karena suatu hal khusus. Semuanya memang sudah direncanakan dari awal. Jadi aku harap Anda dan teman-teman Anda bisa bersiap-siap.” Ucapan Viktor membuatku benar-benar berdebar-debar. Gilbart, dan yang lain mendengarkan ucapan Viktor itu. Namun mereka memilih untuk tenang. “Aku tidak bisa berbicara lebih lengkap Tuan. Sebaiknya kita harus melanjutkan pekerjaan kita”.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN